Jalan Kaki Ratusan KM, Petani Cisolok Sukabumi Kecewa Tak Bertemu Presiden

- Redaksi

Jumat, 28 Januari 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Petani penggarap lahan eks HGU Tybar asal Desa Gunung Kramat, Cisolok, Sukabumi. l Istimewa

Petani penggarap lahan eks HGU Tybar asal Desa Gunung Kramat, Cisolok, Sukabumi. l Istimewa

sukabumiheadline.com l Sebanyak 23 orang petani penggarap lahan eks HGU PT Tybar asal Desa Gunung Kramat, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, yang melakukan aksi long march menuju Istana Presiden, akhirnya tiba di Jakarta.

Kedatangan mereka di Istana Presiden untuk meminta kepastian hukum kepada Presiden Joko Widodo terkait Surat Pengakuan Hak (SPH) atas tanah eks HGU PT Tybar yang telah mereka dapatkan. Namun, setiba di Jakarta, puluhan petani tersebut urung bertemu Jokowi.

Ketua Paguyugan Sosial Peduli Petani atau Pasopati Alansyah yang mendampingi para petani mengatakan, saat ini 23 orang petani penggarap tersebut masih bertahan di kawasan Patung Kuda, Jakarta.

“Ini kami di Patung Kuda karena tidak diperbolehkan pihak kepolisian (ke Istana Presiden) dengan alasan Covid-19 dan sebagainya. Ini ring satu batas terluarnya di sini,” ujarnya kepada sukabumiheadline.com melalui sambungan selular, Jumat (28/1/2022).

“Kalau mau orasi diizinkan di situ (Patung Kuda-red) katanya. Kita kan bukan mau orasi, kita gak demo,” sambungnya.

Dijelaskan Alansyah, puluhan petani penggarap yang ikut aksi jalan kaki dari Gunung Kramat merasa kecewa setelah gagal bertemu presiden RI Joko Widodo.

“Kecewa pastinya, hanya perwakilan yang diperbolehkan masuk, itupun hanya dipersilakan memasukkan surat aduan ke kotak surat di Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg),” jelasnya.

Baca Juga :  Cucu Meninggal Dunia, Kakek di Kadudampit Sukabumi Perbaiki Sendiri Rumah Nyaris Ambruk

Ya garis besarnya kita kecewa, sudah ada perwakilan yang diterima pihak Setneg, tapi bukan diterima berdiskusi tapi diterima untuk mengantarkan surat ke kotak surat. Padahal, kalau ke kotak surat, kan kami gak perlu begini. Datang sendiri saja kalau nganterin surat pasti diterima,” bebernya.

Masih kata Alansyah, dari 23 orang petani penggarap yang ikut aksi jalan kaki, sempat ada salah satu petani yang dibawa ke Rumah Sakit (RS) karena kelelahan.

“Semua kondisi saat ini alhamdulillah sehat, walaupun kami kelelahan, ada satu yang sempat ditandu ke rumah sakit, tapi hanya kelelahan saja sih. Alhamdulillah sudah pulih,” tandasnya

Berita Terkait

Pernyataan Dedi Mulyadi dalam Musrenbang di Cirebon jadi bumerang
Dedi Mulyadi akan terapkan e-voting Pilkades, warga Sukabumi siap?
Puan Maharani: Tolak relokasi rakyat Palestina dari Gaza
Dipalak atau diancam? Menko Polkam: Masyarakat harus aktif lapor ke Satgas Premanisme
Bapak-bapak nakal Sukabumi, siap-siap dikirim ke barak militer!
Mei kelabu 13 tahun lalu, 45 penumpang pesawat SSJ-100 tewas di perbatasan Sukabumi-Bogor
Berantas preman berkedok ormas, TNI turunkan satuan intelijen
Perpisahan sekolah murah dan seru berhadiah Rp165 juta dari KDM, ini syarat dan cara daftar

Berita Terkait

Jumat, 16 Mei 2025 - 20:58 WIB

Pernyataan Dedi Mulyadi dalam Musrenbang di Cirebon jadi bumerang

Jumat, 16 Mei 2025 - 17:31 WIB

Dedi Mulyadi akan terapkan e-voting Pilkades, warga Sukabumi siap?

Jumat, 16 Mei 2025 - 14:46 WIB

Puan Maharani: Tolak relokasi rakyat Palestina dari Gaza

Senin, 12 Mei 2025 - 10:00 WIB

Dipalak atau diancam? Menko Polkam: Masyarakat harus aktif lapor ke Satgas Premanisme

Minggu, 11 Mei 2025 - 16:00 WIB

Bapak-bapak nakal Sukabumi, siap-siap dikirim ke barak militer!

Berita Terbaru