sukabumiheadline.com – Perusahaan energi asal Filipina, First Gen Corp., menargetkan investasi awal hingga US$80 juta (sekitar Rp4,5 triliun) untuk mengembangkan proyek panas bumi di Indonesia.
Dikutip sukabumiheadline.com dari bworldonline.com, proyek ini akan dijalankan bersama PT DSSR Daya Mas Sakti (DSSR), pengembang energi panas bumi lokal. Baca selengkapnya: Grup Sinarmas garap proyek geothermal, satu di Sukabumi nilai investasi Rp3,2 T
Presiden sekaligus Chief Operating Officer First Gen, Francis Giles B. Puno, menjelaskan bahwa tahap pertama proyek akan memerlukan sekitar US$30 juta, sementara kampanye pengeboran akan menjadi fokus fase berikutnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Tahap pertama mungkin sekitar US$30 juta,” ujarnya pekan lalu.
Puno menambahkan pengeboran diperkirakan dimulai tahun depan dengan estimasi biaya US$30 juta hingga US$50 juta. Sementara itu, Wakil Presiden First Gen Erwin O. Avante mengatakan, kedua perusahaan menargetkan portofolio enam proyek panas bumi dari rencana pengeboran tersebut.
Pada Agustus, Energy Development Corp. (EDC) mengumumkan anak usahanya, PT First Gen Geothermal Indonesia, telah menandatangani perjanjian dengan DSSR untuk menggarap sumber daya panas bumi dengan kapasitas total 440 megawatt (MW) di sejumlah wilayah Indonesia.
Kerja sama ini mencakup enam area strategis di Jawa Barat, Flores, Jambi, Sumatra Barat, dan Sulawesi Tengah. DSSR merupakan anak usaha tidak langsung PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), yang dikenal sebagai bagian dari konglomerasi besar Sinar Mas dan bergerak di sektor energi, infrastruktur, jasa keuangan, hingga properti. Baca selengkapnya: Akan investasi Rp3,2 triliun di Sukabumi, sejarah dan profil Grup Sinar Mas
Puno menilai Sinar Mas sebagai mitra yang kuat dan berpengalaman. Ia menyebut Sinar Mas sebagai konglomerasi yang “sangat mapan” dan menilai kemitraan ini sebagai langkah penting untuk pengembangan panas bumi di kawasan.
“Secara global, Indonesia memiliki potensi panas bumi terbesa perjalanan dekarbonisasi Indonesia sebenarnya baru saja dimulai karena pada dasarnya mereka sangat bergantung pada batu bara,” kata Puno.
“Jika perusahaan seperti First Gen dapat membantu Sinar Mas dan pemerintah Indonesia untuk mengembangkan lebih banyak sumber energi terbarukan yang kompetitif dari sisi biaya, maka itu merupakan awal yang baik untuk memperluas jejak energi terbarukan di negara seperti Indonesia.”
Filipina saat ini memiliki kapasitas panas bumi terpasang 1.952 MW, menempati posisi ketiga terbesar di dunia setelah Indonesia dan Amerika Serikat. EDC, sebagai unit energi terbarukan First Gen, memiliki kapasitas 1.480,19 MW atau sekitar 20% dari total kapasitas energi terbarukan di Filipina.
Sejak 1976, EDC telah mengelola eksplorasi dan pengoperasian pembangkit panas bumi di Bicol, Leyte, Pulau Negros, dan Mindanao.
Di luar Filipina, EDC juga telah mengantongi hak eksplorasi dan pengeboran untuk dua proyek panas bumi greenfield dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia. Meski belum aktif mencari peluang lain di luar negeri, Puno menegaskan perusahaan tetap membuka opsi ekspansi global.
“Pada dasarnya, selama ada peluang untuk mengembangkan panas bumi di negara mana pun, kami akan meninjaunya, karena kami ingin memiliki jejak yang sangat kuat di bidang panas bumi, tidak hanya di Filipina, tetapi juga di negara-negara lain,” ujarnya.
Berita Terkait:
- 30 tahun “dicengkram” PLTP, Kabandungan dan Kalapanunggal Sukabumi jadi lumbung kemiskinan
- Sejarah PLTP Gunung Salak, Setor Puluhan Miliar Rupiah per Tahun ke Kas Pemkab Sukabumi
- Berharap panas geothermal Gunung Salak di lumbung kemiskinan Sukabumi
Proyek geothermal Sinar Mas di Sukabumi
Diberitakan sukabumiheadline.com sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah melakukan lelang tiga Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP). Penawaran wilayah “harta karun” ini tak terlepas dari masih besarnya potensi panas bumi di Tanah Air.
Menurut Direktur Panas Bumi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Harris Yahya, pihaknya melelang setidaknya tiga WKP, yakni WKP Cisolok di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, WKP Guci di Jawa Tengah, dan WKP Bora-Pulu di Sulawesi Tengah. Baca selengkapnya: Lelang harta karun WKP PLTP Cisolok Sukabumi dimenangkan DSSA
Untuk menggarap proyek geothermal WKP Cisolok, Grup Sinarmas, perusahaan yang juga memproduksi buku tulis Sinar Dunia tersebut akan menginvestasikan uangnya sebesar Rp3,2 triliun di Kabupaten Sukabumi. Baca selengkapnya: Akan investasi Rp3,2 triliun di Sukabumi, sejarah dan profil Grup Sinar Mas