Mantan Perdana Menteri Israel: Benjamin Netanyahu Stres Sadar Salah Langkah di Gaza

- Redaksi

Kamis, 9 November 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mantan PM Israel Benjamin Netanyahu - Istimewa

Mantan PM Israel Benjamin Netanyahu - Istimewa

sukabumiheadline.com l Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, dinilai telah “hancur secara emosional” karena kegagalannya mempertahankan keamanan nasional imbas serangan milisi Hamas Palestina pada 7 Oktober lalu. Hal itu diungkapkan mantan PM Israel, sebelumnya Ehud Olmert.

Olmert menganggap Netanyahu telah salah perhitungan menanggapi serangan Hamas dan soal ambisinya menguasai seluruh kontrol atas keamanan di Jalur Gaza, Palestina.

Olmert bahkan mengklaim Netanyahu sedang stress berat karena tekanan publik dan oposisi untuk mundur dari jabatan PM imbas kegagalan mencegah serangan Hamas pada 7 Oktober lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“[Netanyahu] telah menciut. Dia hancur secara emosional, itu sudah pasti. Maksud saya, sesuatu yang buruk tengah terjadi padanya. Bibi [sapaan akrab Netanyahu] telah bekerja sepanjang hidupnya dengan mempercayai alasan palsu bahwa dia adalah Mr. Security. Dia Mr. Bullshit,” kata Olmert dalam wawancaranya dengan Politico.

“Setiap menit dia berperan sebagai perdana menteri, setiap menit pula dia membahayakan Israel. Saya serius. Saya yakin Amerika mengerti bahwa dia [Netanyahu] dalam kondisi yang buruk,” paparnya menambahkan.

Baca Juga :  Diserang Hamas dari Gaza dan Hizbullah di Lebanon, Perwira IDF Israel Tewas

Karenanya, Olmert mewanti-wanti Israel soal kesabaran sekutu negara Barat yang semakin menipis karena kegagalan Netanyahu dan para menterinya menguraikan rencana realistis bagi pemerintahan di Gaza jika tanpa Hamas.

“Ada banyak hal yang bisa kita lakukan, tapi kita tidak bisa melakukan semua yang kita inginkan,” kata Olmert.

Ia juga memperingatkan keputusan Netanyahu untuk menguasai Jalur Gaza pascaperang dengan Hamas ini seperti langkah mundur yang diambil Israel pada 2005. Saat itu, Israel melancarkan operasi penggusuran dan pelepasan permukiman di Jalur Gaza hingga memicu perang sipil di Palestina antara Hamas-Fatah.

Dua tahun setelahnya, Hamas menduduki Jalur Gaza dan mengklaim berkuasa atas wilayah Palestina itu.

“Bukan kepentingan Israel mengontrol keamanan Gaza. Adalah kepentingan kami untuk dapat mempertahankan diri dengan cara berbeda dibandingkan sebelum serangan (Hamas) 7 Oktober. Tapi untuk menguasai Gaza lagi? TIDAK,” ucap Olmert.

Baca Juga :  Presiden Ukraina Serukan Yahudi Seluruh Dunia Berperang Lawan Rusia

Tingkat dukungan publik terhadap Netanyahu memang mencapai titik terendah sejak Israel berperang lagi dengan Hamas.

Sebuah jajak pendapat pada pertengahan Oktober lalu menunjukkan mayoritas warga Israel percaya bahwa kegagalan mencegah serangan Hamas memperlihatkan “bencana kepemimpinan” di tangan Netanyahu.

Dua pertiga responden bahkan mendesak siapa pun untuk mengganti Netanyahu sebagai PM Israel. Sebanyak 44 persen responden juga menilai Netanyahu harus bertanggung jawab atas serangan dadakan Hamas ke Israel pada 7 Oktober lalu yang menewaskan lebih dari 1.000 orang dan sekitar 200 orang disandera.

Sementara itu, korban tewas akibat agresi brutal Israel di Jalur Gaza, Palestina, selama satu bulan terakhir telah melebihi jumlah korban meninggal dunia dalam perang Rusia vs Ukraina yang berlangsung pecah 2022 lalu.

Per Senin (7/11/2023), Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan sebanyak 10.022 warga Palestina tewas imbas serangan Israel di Gaza, dengan 4.104 di antaranya merupakan anak-anak dan 2.641 lainnya perempuan.

Berita Terkait

Intervensi saksi pengadilan, Presiden Kolombia masih berkuasa divonis 12 tahun penjara
Momen PM Inggris gelar rapat kabinet darurat untuk akui Negara Palestina
Setelah Perancis, kini Kanada akui Negara Palestina di Sidang Umum PBB
Intip kecanggihan M142 HIMARS, tentara AS berlatih perang di dekat Sukabumi
Perancis akan akui Negara Palestina tahun ini, dibenci Israel-AS, dipuji spanyol dan Arab Saudi
Tim Persib ditengok Dubes Indonesia untuk Thailand
Iran akan lanjutkan perang dengan Israel
Kasus ijazah palsu, Wali Kota Shizuoka Jepang Maki Takubo mundur

Berita Terkait

Sabtu, 2 Agustus 2025 - 22:08 WIB

Intervensi saksi pengadilan, Presiden Kolombia masih berkuasa divonis 12 tahun penjara

Kamis, 31 Juli 2025 - 02:23 WIB

Momen PM Inggris gelar rapat kabinet darurat untuk akui Negara Palestina

Minggu, 27 Juli 2025 - 10:00 WIB

Setelah Perancis, kini Kanada akui Negara Palestina di Sidang Umum PBB

Minggu, 27 Juli 2025 - 00:55 WIB

Intip kecanggihan M142 HIMARS, tentara AS berlatih perang di dekat Sukabumi

Jumat, 25 Juli 2025 - 18:43 WIB

Perancis akan akui Negara Palestina tahun ini, dibenci Israel-AS, dipuji spanyol dan Arab Saudi

Berita Terbaru