Deretan Foto Ketika Pasukan Sekutu Kepayahan dalam Pertempuran Bojongkokosan Sukabumi

- Redaksi

Senin, 25 Desember 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Patung para pejuang Indonesia di Palagan Bojongkokosan, Sukabumi. l Istimewa

Patung para pejuang Indonesia di Palagan Bojongkokosan, Sukabumi. l Istimewa

sukabumiheadline.com l Bojongkokosan merupakan nama suatu Desa di Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Sebuah desa yang namanya begitu populer karena pernah menjadi arena pertempuran antara pejuang kemerdekaan Indonesia dengan Pasukan Sekutu.

Ketika itu, konvoi Pasukan Sekutu dibuat tak berdaya oleh para pejuang yang gigih bertekad memerdekakan diri dari cengkeraman penjajah Belanda, atau lebih dikenal dengan Pertempuran Bojongkokosan melawan tentara Inggris dan NICA pada 1945 hingga 1946.

Saking sengitnya, bahkan Pertempuran Bojongkokosan, konon menjadi cikal bakal dari peristiwa Bandung Lautan Api, di Kota Bandung.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Terjadinya pertempuran Bojongkokosan dimulai ketika tentara Inggris, yakni Gurkha, dan NICA sebanyak satu batalyon berusaha masuk ke wilayah Sukabumi.

Pasukan Sekutu saat berperang dengan pejuang Indonesia di Bojongkokosan, Sukabumi. l Istimewa
Konvoi tank Pasukan Sekutu saat berperang dengan pejuang Indonesia di Bojongkokosan, Sukabumi. l Istimewa

Perang dimulai datangnya tentara sekutu menuju Sukabumi untuk mengambil tawanan Jepang di daerah Sukabumi. Dan, memberikan bantuan ke Bandung yang pada saat itu sedang terjadi pergolakan antara pihak pemuda dengan tentara Sekutu serta menjaga kelancaran relasi jalan darat antara Bogor-Sukabumi-Cianjur.

Peristiwa di Bojongkokosan merupakan salah satu faktor penyebab dari peristiwa Bandung Lautan Api pada 24 Maret 1946. Hal ini disebabkan karena ditinjau dari strategi nasional, daerah jalur Jakarta-Bogor-Sukabumi-Bandung merupakan urat nadi kekuatan sekutu untuk menguasai daerah yang dilalui jalur tersebut.

Pasukan Sekutu saat berperang dengan pejuang Indonesia di Bojongkokosan, Sukabumi. l Istimewa
Konvoi Pasukan Sekutu saat berperang dengan pejuang Indonesia di Bojongkokosan, Sukabumi. l Istimewa

Pertempuran Bojongkokosan atau perang konvoi ini terjadi dalam dua periode. Pertama terjadi pada tanggal 9 sampai 12 Desember 1945, kedua terjadi dari tanggal 10 sampai 14 Maret 1946.

Penuturan Kepala Museum Palagan Bojongkokosan, Jajang Haris Rismawan (55) belum lama ini menyampaikan, konvoy pasukan sekutu ketika itu panjangnya sekitar 12 km dan disergap disebuah daerah yang bernama “Bojongkokosan” dengan perlawanan menggunakan senjata seadanya, pada sekira pukul 16.00 WIB.

Pasukan Sekutu saat berperang dengan pejuang Indonesia di Bojongkokosan, Sukabumi. l Istimewa
Pasukan Sekutu saat berperang dengan pejuang Indonesia di Bojongkokosan, Sukabumi. l Istimewa

Pada 9 Desember 1945 pasukan sekutu yang bertujuan menguasai Jawa Barat, bergerak dari Jakarta menuju Bandung melalui jalur sukabumi. Sebelumnya atas perintah komandemen Jawa Barat, Mayjend Didi Kartasasmita, Resimen III TKR sukabumi yang dipimpin Letkol. Edi Sukardi, membuat garis pertahanan dengan menempatkan Batalion I dibawah pimpinan Mayor Yahya Bahram Rangkuti di sekitar wilayah Ciawi – Cigombong – Cibadak.

Baca Juga :  Kisah Ulama Kharismatik Sukabumi, KH Muhammad Kholilullah Berjuang dengan Pena dan Golok

Sementara, para pejuang RI dibantu dengan pasukan laskar masyrakat seperti, Hizbullah, Sabilillah, Barisan Banteng, Barusan Pemuda Proletar, Laskar, KRIS, Pesindo dan para santri dari berbagai pondok pesantren.

