6 TKI asal Sukabumi dan Cianjur Sukabumi Disekap di Kamboja

- Redaksi

Sabtu, 1 April 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Enam TKI asal Sukabumi dan Cianjur disekap di Kamboja. l Istimewa

Enam TKI asal Sukabumi dan Cianjur disekap di Kamboja. l Istimewa

sukabumiheadline.com l Enam tenaga kerja Indonesia (TKI) atau pekerja migran asal Kabupaten Sukabumi dan Cianjur, Jawa Barat dikabarkan hidup terkatung-katung dan di bawah ancaman mafia perdagangan manusia di Kamboja dalam tiga pekan terakhir.

Adapun, keenam pekerja tersebut adalah Ihsan Maulana (21), Encep Mulyana (20), Desta Anggara (22) dari Goalpara, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi. Kemudian, Dias Restu (20) dari asal Cisero, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Rifki Firmansyah (21) dari Manglid, Kecamatan Sukalarang, Kabupaten Sukabumi serta Angga Subrata (21) asal Kecamatan Gekbrong, Kabupaten Cianjur.

Informasi diperoleh dari keluarga pekerja migran, Leni Anggraeni menuturkan, awal saudaranya yang bernama Angga Subrata bersama enam temannya mendapat info lowongan kerja melalui pesan WhatsApp dari salah seorang sekolah.

“Jadi awalnya dapat informasi tentang lowongan kerja di luar negeri sebagai telemarketing di perbatasan Thailand yaitu Kamboja. katanya gaji 600 dolar Amerika per bulan ditambah bonus 100-200 dolar,” kata Leni.

Selanjutnya, tambah Lebih, Angga dan teman-temannya percaya dengan info tersebut karena bersumber dari salah seorang temannya.

“Lalu mereka dimasukan ke salah satu grup dengan nama ‘Thailand-Indonesia’ dan ternyata ada beberapa oknum yang sudah masuk, yang menyuruh melengkapi persyaratan, dan mengarahkan mereka dari awal pembuatan pasport sampai keberangkatan,” jelasnya.

Baca Juga :  Dalam 20 Menit Rumah, Bengkel dan 2 Unit Motor di Cisaat Sukabumi Terbakar

Namun, setelah tiba di Kamboja ternyata mereka malah dipekerjakan di tempat yang tidak seperti yang dijanjikan.

“Mereka bekerja dari pagi sampai malam, juga tidak ada libur, tidak boleh keluar apartemen. Parahnya lagi, mereka juga mendapatkan tindak kekerasan seperti distrum,” kata Leni.

“Keluarga sudah melaporkan masalah ini ke beberapa instansi tapi belum ada tanggapan. Kami khawatir mereka dijual ke agen tenaga kerja lain,” pungkasnya.

Berita Terkait

Arab Saudi dan UEA butuh 1,5 juta lebih pekerja bidang AI
Mohammed Taufiq Johari: Dari Unisba Bandung jadi Menpora Malaysia, magang di Garut, istri WNI
Suasana Natal di Gaza yang penuh keprihatinan
Fenomena ratusan sinkhole di Turkiye, pernah terjadi di Sukabumi, ini pemicunya
Pemukim Yahudi di Tepi Barat bertambah signifikan, PBB murka
Korupsi Rp556 miliar, eks Menteri Olah Raga China dihukum mati
Meski negaranya hancur, warga Gaza sumbang 1.000 Dolar AS untuk korban banjir Sumatera
Belum usai dengan Rusia, Ukraina diambang perang dengan negara Muslim

Berita Terkait

Senin, 29 Desember 2025 - 01:43 WIB

Arab Saudi dan UEA butuh 1,5 juta lebih pekerja bidang AI

Jumat, 26 Desember 2025 - 21:09 WIB

Mohammed Taufiq Johari: Dari Unisba Bandung jadi Menpora Malaysia, magang di Garut, istri WNI

Jumat, 26 Desember 2025 - 03:00 WIB

Suasana Natal di Gaza yang penuh keprihatinan

Kamis, 25 Desember 2025 - 18:11 WIB

Fenomena ratusan sinkhole di Turkiye, pernah terjadi di Sukabumi, ini pemicunya

Senin, 15 Desember 2025 - 01:04 WIB

Pemukim Yahudi di Tepi Barat bertambah signifikan, PBB murka

Berita Terbaru

Ilustrasi pegawai yang menguasai bidang artificial intelegence - sukabumiheadline.com

Internasional

Arab Saudi dan UEA butuh 1,5 juta lebih pekerja bidang AI

Senin, 29 Des 2025 - 01:43 WIB