Pemimpin Hamas terbunuh, warga Gaza kecewa pada Iran dan bandingkan dengan Qatar

- Redaksi

Rabu, 31 Juli 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

sukabumiheadline.com – Pembunuhan pemimpin biro politik Hamas, Ismail Haniyeh, dalam serangan rudal di Iran dirasakan bagaikan “sambaran petir” bagi warga Palestina yang tinggal di Jalur Gaza, yang sudah lelah dengan perang.

Sejumlah warga Gaza menyatakan kekecewaan pada Iran karena tidak mampu “melindungi” Haniyeh.

“Kabar ini seperti sambaran petir, sesuatu yang sulit dipercaya,” tutur Wael Qudayh (35), yang merupakan salah warga pusat kota Deir al-Balah di Jalur Gaza, seperti dilansir AFP, Rabu (31/7/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kematian Haniyeh telah dikonfirmasi oleh kelompok Hamas, yang menyebut pemimpin mereka tewas dalam serangan udara Israel di Teheran setelah menghadiri seremoni pelantikan Presiden baru Iran Masoud Pezeshkian. Garda Revolusi Iran juga mengonfirmasi kematian Haniyeh dalam serangan di wilayahnya.

“Qatar mampu melindungi Haniyeh selama 10 bulan, tapi Iran tidak mampu melindunginya bahkan untuk beberapa jam,” ucap seorang warga Deir al-Balah lainnya, Youssef Saeed (40).

Warga Palestina yang tinggal di Tepi Barat juga mengomentari kematian Haniyeh, dengan Hossam Abdel Razek (45) yang merupakan karyawan sebuah institusi swasta di Ramallah menyebut pembunuhan pemimpin Hamas itu menunjukkan bahwa “darah orang Palestina itu murah”.

“Pembunuhan Ismail Haniyeh di Iran membuktikan bahwa kami, orang-orang Palestina, tidak mempunyai pelindung, bahwa darah kami murah, dan bahwa negara-negara Arab dan negara-negara Islam menjual kami kepada Amerika dan Israel,” katanya.

Beberapa warga Palestina lainnya di Jalur Gaza menyebut Haniyeh telah mencapai “kesyahidan” karena cara dia terbunuh.

“Inilah yang diharapkan oleh setiap orang Palestina… untuk bisa mati syahid sembari mempertahankan tanahnya, rakyatnya dan kesuciannya,” ucap warga Khan Younis, Muhammad Farwana (38).

Khan Younis yang terletak di Jalur Gaza bagian selatan baru saja dilanda serangan darat besaran-besaran oleh militer Israel pekan ini, yang menyebabkan puluhan ribu orang mengungsi.

“Haniyeh adalah orang yang merelakan anak dan cucunya berada di jalan yang sama,” sebut Farwana.

Sedikitnya 10 anggota keluarga Haniyeh tewas dalam serangan udara Israel di kamp pengungsi Al-Shati, Jalur Gaza bagian utara, pada Juni lalu.

Tiga anak laki-laki Haniyeh dan empat cucunya tewas dalam serangan Israel lainnya di Jalur Gaza bagian tengah pada April lalu, dengan militer Israel menuduh anak-anak Haniyeh melakukan “aktivitas teroris”.

Haniyeh pada saat itu mengatakan bahwa sekitar 60 anggota keluarganya telah tewas sejak perang meletus di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu.

Perang dimulai setelah serangan mengejutkan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu terhadap Israel, yang menewaskan 1.200 orang dan membuat lebih dari 250 orang lainnya disandera.

Tel Aviv melancarkan serangan tanpa henti terhadap Jalur Gaza untuk membalas Hamas, dengan laporan terbaru otoritas kesehatan Gaza menyebut lebih dari 39.000 orang tewas sejauh ini.

Berita Terkait

Pangeran MbS tegaskan sikap Arab Saudi: Gaza milik Palestina!
Demo Gen Z di Nepal: Flexing anak pejabat, larangan medsos hingga sulitnya pekerjaan
Diplomat RI di Peru tewas setelah ditembak tiga kali dari jarak dekat
Beda dengan Indonesia, anggota DPR Swedia: Kami warga biasa, tak dapat tunjangan
Bukan cuma Indonesia, ini 5 negara rayakan hari kemerdekaan bulan Agustus
Intervensi saksi pengadilan, Presiden Kolombia masih berkuasa divonis 12 tahun penjara
Momen PM Inggris gelar rapat kabinet darurat untuk akui Negara Palestina
Setelah Perancis, kini Kanada akui Negara Palestina di Sidang Umum PBB

Berita Terkait

Jumat, 12 September 2025 - 01:36 WIB

Pangeran MbS tegaskan sikap Arab Saudi: Gaza milik Palestina!

Rabu, 10 September 2025 - 22:11 WIB

Demo Gen Z di Nepal: Flexing anak pejabat, larangan medsos hingga sulitnya pekerjaan

Selasa, 2 September 2025 - 22:03 WIB

Diplomat RI di Peru tewas setelah ditembak tiga kali dari jarak dekat

Sabtu, 23 Agustus 2025 - 23:22 WIB

Beda dengan Indonesia, anggota DPR Swedia: Kami warga biasa, tak dapat tunjangan

Minggu, 10 Agustus 2025 - 02:52 WIB

Bukan cuma Indonesia, ini 5 negara rayakan hari kemerdekaan bulan Agustus

Berita Terbaru

Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman. l Istimewa

Internasional

Pangeran MbS tegaskan sikap Arab Saudi: Gaza milik Palestina!

Jumat, 12 Sep 2025 - 01:36 WIB