Dukung Timnas Indonesia di SEA Games Kamboja, ternyata Muslim Cham tak shalat dan puasa

- Redaksi

Kamis, 28 Maret 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Muslimah etnis Cham. - Wikipedia

Muslimah etnis Cham. - Wikipedia

sukabumiheadline.com – Menjelang laga Timnas Indonesia U-22 vs Timor Leste pada lanjutan SEA Games 2023, Ahad (7/5/2023) lalu, satu keluarga Muslim Cham yang juga ikut mendukung Tim Garuda. Menariknya, etnis Cham merupakan warga asli Vietnam dan Kamboja.

Namun, Ahmath bin Osman, bersama istri dan seluruh keluarga besar sengaja menyaksikan laga Timnas Indonesia U-22. “Karena kami cinta Indonesia,” kata Ahmath.

“Kami semua Muslim dari suku Cham. Jadi kami support Timnas Indonesia U-22 atas solidaritas sesama Muslim. Kami belum pernah ke Indonesia tetapi kita saudara,” imbuhnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Muslim Cham

Suku Cham adalah kelompok etnis di Asia Tenggara. Mereka menghuni daerah antara Provinsi Kampong Cham di Kamboja dan daerah Phan Rang-Thap Cham, Phan Thiết, Ho Chi Minh City dan An Giang di Vietnam tengah.

Saat ini ada sekira 127.000 orang etnis Cham di Vietnam dan 417.000 di Kamboja. Selain itu, di Laos juga populasinya ada dan diperkirakan mencapai 15.000 jiwa.

Kemudian, di Malaysia sebanyak 25.000 jiwa, Thailand 4.000 jiwa, dan Prancis 1.000 jiwa.

Muslim Cham tak shalat dan puasa, ini sebabnya

Shalat dan puasa adalah kewajiban bagi seluruh umat Islam. Keduanya bahkan termasuk ke dalam rukun Islam.

Meski demikian, kewajiban tersebut tidak berlaku bagi Muslim Cham di Vietnam. Menurut riset Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska) Riau berjudul The Influence of Hinduism Toward Islam Bani oleh Kamiruddin, Ismardi dkk yang diterbitkan pada 2018, setidaknya ada dua komunitas Islam di Vietnam.

Baca Juga :  5 Film Hollywood yang Menampilkan Sisi Positif Muslim

Pertama, komunitas yang berpegang teguh pada AlQuran dan hadits yang berkembang di kota-kota besar. Kedua, komunitas Muslim Cham yang cukup kontroversial yakni, Cham Awal (Cham Bani).

Kehidupan kelompok muslim Cham Bani lekat dengan budaya lokal dalam ritual beragamanya. Tradisi yang dianut mereka adalah tradisi campuran Islam dengan tradisi asli Cham peninggalan nenek moyangnya yang memeluk Hindu.

Dalam riset Ba Trung dengan judul Bani Islam Cham in Vietnam terbitan 2008, komunitas Muslim Cham tidak menjalankan puasa Ramadhan. Lebih tepatnya, mereka tidak mengenal Ramadhan tetapi Ramuwan yang dilakukan bersamaan dengan Ramadhan.

Sedangkan, puasa Ramadhan hanya diwakili oleh imam atau orang yang dituakan dalam keluarga. Mereka menilai, Ramadhan menjadi bulan pelatihan bagi pemuka agama baru, persiapan kematian, dan penyucian.

Masih dari sumber yang sama, tiga hari sebelum Ramadhan, Cham Bani akan menggelar sejumlah upacara dan mengunjungi makam leluhur. Lalu, selama Ramadhan, mereka mengantar persembahan berisi makanan kepada pemuka agama yang datang ke masjid.

Menurut keyakinan komunitas Muslim tersebut, tujuan dari persembahan ini ialah sebagai ketulusan kepada Allah SWT.

Saat di masjid, para pemuka agama melakukan meditasi. Selama tiga hari lamanya mereka tidak berbicara, makan, dan minum.