Pasukan Sekutu saat berperang dengan pejuang Indonesia di Bojongkokosan, Sukabumi. l Istimewa
Konvoi Pasukan Sekutu saat berperang dengan pejuang Indonesia di Bojongkokosan, Sukabumi. l Istimewa

Sebanyak 150 truk dan diantaranya ada kendaraan lapis baja tank Sherman datang. Namun, punggawa perang dunia kedua, terpaksa tertahan menghadapi tekad para pejuang. Penghadangan pun dilakukan. Dimulai dari daerah Cigombong, Kabupaten Bogor hingga ke Ciranjang, Kabupaten Cianjur.

Konvoi yang dilakukan pasukan sekutu berhasil masuk ke garis pertahanan TKR. Saat mendekati tebing Bojong Kokosan, pasukan TKR memborbardir tembakan.

Pasukan tentara sekutu yang bersenjatakan peralatan perang modern melakukan pembalasan dengan tank baja, mortir, dan senapan mesin.

Pasukan Sekutu saat berperang dengan pejuang Indonesia di Bojongkokosan, Sukabumi. l Istimewa
Pasukan Sekutu saat berperang dengan pejuang Indonesia di Bojongkokosan, Sukabumi. l Istimewa

Namun, tentara TKR berhasil meloloskan diri dari serangan sekutu setelah terjadinya hujan deras disertai kabut mengguyur kawasan Bojongkokosan. Pertempuran kembali terjadi di sepanjang jalan Bojongkokosan hingga perbatasan Cianjur seperti Ongkrak, Selakopi, Cikukulu, Situawi, Ciseureuh hingga Degung.

Perang juga meluas hingga lintasan Ngaweng, Cimahpar, Pasekon, Sukaraja, hingga Gekbrong di perbatasan Sukabumi-Cianjur. Tentara sekutu yang dalam perjalanan ke Bandung dibuat gentar oleh terjadinya penyerangan di Bojong Kokosan sehingga mengajak pemimpin TKR dan pemerintah setempat untuk berunding. Diwakili Komadan Resimen III, Letnan Kolonel Edi Sukardi, akhirnya usulan gencatan senjata disetujui.

Namun, gencatan senjata yang dirundingkan oleh komandan tentara Sekutu ternyata hanya berlangsung sehari, karena pada tanggal 10 Desember 1945, tentara sekutu kembali membombardir Kecamatan Cibadak. Pengeboman itu tercatat dalam majalah Belanda The Fighting Cock: The Story of The 23rd Indian Division ditulis oleh Letnan Kolonel A.J.F. Doulton.

Pasukan Sekutu saat berperang dengan pejuang Indonesia di Bojongkokosan, Sukabumi. l Istimewa
Pasukan Sekutu saat berperang dengan pejuang Indonesia di Bojongkokosan, Sukabumi. l Istimewa

Sekutu melakukan pengeboman udara setelah mengetahui puluhan tentaranya tewas di tangan pasukan TKR. Pada peristiwa pengeboman itu, 73 pejuang meninggal dunia. Sebagian nama pejuang yang gugur dalam Pertempuran Bojongkokosan tercatat di tugu Palagan Bojongkokosan.

Baca Juga :  Petugas sibuk, 2 pemuda Cikembang Sukabumi malah nerobos lokasi longsor Bojongkokosan

Tidak hanya gugur, Peristiwa Bojongkokosan juga menewaskan dan melukai ratusan rakyat sipil usai Sekutu mengebom beberapa desa.

Walaupun pada akhirnya kalah, namun pejuang kita berhasil menimbulkan banyak korban di pihak Sekutu. Konon hal ini yang membuat murka Ratu Belanda yang pada akhirnya mendorong adanya serangan udara ke Cibadak pada esok harinya pada 10 Desember 1945.

Pertempuran di Bojongkokosan berhasil menjatuhkan mental pasukan Sekutu dan menambah keyakinan bagi pejuang kita untuk mempertahankan kemerdekaan.

Pasukan Sekutu saat baku tembak dengan pejuang Indonesia di Bojongkokosan, Sukabumi. l Istimewa
Pasukan Sekutu saat baku tembak dengan pejuang Indonesia di Bojongkokosan, Sukabumi. l Istimewa

Untuk mengenang kisah perjuangan dan pengorbanan para pendahulu agar lekat dalam ingatan generasi penerus, kini sebuah museum megah berdiri di Kampung Palagan, Desa Bojongkokosan.

