sukabumiheadline.com – Parlemen akhirnya memilih putri Thaksin Shinawatra, Paetongtarn Shinawatra, untuk menjadi perdana menteri Thailand berikutnya.
Perempuan 38 tahun itu akan menjadi perdana menteri wanita kedua di Thailand. Paetongtarn Shinawatra diangkat sebagai PM Thailand yang baru setelah Mahkamah Konstitusi Thailand dua hari lalu memberhentikan Srettha Thavisin sebagai perdana menteri.
Dilansir dari CNA, ayah Paetongtarn, Thaksin Shinawatra sebelumnya adalah PM Thailand. Naiknya putrinya ke tampuk kekuasaan tertinggi membuat banyak pihak menyamakannya dengan dinasti politik. Shinawatra pernah digulingkan dari kursi PM Thailand dalam kudeta politik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT

Tidak lama setelah dilantik, Paetongtarn langsung mengunjungi komunitas Muslim Thailand. Bahkan, ia juga terlihat melakukan buka puasa Ramadhan 2025 bersama komunitas Muslim Thailand dan pejabat kedutaan besar negara-negara Muslim di Bangkok, Thailand.
Di Thailand, Islam adalah agama minoritas dengan sekitar 4,9% hingga 7% dari populasi yang menganutnya, terutama di wilayah selatan, khususnya di provinsi Pattani, Yala, dan Narathiwat.
Profil Paetongtarn Shinawatra
Paetongtarn Shinawatra (bahasa Thai: แพทองธาร ชินวัตร; RTGS: Phaethongthan Chinnawat. Wanita yang populer dipanggil Ung Ing, ini lahir 21 Agustus 1986. Ia menikah dengan Pitaka Suksawat dan dikaruniai dua anak.
Paetongtarn Shinawatra adalah seorang politikus dan pengusaha perempuan Thailand yang menjabat sebagai Perdana Menteri Thailand sejak 16 Agustus 2024 dan pemimpin Partai Pheu Thai sejak tahun 2023.
Dilihat dari namanya, ia merupakan salah seorang anggota keluarga Shinawatra, tepatnya putri bungsu dari Thaksin Shinawatra (perdana menteri dari tahun 2001 hingga 2006) yang digulingkan dan Potjaman Na Pombejra (ibu), sekaligus keponakan dari Yingluck Shinawatra (perdana menteri dari tahun 2011 hingga 2014).
Paetongtarn menjadi perdana menteri termuda di Thailand dan merupakan perempuan kedua yang memegang posisi (setelah bibinya).
Di Thailand, ia adalah pemimpin Partai Pheu Thai, mulai menjabat sejak 27 Oktober 2023, menggantikan Chusak Sirinil (penjabat).
Paetongtarn Shinawatra menyelesakan tingkat sekolah menengah pertama di Saint Joseph Convent School dan sekolah menengah atas di Mater Dei School.
Dia menempuh studi di Fakultas Sains Politik di Universitas Chulalongkorn, di mana dia mendapatkan gelar sarjana di Ilmu Politik pada 2008, dengan fokus pada Sosiologi dan Antropologi.
Paetongtarn kemudian melanjutkan studi masternya di Britania Raya, di mana dia mendapatkan gelar MSc pada studi Manajemen Perhotelan Internasional di Universitas Surrey.
Karier politik
Paetongtarn Shinawatra memberikan pidato setelah terpilih menjadi pemimpin Partai Pheu Thai. Pada 2011, Paetongtarn membantu Yingluck berkampanye untuk Partai Pheu Thai dengan mengenakan baju bertuliskan “Kembalikan Ayah” dan “Minta Ayah Pulang” setelah Thaksin kabur ke luar negeri.
Pada 28 Oktober 2021, Paetongtarn diangkat sebagai penasihat Partai Pheu Thai bidang partisipasi dan inovasi. Pada pertemuan Partai Pheu Thai pada 20 Maret 2022, Paethongtarn terpilih sebagai ‘Kepala Keluarga Pheu Thai’.
Ketika berbicara pada rapat umum tahunan Partai Pheu Thai pada April 2022, dia berkata bahwa dia ingin melihat perubahan rezim di Thailand dan ingin mendapatkan lebih banyak pengalaman sebelum mencalonkan diri sebagai perdana menteri negara tersebut.
Pada Oktober 2022, Paethongtarn diangkat sebagai penasihat pusat operasi pemulu Partai Pheu Thai.
Paethongtarn menjadi kandidat perdana menteri terkemuka dalam jajak pendapat. Pada April 2023, ia secara resmi dinominasikan sebagai salah satu dari tiga kandidat perdana menteri Partai Pheu Thai untuk pemilihan umum, bersama dengan Srettha Thavisin dan Chaikasem Nitisiri.
Setelah Sretta Thavisin digulingkan oleh Mahkamah Konstitusi Thailand menyusul penunjukan menteri dengan rekam jejak kriminal, Partai Pheu Thai menominasikan Paethongtarn Shinawatra sebagai kandidat perdana menteri.
Dalam rapat parlemen, Paethongtarn mendapat dukungan dari 319 anggota parlemen versus 145 anggota yang menolak. Paethongtarn resmi menjabat sebagai perdana menteri termuda dan perdana menteri perempuan kedua Thailand sejak 16 Agustus 2024.
Pada pidato pertamanya sebagai perdana menteri, Paethongtarn mengungkap bahwa ia “berdedikasi untuk membuat setiap jengkal Thailand sebagai tanah penuh peluang, di mana setiap orang bebas bermimpi, menciptakan, dan menulis masa depan mereka sendiri.”