21.5 C
Sukabumi
Jumat, Maret 29, 2024

Dua pemuda Cikole dan Warudoyong Sukabumi terpaksa harus rayakan Lebaran di penjara

sukabumiheadline.com - Jajaran Satnarkoba Polres Sukabumi Kota,...

Soal tangan buruh wanita asal Bojonggenteng Sukabumi putus, Latas: Disnaker harus proaktif

sukabumiheadline.com - Paskakecelakaan kerja yang terjadi di...

Polsek Parakansalak Sukabumi kembali hunting pocong, hasilnya?

sukabumiheadline.com - Kabar beredar di masyarakat adanya...

Banting Setir dari Kontraktor, Pemuda Nagrak Sukabumi Sukses Bertani Hidroponik

EkonomiBanting Setir dari Kontraktor, Pemuda Nagrak Sukabumi Sukses Bertani Hidroponik

SUKABUMIHEADLINE.com I NAGRAK – Perkebunan Hidroponik yang berada di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, ini terbilang sukses dalam bisnis sayuran hidroponik dengan omset lumayan besar.

Mochammad Salahudin atau sering disapa Dede, warga Desa Nagrak Utara, Kecamatan Nagrak, ini salah seorang warga yang berupaya bangkit di masa pandemi Covid-19 dengan merintis usaha pertanian hidroponik.

Dede yang sebelumnya berprofesi sebagai kontraktor, itu mendirikan Pohaci Farm sejak  Oktober 2020, bersama dengan beberapa temannya.

“Semuanya berawal dari hobi bercocok tanam. Di awal pandemi ini saya melihat prospek tanaman hidroponik, dan kebetulan ada kelompok pemuda yang emang tertarik di bidang agribisnis dan pemberdayaan pemuda milenial,” ucap Dede saat berbincang dengan sukabumiheadline.com, Selasa (27/10/2021) malam.

Kru Pohaci Farm. l Istimewa

Lebih jauh, Dede mengakui bahwa ilmu bertani hidroponik secara otodidak dengan mempelajari dari media sosial. Ditambah dari hasil sharing dengan komunitas petani hidroponik di Sukabumi.

“Belajar otodidak, sesekali melihat dari media sosial media seperti YouTube. Selain itu, saya juga rajin sharing dengan komunitas (hidroponik-red). Semua dilakukan bareng bareng bersama pemuda milenial dari mulai instalasi, meracik nutrisi dan proses penyemaian hingga panen,” tambah Dede.

Pada awalnya, Dede mengaku bingung ke mana hasil pertanian hidroponiknya harus dipasarkan, mengingat hasil pertanian model hidroponik tentu berbeda harga dan pasarnya dengan pertanian konvensional.

“Awalnya bingung pemasarannya gimana, lalu dicoba mencari market sendiri oleh tim marketing ke restoran-restoran dan supermarket. Alhamdulillah berhasil. Sekarang kita rutin kirim ke restoran. Bahkan, sudah bisa masuk ke supermarket di sejumlah kota-kota besar,” ungkapnya.

Usaha pertanian milik Pohaci Farm terus berkembang dan kini sudah memiliki tiga kebun yang menyediakan beragam sayuran hidroponik, mulai dari sayuran oriental, pakcoy, bayam, macam-macam selada, kailan, kale, dan buah melon.

Kebun hidroponik milik Pohaci Farm. l Istimewa

Selama satu tahun berjalan, kini Pohaci Farm punya omset yang terbilang luar besar, Rp8 juta per bulan.

“Dulu kami mendirikan Pohaci Farm dengan modal awal Rp10 juta, dan sekarang bisa meraih omset Rp8 juta setiap bulannya,” ungkap pria berusia 28 tahun itu.

Setelah satu tahun berjalan, Dede mengaku bangga dan bersyukur karena kini bisa mensejahterakan para petani milenial yang tertarik di bidang pertanian.

“Dan alhamdulillah, sekarang kami juga bisa merangkul petani-petani hidroponik lainnya yang belum memiliki pasar, dengan cara membantu mereka memasarkan produk pertaniannya,” pungkasnya.

Konten Lainnya

Content TAGS

Konten Populer