Geert Wilders, tokoh anti Islam berdarah Sukabumi ini gagal jadi PM Belanda meski menang Pemilu

- Redaksi

Minggu, 17 Maret 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Geert Wilders, politikus Belanda keturunan Sukabumi. l Reuters

Geert Wilders, politikus Belanda keturunan Sukabumi. l Reuters

sukabumiheadline.com – Geert Wilders yang memimpin partai ekstrem kanan, gagal menjadi Perdana Menteri (PM) Belanda meski telah memenangkan pemilihan umum (pemilu) pada November 2023.

Geert Wilders menyampaikan hal itu dalam unggahannya di X bahwa dirinya tak bisa maju jadi PM karena calon koalisinya menolak mendukung dia.

“Saya hanya bisa menjadi Perdana Menteri jika SEMUA partai di koalisi mendukungnya. [Namun] itu tidak terjadi,” kata Wilders di akun X-nya, dikutip Ahad (17/3/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Wilders mengatakan dirinya berniat membentuk kabinet sayap kanan dan menerapkan pengurangan pemberian suaka terhadap imigran. Ia juga mengatakan dia semula berniat menerapkan kebijakan ketat keimigrasian namun ternyata tidak semua sepakat dalam koalisinya.

Selama ini,Wilders juga dikenal sebagai politikus anti-Islam. Bahkan, dia menegaskan bahwa ‘Saya tidak membenci Muslim, saya benci Islam” pada 2008 dikutip dari The Guardian.

“Kecintaan terhadap negara dan pemilih saya sangat besar dan lebih penting daripada posisi saya sendiri,” tulis dia.

Pada pemilu 22 November lalu, partai Wilders yakni Partai Kebebasan (PVV) sukses meraup 23,5 persen suara dan 37 dari 50 kursi parlemen.

Baca Juga :  Calon PM Belanda keturunan Sukabumi dikenal anti-Islam, biodata dan agama Geert Wilders

Namun, setelah negosiasi berminggu-minggu, Wilders gagal mencapai kesepakatan dan membujuk partai lain untuk mendukungnya. Ia pun lantas memutuskan menyerah dari posisi pucuk pemerintahan tersebut.

Wilders padahal berharap bisa membentuk koalisi dengan Partai Kebebasan dan Demokrasi (VVD), partai PM Mark Rutte yang akan selesai masa jabatan. VVD berada di posisi ketiga dengan perolehan 24 kursi.

Selain itu, Wilders juga ingin berkoalisi dengan Partai Kontrak Sosial (NSC) yang berada di urutan keempat dengan 20 kursi.

Jika partai-partai itu bergabung, mereka akan mendapatkan 81 kursi dari hasil koalisi. Jumlah ini cukup untuk menjadi mayoritas di parlemen Belanda.

Harapan itu namun pupus ketika pemimpin NSC Pieter Omtzigt memutuskan mundur dari pembicaraan koalisi. NSC mundur karena merasa tak sejalan mengenai prospek keuangan negara dengan partai-partai tersebut.

Meski demikian, banyak pihak percaya bahwa Wilders gagal mendapat dukungan lantaran sikap ‘ekstremis’ dia yang begitu kental, seperti anti-Islam, anti-imigrasi, anti-Uni Eropa dan Ukraina. Dia dianggap sudah melewati batas.

Kondisi ini pun bisa dikatakan mewakili “cordon sanitaire”, sebuah prinsip kuno di mana partai arus utama menolak untuk bekerja sama dengan partai populis tertentu.

Baca Juga :  Kisah Claudia dan Brigitte, 2 wanita asal Belanda datang ke Sukabumi mencari silsilah keluarga

Cordon Sanitaire sebelumnya telah membantu menjauhkan ekstremis dari pemerintahan. Misalnya, ketika pemimpin Front Nasional Jean-Marie Le Pen secara tak terduga mengalahkan kandidat sosialis Lionel Jospin dalam pemilihan presiden Prancis 2002.

Kaum sosialis akhirnya mengalihkan dukungan ke kandidat kanan-tengah Jacques Chirac sehingga ia menang telak di putaran kedua.

Tetapi, prinsip tersebut telah melemah dalam beberapa tahun terakhir karena banyak partai kanan-tengah terbukti bersedia membangun koalisi dengan kelompok ekstremis.

Geert Wilders
Geert Wilders, politikus Belanda keturunan Sukabumi. l Istimewa

Meski gagal kali ini, Wilders berjanji bakal melanjutkan tekadnya menjadi perdana menteri di masa depan.

“Jangan lupa: Saya masih akan menjadi Perdana Menteri Belanda. Dengan dukungan dari lebih banyak orang Belanda. Jika bukan besok maka lusa. Karena suara dari jutaan warga Belanda akan terdengar,” kata dia.

Berdarah Sukabumi

Diberitakan sukabumiheadline.com sebelumnya, Geert Wilders memiliki darah Sukabumi, Jawa Barat. Sementara itu, unsur Indonesia dalam diri Geert juga juga didapatkan dari neneknya yang juga istri Johan, Annie Meijer.

Dalam situasi penelusuran Geneanet, Annie yang bernama lengkap Johanna Magdalena Meijer lahir di Jakarta, 21 April 1902. Sementara, ibu Geert Wilders yang bernama Maria Anne Ourding. Baca lengkap: Calon PM Belanda Keturunan Sukabumi Dikenal anti-Islam, Biodata dan Agama Geert Wilders

Berita Terkait

Demo Gen Z di Nepal: Flexing anak pejabat, larangan medsos hingga sulitnya pekerjaan
Diplomat RI di Peru tewas setelah ditembak tiga kali dari jarak dekat
Beda dengan Indonesia, anggota DPR Swedia: Kami warga biasa, tak dapat tunjangan
Bukan cuma Indonesia, ini 5 negara rayakan hari kemerdekaan bulan Agustus
Intervensi saksi pengadilan, Presiden Kolombia masih berkuasa divonis 12 tahun penjara
Momen PM Inggris gelar rapat kabinet darurat untuk akui Negara Palestina
Setelah Perancis, kini Kanada akui Negara Palestina di Sidang Umum PBB
Intip kecanggihan M142 HIMARS, tentara AS berlatih perang di dekat Sukabumi

Berita Terkait

Rabu, 10 September 2025 - 22:11 WIB

Demo Gen Z di Nepal: Flexing anak pejabat, larangan medsos hingga sulitnya pekerjaan

Selasa, 2 September 2025 - 22:03 WIB

Diplomat RI di Peru tewas setelah ditembak tiga kali dari jarak dekat

Sabtu, 23 Agustus 2025 - 23:22 WIB

Beda dengan Indonesia, anggota DPR Swedia: Kami warga biasa, tak dapat tunjangan

Minggu, 10 Agustus 2025 - 02:52 WIB

Bukan cuma Indonesia, ini 5 negara rayakan hari kemerdekaan bulan Agustus

Sabtu, 2 Agustus 2025 - 22:08 WIB

Intervensi saksi pengadilan, Presiden Kolombia masih berkuasa divonis 12 tahun penjara

Berita Terbaru