sukabumiheadline.com – Sebanyak 10 pelajar asal Jawa Barat diamankan petugas keamanan Taman Wisata Candi (TWC) Prambanan. Diketahui, mereka membuat ulah di kawasan wisata candi tersebut pada Ahad (28/12/2025).
Selanjutnya, Polsek Prambanan bersama Dissos P3APPKB Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, membawa mereka untuk diberikan pembinaan.
Dikutip dari laman media sosial Polsek Prambanan, kesepuluh pelajar asal Sukabumi dan dan Cianjur tersebut diamankan polisi, karena kedapatan memasuki kawasan candi dengan melompat pagar pembatas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut Kapolsek Prambanan AKP Nyoto, peristiwa tersebut terjadi pada Ahad, sekira pukul 10.00 WIB. saat itu, petugas keamanan TWC melihat sekelompok remaja melompat pagar di dekat kantor penerangan candi.
AKP Nyoto bersama personel kepolisian, Bhabinkamtibmas, dan unsur terkait segera mendatangi lokasi guna memastikan situasi tetap aman dan kondusif.
Selanjutnya, petugas keamanan para remaja itu kemudian diamankan dan diserahkan ke Polsek Prambanan Klaten untuk dilakukan pendataan dan pembinaan.
Dari hasil pendataan, diketahui beberapa pelajar berasal dari Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, dan masih berstatus sebagai salah satu siswa SMP serta SMA.
Mereka mengaku masuk ke area candi karena ingin melihat langsung Candi Prambanan dan berfoto, namun tidak memiliki uang untuk membeli tiket masuk. Proses pembinaan dilakukan dengan pendampingan dari Dissos P3APPKB Klaten serta relawan terkait.
Dalam penanganannya, Polisi mengedepankan pendekatan persuasif dan edukatif. Sebelum diserahkan kepada Dissos P3APPKB Klaten, para pelajar diberi kesempatan untuk berfoto dengan latar belakang Candi Prambanan di bawah pengawasan petugas sebagai bagian dari pembinaan dan edukasi.
“Mereka melompat pagar pembatas TWC Prambanan hanya ingin melihat candi dan berfoto, namun tidak memiliki uang. Alhamdulillah sebagian orang tua mereka berhasil kami hubungi, dan selanjutnya kami lakukan pembinaan bersama relawan Forkap serta Dinas Sosial Kabupaten Klaten untuk proses pengembalian ke kampung halaman di Jawa Barat,” jelas AKP Nyoto.
Setelah dilakukan pembinaan, para pelajar menyatakan menyesal dan berjanji tidak mengulangi perbuatannya. Dissos P3APPKB Klaten memastikan mereka akan dibekali kebutuhan untuk perjalanan pulang ke daerah asalnya.
Tidak dijelaskan apakah kedatangan mereka ke Klaten bersifat pribadi, atau merupakan kegiatan resmi dari sekolah masing-masing.









