Cerita Lirih Buruh Serabutan dari Surade Sukabumi Huni Gubuk Reyot

- Redaksi

Selasa, 7 September 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Rumah gubuk milik Candra Soibah. I Pahad Abdullah

Rumah gubuk milik Candra Soibah. I Pahad Abdullah

SUKABUMIHEADLINE.com l SURADE – Candra Soibah seorang duda anak satu bercerita ihwal perasaannya yang kerap merasa tidak tenang, pasalnya rumah yang ia tinggali sudah lapuk dan bisa roboh kapanpun tanpa ia duga.

Pria berusia 32 tahun, ini warga Kampung Cinursan RT 011/011 Desa Pasiripis, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Ia memilih bertahan menghuni rumah panggung berukuran 6 x 8 meter tersebut, meskipun nyaris ambruk.

Cerita dia, rumah yang ditinggalinya itu merupakan peninggalan kakeknya yang sudah meninggal dunia pada tahun 2018 lalu. Sepeninggal sang ibu, sejak ia masih berusia 2 tahun, Candra dibesarkan oleh kakek dan neneknya.

“Kalau ibu sudah meninggal dunia saat saya usia 2 tahun, sedangkan bapak pulang ke Banten. Sejak kecil saya diurus sama kakek dan nenek, hingga mereka meninggal dunia,” paparnya kepada sukabumiheadline.com Selasa (7/9/2021).

Sudah lama Candra memiliki keinginan untuk memperbaiki rumah tersebut. Namun, kondisi ekonominya tidak memungkinkan mewujudkan keinginannya itu.

“Saya ingin memperbaiki rumah ini, tapi kondisi ekonomi belum memadai. Penghasilan sehari-hari hanya cukup untuk makan,” ucap Candra.

 

Diakuinya, rumah tersebut sempat ia tinggalkan, lantaran menikah. Namun karena jalinan rumah tangganya kandas, iapun kembali menempati rumah itu.

Baca Juga :  Miris, Terungkap Sebab Neneng Loncat ke Sungai Cicatih Cibadak Sukabumi

Meskipun rumah kayu dan bambu, terbilang kuat karena dibangun sejak 40 tahun silam dengan beberapa perbaikan sederhana, terutama pada bagian atap.

“Kayu dan bambunya sudah lapuk, atap pada bocor. Bahkan, di bagian dapur sudah roboh. Bukan tidak mau memperbaiki, namun kondisi ekonomi tidak memungkinkan. Buat makan saja susah, mengandalkan kerja serabutan, dengan penghasilan tidak menentu,” kata dia.

Sebagai buruh serabutan, penghasilan Candra hanya Rp20 ribu sehari. Meskipun terkadang sampai Rp50 ribu, namun terbilang sangat jarang.

“Bahkan, kalau tidak ada yang menyuruh kerja, saya terpaksa minta makan ke saudara atau teman,” pungkasnya lirih.

Berita Terkait

Bahaya medsos! 4 remaja Sukabumi dipaksa lakukan prostitusi anak
Innalilahi, Kholid pria asal Sukabumi ditemukan membusuk dalam posisi jongkok
Tukang kredit baju merintih sebelum ditemukan meninggal dunia di toilet masjid Jampang Kulon Sukabumi
Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi tolak Susukecir gabung Kota Mochi
Status 381 desa di Kabupaten Sukabumi, 2027 diklaim terkoneksi semua
Padil, pria asal Cicurug Sukabumi tewas korban lakalantas maut
Komisi II DPR RI terima aspirasi warga Susukecir gabung Kota Sukabumi
Audiensi Forum CJH 2026, Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi janji perjuangkan aspirasi

Berita Terkait

Kamis, 4 Desember 2025 - 12:59 WIB

Bahaya medsos! 4 remaja Sukabumi dipaksa lakukan prostitusi anak

Kamis, 4 Desember 2025 - 11:56 WIB

Innalilahi, Kholid pria asal Sukabumi ditemukan membusuk dalam posisi jongkok

Kamis, 4 Desember 2025 - 03:25 WIB

Tukang kredit baju merintih sebelum ditemukan meninggal dunia di toilet masjid Jampang Kulon Sukabumi

Rabu, 3 Desember 2025 - 23:51 WIB

Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi tolak Susukecir gabung Kota Mochi

Rabu, 3 Desember 2025 - 18:51 WIB

Status 381 desa di Kabupaten Sukabumi, 2027 diklaim terkoneksi semua

Berita Terbaru