sukabumiheadline.com – Mulai 1 Juli semua Koperasi Desa (Kopdes) dan Kelurahan Merah Putih (KMP) di Kota dan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, sudah bisa mengajukan pinjaman modal ke Himpunan Bank Negara (Himbara). Baca selengkapnya: Bupati Sukabumi sebut 337 Koperasi Desa Merah Putih sudah terbentuk
Hal itu dikemukakan Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menyebut, keputusan ini merupakan hasil rapat koordinasi dengan sejumlah Kementerian/Lembaga terkait, Rabu (25/6/2025).
“1 Juli uang plafonnya bisa digunakan, plafon pinjaman sudah bisa digunakan,” kata dia dikutip Ahad, (28/6/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurutnya, untuk melakukan pengajuan pinjaman, kopdes harus menyusun proposal khusus, bagaimana bentuk koperasi yang akan berjalan, apakah sembako, pangkalan gas atau gerai pupuk. Proposal itu juga harus dilengkapi dengan bagaimana koperasi tersebut dapat menggunakan modalnya.
“Tadi sudah disampaikan ya bagaimana cara menguangkannya, kemudian aspek IT-nya gimana, kemudian proposalnya, karena ini kita memilih cara yang benar, bukan cara yang mudah. Jadi misalnya nanti, ini kan bukan APBN ya, koperasi itu nanti pinjaman, plafon. Misalnya dia mau menjadi agen sembako, bagaimana caranya proposal untuk menguangkan modalnya, itu nanti disiapkan,” terangnya.
Saat ini jumlah Koperasi Desa Merah Putih telah mencapai lebih dari 80.000 unit. Zulhas mengatakan sebanyak 65.000 unit sudah berbadan hukum.
“Mudah-mudahan sampai akhir Juni semua sudah punya legalitas yang lengkap. Jadi sudah ada dari Menteri Hukumnya sampai Juni ini dan sampai Juni ini juga sudah dipersiapkan yang mock up 80.000 unit dan Insyaallah nanti tanggal 19 akan diluncurkan oleh bapak Presiden (Prabowo Subianto),” jelas dia.
Sebelumnya, Wakil Menterian BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan plafon pinjaman yang diberikan berkisar Rp1-3 miliar untuk setiap Kopdeskel Merah Putih. Pria yang akrab disapa Tiko itu mengatakan pihaknya baru memperkirakan anggaran setiap Kopdeskel Merah Putih berdasarkan kebutuhan.
Untuk skala kecil, Tiko menyebut diperkirakan hanya membutuhkan anggaran Rp1 miliar. Anggaran itu digunakan untuk membangun gudang ukuran 100 meter dan truk.
“Kami kemarin sudah melakukan simulasi, seandainya katakanlah koperasi yang di skala desanya kecil, dia butuh truk satu, dan bangun gudang skala 100 meter itu mungkin sekitar Rp1 miliar misalnya gitu. Jadi kita lagi mengukur skalanya, jadi Rp3 miliar itu tidak semuanya ya, tergantung kebutuhan dan size koperasi dan desanya masing-masing,” kata Tiko usai menggelar rapat koordinasi terbatas, di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta Pusat, Rabu (4/6/2025).
Lebih lanjut, kebutuhan tersebut dibedakan menjadi dua, yakni sebagai investasi dan modal bisnis. Untuk investasi, Tiko menerangkan digunakan untuk membangun gudang, membeli alat dan mesin pertanian, atau truk.