21.5 C
Sukabumi
Jumat, Maret 29, 2024

Soal tangan buruh wanita asal Bojonggenteng Sukabumi putus, Latas: Disnaker harus proaktif

sukabumiheadline.com - Paskakecelakaan kerja yang terjadi di...

Polsek Parakansalak Sukabumi kembali hunting pocong, hasilnya?

sukabumiheadline.com - Kabar beredar di masyarakat adanya...

Dua pemuda Cikole dan Warudoyong Sukabumi terpaksa harus rayakan Lebaran di penjara

sukabumiheadline.com - Jajaran Satnarkoba Polres Sukabumi Kota,...

Cerita Buruh Bangunan Asal Cidahu Sukabumi Bisa Sekolahkan 3 Anak Hingga Sarjana

SukabumiCerita Buruh Bangunan Asal Cidahu Sukabumi Bisa Sekolahkan 3 Anak Hingga Sarjana

SUKABUKABUMIHEADLINE.com l CIDAHU – Kisah inspiratif datang dari sebuah pasangan suami istri (Pasutri) di Kampung Pasirdoton RT 03/01 Desa Pondokkaso Tengah, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Pasutri ini adalah Aim Abdulrohim (57) dan Yanah Sri Wahyuni (52). Dari keluarga kecil ini lahir lima orang anak. Satu di antaranya sudah berkeluarga, tiga anak kembar baru saja lulus sarjana, sementara anak bungsu masih berusia 11 tahun.

Aim sehari-hari berprofesi sebagai buruh bangunan, sementara Yanah berperan sebagai ibu rumah tangga. Aim rela bekerja jadi buruh bangunan hingga ke Ambon supaya keluarganya tetap makan dan anaknya bisa mendapat kehidupan yang lebih baik setelah lulus kuliah.

Aim mengaku sempat kewalahan dan harus menjual sawah, perhiasan istrinya sampai meminjam uang ke bank supaya studi ketiga anak kembarnya lancar tanpa terkendala.

“Walaupun saya hanya buruh bangunan, saya terus berusaha keras untuk bisa menguliahkan ketiga anak kembar saya sampai mereka lulus. Apapun yang kami punya, barang yang bisa dijual atau digadaikan supaya kebutuhan mereka terpenuhi,” kata Aim kepada sukabumiheadlines.com, Senin, 12 Juli 2021.

“Sampai saya kerja jauh ke Ambon, jauh dari keluarga karena pekerjaan saya yang biasanya dekat sekarang sedang sulit. Karena ada tawaran kerja ke Ambon, ya saya jalani,” pungkas Aim.

BURUH BANGUNAN
Yanah dan kedua anaknya berfoto usai wisuda. | Foto: Istimewa

Aim tak sendiri. Ia didampingi istrinya, Yanah, yang sehari-hari mengurus rumah tangga. Untuk membantu meringankan beban suaminya, Yanah membuka warung kecil, kredit pakaian, sampai bantu-bantu di desa.

“Meski bukan kalangan orang kaya, tapi bisa sekolahkan ketiga anak ke perguruan tinggi. Ikhlas walau harus menjual semua barangnya supaya anak dibekali ilmu bermanfaat,” kata Yanah.

“Saya saat itu tidak punya tabungan sama sekali, jadi suami yang kerja keras sampai banting tulang cari uang buat keperluan kuliah mereka. Tapi tetap saya bantuin suami untuk meringankan bebannya,” tutup Yanah.

Konten Lainnya

Content TAGS

Konten Populer