Baca Juga :  Jannes Kilon Diaz ngaku nabi umat Muslim dan punya mukzijat, tapi diutus untuk bubarkan Islam

Setelah periode ini lewat, mereka melanjutkan dengan dakwah di dalam masjid selama 15 hari di bulan Ramadan. Ramadan yang diyakini kelompok muslim ini berlangsung selama 15 hari, bukan 30 hari.

Masih dari riset The Influence of Hinduism Toward Islam Bani (2018), muslim Cham Bani di Vietnam juga tidak melangsungkan ibadah shalat lima waktu seperti Muslim pada umumnya. Mereka hanya mendirikan shalat Jumat dan memandang kewajiban shalat bisa diwakilkan melalui perwakilan yang disebut Acar.

Nantinya, Acar ini menitipkan shalat dari keluarganya agar kehidupan di dunia dan akhirat berlangsung baik.

Penyebab berbedanya ajaran Muslim Cham

Menurut riset The Cham Muslims of Vietnam oleh Jay Willoughby (1999) disebutkan bahwa penyebab berbedanya ajaran Islam Muslim Cham dengan Islam pada umumnya ialah proses Islamisasi yang tidak tuntas.

Hal itu karena ketika proses islamisasi di kalangan aristokrasi Kerajaan Champa, tiba-tiba terjadi pertempuran yang menyebabkan proses penyebaran dakwah Islam di kalangan masyarakat Champa terputus. Karenanya, ajaran Islam Muslim Cham Bani yang sampai kepada penduduk menjadi tidak utuh.

Putusnya ajaran makin memburuk usai Champa terisolasi politik yang menyebabkan mereka tertinggal oleh proses dan perkembangan Islamisasi di Melayu. Khususnya mereka yang tinggal di wilayah Phan Rang dan Phang Ri.

Proses yang terputus itulah menyebabkan lahirnya Muslim Cham Bani. Ajaran Islam yang berbeda itu membuat Muslim Cham Bani dikucilkan. Meski demikian, banyak ulama yang berupaya untuk meluruskan ajaran Muslim Cham.

Berita Terkait

Profil Mayjen TNI Kurnia Dewantara asal Sukabumi, anak Babinsa yang dermawan
Mengungkap konsesi jalur rel KA Cibadak-Pelalabuhanratu Sukabumi milik RA Eekhout
Profil dan pemikiran Luki Abdullah, profesor Fapet IPB University asal Sukabumi
Kisah Cecep Abdullah, viral bersihkan masjid di Sukabumi, kini diundang naik haji Raja Salman
5 tokoh nasional yang pernah diasingkan ke Sukabumi, dari wakil presiden hingga ulama besar
Sejarah singkat RSUD Sekarwangi Sukabumi, berdiri sejak 1932
Kisah penemuan guci besar berisi emas dan berlian di perbatasan Sukabumi
Mengenal keturunan Prabu Siliwangi penguasa Kesultanan Cirebon dari masa ke masa

Berita Terkait

Sabtu, 7 Juni 2025 - 03:18 WIB

Profil Mayjen TNI Kurnia Dewantara asal Sukabumi, anak Babinsa yang dermawan

Jumat, 6 Juni 2025 - 02:50 WIB

Mengungkap konsesi jalur rel KA Cibadak-Pelalabuhanratu Sukabumi milik RA Eekhout

Jumat, 30 Mei 2025 - 04:14 WIB

Profil dan pemikiran Luki Abdullah, profesor Fapet IPB University asal Sukabumi

Selasa, 27 Mei 2025 - 18:24 WIB

Kisah Cecep Abdullah, viral bersihkan masjid di Sukabumi, kini diundang naik haji Raja Salman

Minggu, 25 Mei 2025 - 03:52 WIB

5 tokoh nasional yang pernah diasingkan ke Sukabumi, dari wakil presiden hingga ulama besar

Berita Terbaru