Taliban Desak Pencairan Aset Miliaran Dolar di Bank Federal AS

- Redaksi

Sabtu, 30 Oktober 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Taliban setelah menguasai Kabul. l Istimewa

Taliban setelah menguasai Kabul. l Istimewa

SUKABUMIHEADLINES.com | KABUL – Rezim Taliban mendesak pencairan aset-aset cadangan Afghanistan bernilai miliaran dolar di tengah krisis uang tunai dan kelaparan massal yang terus memburuk.
Seorang juru bicara Kementerian Keuangan rezim Taliban mengatakan Afghanistan akan menghormati hak asasi manusia termasuk hak perempuan asalkan bisa mendapatkan bantuan dan kucuran dana segar dari luar negeri demi menangani krisis ekonomi yang semakin parah.

Afghanistan memang menyimpan aset miliaran dolar di bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve, dan beberapa bank sentral di Eropa.

Namun, aset-aset itu telah dibekukan sejak Taliban menggulingkan pemerintah Afghanistan pada pertengahan Agustus lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Uang itu milik negara Afghanistan. Berikan kami uang kami sendiri,” kata juru bicara Kemenkeu Afghanistan, Ahmad Wali Haqmal kepada Reuters.

Baca Juga :  130 Pesepakbola Wanita Afghanistan dan Keluarga Mengungsi ke Inggris

“Membekukan uang ini tidak lah etis dan bertentangan dengan semua hukum dan nilai internasional,” paparnya menambahkan.

Haqmal mengatakan Afghanistan akan mengizinkan perempuan mendapat pendidikan, meskipun tidak di ruang kelas yang sama dengan laki-laki.

Hak asasi manusia, katanya, akan dihormati tetapi dalam kerangka hukum Islam, yang tidak akan mencakup hak-hak para kaum LGBT.

“LGBT… Itu bertentangan dengan hukum Syariah kami,” katanya.

Seorang pejabat tinggi bank sentral Afghanistan mengaku telah meminta negara-negara Eropa termasuk Jerman untuk mencairkan sebagian aset negara Asia Selatan itu.

Pejabat itu mengatakan pencairan aset menjadi krusial demi mencegah perekonomian Afghanistan kolaps.

Jika perekonomian runtuh, katanya, itu akan memicu migrasi massal warga ke Eropa hingga memperburuk krisis pengungsi.

Baca Juga :  China Diuntungkan, Cadangan Mineral Afghanistan Rp43.500 Triliun

“Situasinya putus asa dan jumlah uang tunai berkurang. Saat ini masih ada kas uang tunai yang cukup untuk menjaga Afghanistan sampai akhir tahun,” kata seorang anggota dewan Bank Sentral Afghanistan, Shah Mehrabi.

“Eropa akan terkena dampak paling parah jika Afghanistan tidak mendapatkan akses ke aset-aset uang ini,” ucapnya menambahkan.

Mehrabi mengatakan bahwa Afghanistan membutuhkan U$150 juta setiap bulan untuk “mencegah krisis yang akan segera terjadi” dan menjaga mata uang lokal dan harga stabil.

“Jika cadangan tetap beku, importir Afghanistan tidak akan mampu membayar pengiriman mereka, bank akan mulai runtuh, makanan akan menjadi langka, toko kelontong akan kosong,” kata Mehrabi.

Mehrabi berharap bahwa negara Eropa mau mencairkan aset-aset Afghanistan. Dia mengatakan Jerman memegang setengah miliar dolar uang Afghanistan sehingga menuntut negara itu untuk mencairkannya.

Sementara itu, sampai saat ini AS berkeras tidak akan mencairkan aset Afghanistan sekitar US$9 miliar.

Berita Terkait

1.000 warga Palestina diundang Raja Salman ibadah haji gratis
PM Israel perintahkan tentaranya masuki Gaza dengan kekuatan penuh
Presiden AS merasa dimanipulasi, kini PM Israel sulit menghubungi langsung Donald Trump
Profil dan biodata Paus Leo XIV, Kardinal Robert Francis Prevost asal AS
Israel terbakar hebat!
Gokil! Pengusaha Tiongkok bikin kaos Boycott China untuk dijual di Amerika Serikat
Anak PM Israel memaki kasar Presiden Prancis Emmanuel Macron usai akui negara Palestina
Tolak Proposal Gencatan Israel, Hamas: Mustahil

Berita Terkait

Kamis, 22 Mei 2025 - 10:00 WIB

1.000 warga Palestina diundang Raja Salman ibadah haji gratis

Rabu, 14 Mei 2025 - 18:38 WIB

PM Israel perintahkan tentaranya masuki Gaza dengan kekuatan penuh

Senin, 12 Mei 2025 - 16:14 WIB

Presiden AS merasa dimanipulasi, kini PM Israel sulit menghubungi langsung Donald Trump

Jumat, 9 Mei 2025 - 02:56 WIB

Profil dan biodata Paus Leo XIV, Kardinal Robert Francis Prevost asal AS

Sabtu, 26 April 2025 - 12:42 WIB

Israel terbakar hebat!

Berita Terbaru