Palagan Bojongkokosan hadir sebagai peringatan dan penghargaan terhadap pahlawan yang berjuang jiwa dan raga dalam membela Tanah Air.

Pasukan Sekutu saat berperang dengan pejuang Indonesia di Bojongkokosan, Sukabumi. l Istimewa
Pasukan Sekutu saat berperang dengan pejuang Indonesia di Bojongkokosan, Sukabumi. l Istimewa

Mengenal Jl. Pahlawan di Nagrak Sukabumi, 5 Fakta Aksi Heroik R Bantamer

Masih dalam peristiwa yang sama, pertempuran tidak hanya terjadi di Kecamatan Parungkuda, tetapi juga di sejumlah kecamatan lainnya di Sukabumi, seperti Cibadak dan Nagrak.

Itulah salah satu alasan mengapa setiap peringatan Hari Pahlawan, 11 November, juga rutin digelar di Kecamatan Nagrak. Hal itu karena di sana terdapat makam salah seorang pejuang yang dikuburkan di kecamatan tersebut, yakni bernama R Bantamer.

Fakta seputar R Bantamer atau populer juga disebut dengan panggilan Ojong Bantamer, dan cikal bakal penamaan Jl. Pahlawan di Nagrak, dapat dibaca lengkap dalam tulisan yang dirangkum sukabumiheadline.com dari berbagai sumber.

Menurut catatan Letnan Kolonel A.J.F. Doulton dalam The Fighting Cock: The Story of The 23rd Indian Division, disebutkan konvoi pasukan Inggris digempur secara besar-besaran oleh para pejuang Republik di Bojongkokosan pada 9 Desember 1945.

Screenshot 2022 11 10 02 30 10 09 726cd6915a5bbed5e00093b2e2a7609b
Makam pejuang kemerdekaan R Bantamer di Nagrak. l Polsek Nagrak

“RAF menjalankan penyerangan lewat udara yang paling dasyat selama keterlibatan mereka dalam “Perang Jawa,” tulis Doulton.

Diketahui, tentara Inggris telah berupaya mencari pusat kekuatan para pejuang Republik. Kemudian, berdasarkan informasi yang dihimpun intelijen militer Inggris, diperoleh informasi bahwa pusat pertahanan para pejuang adalah di Cibadak. Baca lengkap: Mengenal Jl. Pahlawan di Nagrak Sukabumi, 5 Fakta Aksi Heroik R Bantamer

Berita Terkait

356.638 pengidap HIV baru di Indonesia, di Sukabumi 327 HIV/Aids
Perang opini Kuasa Hukum nelayan Ciemas Sukabumi dan Kades Mandrajaya
4 ribu lebih pria di Kota Sukabumi mengurus rumah tangga, pengangguran berapa?
Potret WB 12 tahun di Kabupaten Sukabumi: 200 ribu lulusan SD, 55,2% tak lulus SMA
Miris, 739 ribu warga Kabupaten Sukabumi hanya lulus SD
Didominasi perempuan, ini jumlah TKI asal Sukabumi 5 tahun terakhir
Ketahui Visi, Misi dan 11 Proyek Prioritas yang keren dari Bupati/Wabup Sukabumi
Hitung luas wilayah, jumlah penduduk Kabupaten Sukabumi Utara dan calon ibu kota

Berita Terkait

Rabu, 25 Juni 2025 - 16:33 WIB

356.638 pengidap HIV baru di Indonesia, di Sukabumi 327 HIV/Aids

Senin, 16 Juni 2025 - 08:32 WIB

Perang opini Kuasa Hukum nelayan Ciemas Sukabumi dan Kades Mandrajaya

Sabtu, 14 Juni 2025 - 04:55 WIB

4 ribu lebih pria di Kota Sukabumi mengurus rumah tangga, pengangguran berapa?

Kamis, 12 Juni 2025 - 00:01 WIB

Potret WB 12 tahun di Kabupaten Sukabumi: 200 ribu lulusan SD, 55,2% tak lulus SMA

Senin, 9 Juni 2025 - 02:44 WIB

Miris, 739 ribu warga Kabupaten Sukabumi hanya lulus SD

Berita Terbaru

Internasional

Hasil perang 12 hari vs Iran, ekonomi Israel ambruk

Kamis, 26 Jun 2025 - 13:00 WIB