Kemenko Marves akan jadikan Kabandungan Sukabumi Kawasan Pertanian Terpadu

- Redaksi

Senin, 1 Juli 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Asisten Deputi Infrastruktur Pengembangan Wilayah (Asdep IPW), Deputi Bidang Infrastruktur dan Transportasi pada Kemenko Marves, Djoko Hartoyo mengunjungi Kabandungan, Kabupaten Sukabumi - Kemenko Marves

Asisten Deputi Infrastruktur Pengembangan Wilayah (Asdep IPW), Deputi Bidang Infrastruktur dan Transportasi pada Kemenko Marves, Djoko Hartoyo mengunjungi Kabandungan, Kabupaten Sukabumi - Kemenko Marves

sukabumiheadline.com – Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) melalui Asisten Deputi Infrastruktur Pengembangan Wilayah (Asdep IPW), Deputi Bidang Infrastruktur dan Transportasi, Djoko Hartoyo, meninjau usulan lokasi pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu di Kabupaten Sukabumi.

Mengutip dari laman resmi kementerian yang dipimpin Luhut Binsar Panjaitan tersebut, tinjauan lapangan dilakukan dalam upaya Percepatan Pembangunan Kawasan Jawa Barat Bagian Selatan (Jabarsel) sebagai salah satu kawasan yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2021 (Perpres 87/2021).

Baca Juga:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Lokasi pertama yang dikunjungi Djoko Hartoyo adalah para petani di Kampung Sukagalih, Desa Cipeteuy, Kecamatan Kabandungan.

Pada kesempatan tersebut, rombongan Kemenko Marves diterima Kepala Desa Cipeteuy, Permana Wijaya dan segenap perangkat desa di Sekretariat Badan Usaha Milik Petani (BUMP) Cipeteuy, Berkah Bersama.

“Tinjauan ini dalam rangka pelaksanaan koordinasi awal atas usulan lokasi pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu di Kabupaten Sukabumi, sekaligus tindak lanjut rapat koordinasi evaluasi pelaksanaan Perpres 87/2021 yang telah dilaksanakan pada 4 April 2024 di Bandung,” jelas Djoko Hartoyo di sela diskusi, dikutip Senin (1/7/2024).

Baca Juga:

Baca Juga :  Gadis Sukabumi Ini Ternyata Jago Muay Thai, Cowok Awas Kena Sikut!

Djoko juga mengapresiasi petani di Kampung Sukagalih karena telah memiliki BUMP. Adanya BUMP bisa disinergikan dengan rencana program pengembangan komoditas pertanian lain, seperti korporasi petani dan kawasan pertanian terpadu.

“Ekosistem pertanian dari hulu ke hilir juga bisa dieskalasi dengan lebih baik dengan peran serta BUMP tersebut,” kata Djoko.

Terkait rencana pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu, Asdep Djoko menegaskan bahwa pihaknya akan memfasilitasi agar kegiatan pertanian di Kabupaten Sukabumi bisa masuk payung hukum dalam Perpres 87/2021 yang saat ini sudah mulai ditinjau kembali agar usulan kegiatan yang menjadi prioritas akan dimasukkan dalam revisi.

“Dalam Perpres 87/2021 saat ini hanya ada 4 kabupaten yang mengusulkan pengembangan sektor pertanian. Sayangnya tidak ada Sukabumi di situ. Sehingga usulan agar kegiatan pertanian di Kabupaten Sukabumi ini menjadi masukan positif,” lanjut Djoko.

Baca Juga:

Menurut Djoko, pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu menjadi cukup krusial di tengah tantangan ketahanan pangan nasional yang kian mendesak. Dalam beberapa kesempatan, cadangan beras Indonesia terpaksa harus impor karena kekurangan pasokan di dalam negeri.

“Sementara di beberapa titik lokasi di Sukabumi, seperti dari Cikidang menuju Palabuhanratu terlihat beberapa spot area persawahan yang dapat dimaksimalkan. Potensi komoditas buah dan tanaman hortikultura di Sukabumi juga cukup besar untuk dikembangkan,” paparnya.

Baca Juga :  Perang Sarung, Puluhan Remaja di Jampang Kulon Sukabumi Diamankan Polisi

Berita Terkait: 

Djoko juga meminta Kementerian Pertanian (Kementan) dan juga Pemkab/Pemprov untuk menginventarisasi kebutuhan yang mendesak dan juga menyusun kegiatan-kegiatan lingkup pertanian yang cukup prioritas.

“Saya harap semua pihak bisa bersikap aktif dan optimistis, karena potensi yang besar ini hanya akan tergarap maksimal jika kita semua bekerja keras, saling berkomunikasi, dan berkomitmen,” lanjut Djoko.

Sementara, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Kabupaten Sukabumi, Aep Najmuddin mengatakan dalam dua tahun ke depan Pemkab Sukabumi akan memprioritaskan pembangunan sektor pertanian.

Secara khusus, kawasan pertanian yang akan dikembangkan berada di Desa Cipeteuy, Kecamatan Kabandungan yang sampai saat ini memiliki angka kemiskinan yang terbilang tinggi di Kabupaten Sukabumi.

Baca Juga:

“Kami bersama Pak Bupati sudah sepakat mengembangkan wilayah Sukabumi Utara ini untuk pertanian, mengingat potensi sayuran dan hortikultura di sini luar biasa besar. Tahun ini kami ada DAK pertanian Rp60 miliar yang bisa dimanfaatkan,” jelas Aep.

“Oleh sebab itu kami mendorong agar kebutuhan petani bisa dikomunikasikan melalui Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) karena kami hanya akan mengintervensi petani yang berkelompok,” pungkas Aep.

Berita Terkait

Mengenal pesona green stone Sukabumi yang mendunia
Petani Cidadap Sukabumi keluhkan harga pupuk subsidi dijual lebih mahal
Selain Maruarar Sirait, anaknya juga ngebet investasi di Persib Bandung, ternyata ini alasannya
Rencana Persib listing di Bursa Efek Indonesia, ini ulasan tujuan dan proses IPO
Rajin kritik Dedi Mulyadi, ternyata gaji Komisioner KPAI capai Rp26 juta per bulan
Hanipa, pesepakbola Timnas Putri asal Sukabumi ini minta bantuan Dedi Mulyadi
Pendiri Microsoft, Bill Gates tak ingin mati dalam keadaan kaya: Memalukan
Persib masuk bursa efek, Menteri PKP akan investasi Rp100 M, berharta Rp1,5 T ini rinciannya

Berita Terkait

Rabu, 4 Juni 2025 - 00:16 WIB

Mengenal pesona green stone Sukabumi yang mendunia

Selasa, 3 Juni 2025 - 13:00 WIB

Petani Cidadap Sukabumi keluhkan harga pupuk subsidi dijual lebih mahal

Senin, 2 Juni 2025 - 19:36 WIB

Selain Maruarar Sirait, anaknya juga ngebet investasi di Persib Bandung, ternyata ini alasannya

Kamis, 29 Mei 2025 - 08:40 WIB

Rencana Persib listing di Bursa Efek Indonesia, ini ulasan tujuan dan proses IPO

Rabu, 28 Mei 2025 - 10:00 WIB

Rajin kritik Dedi Mulyadi, ternyata gaji Komisioner KPAI capai Rp26 juta per bulan

Berita Terbaru