5 Catatan Kritis Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi Sektor Ketenagakerjaan

- Redaksi

Rabu, 30 Juni 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi buruh Sukabumi. | Foto: Dok. Sukabumiheadlines.com

Ilustrasi buruh Sukabumi. | Foto: Dok. Sukabumiheadlines.com

sukabumiheadline.com – Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi Hera Iskandar memberi lima catatan kritis mengenai klaim capaian 100 hari kerja Bupati-Wakil Bupati Sukabumi, pasangan Marwan Hamami dan Iyos Somantri.

Hera menyebut, ada lima poin catatan Komisi IV DPRD untuk Pemkab Sukabumi di sektor ketenagakerjaan. Salah satunya adalah ketimpangan jumlah buruh laki-laki dan perempuan.

Menyoal Silent Center

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pertama, Hera mengomentari program Silent Center, yang merupakan akronim dari Sukabumi Integrated Labour and Employment Center (Pusat Pelayanan Ketenagakerjaan Sukabumi yang Terintegrasi). Menurutnya, pemilihan nama “Silent” seolah tidak mencerminkan keterbukaan informasi. Apalagi berkaitan langsung dengan program 100 hari Bupati-Wakil Bupati.

“Dari segi nama saja, sangat aneh bila di era keterbukaan informasi hari ini lebih memilih diksi Silent. Terdengar kurang cocok. Itu kan bahasa Inggris yang bila diartikan kurang lebih maknanya “diam” atau “sunyi”,” cetus Hera.

Masih kata Hera, Silent Center beberapa waktu lalu diresmikan Wakil Bupati Sukabumi Iyos Somantri disebut sebagai respon pemerintah terhadap Revolusi Industri 4.0 di bidang pelayanan publik.

“Pemerintah menyebut bahwa Silent Center akan menjadi pusat pelayanan ketenagakerjaan lewat satu portal atau website Disnakertrans Kabupaten Sukabumi. Pada prinsipnya saya mendukung penuh setiap program maupun inovasi, tapi jika itu bermanfaat untuk masyarakat. Sekarang bisa dicek di website tersebut banyak yang tidak beres,” tegasnya.

Baca Juga :  Lagi, Anggota Geng Motor yang Ditangkap di Sukabumi, Ini Bukti yang Diamankan

Ia juga seringkali memantau akun resmi media sosial Facebook Disnakertrans Kabupaten Sukabumi yang kurang interaktif. “Lihat saja, banyak netizen yang nanya lowongan pekerjaan, atau informasi-informasi lainnya seputar pekerjaan, tapi jarang direspon. Kurang interaktif. Facebook yang gratis saja tidak bisa dimanfaatkan secara optimal,” katanya lagi.

Pungli Masih Merajalela

Kedua, Hera menilai keberadaan Disnakertrans Kabupaten Sukabumi juga tak begitu berpengaruh dalam memberantas pungli terhadap para pencari kerja (Pencaker).

“Sudah sering kita mendengar keluhan masyarakat tentang pungli ketenagakerjaan. Lagi-lagi di akun Facebook resmi Disnakertrans Kabupaten Sukabumi juga sering ada warga yang mengeluhkan hal itu tapi tidak direspon. Apalagi kalau ada masyarakat yang mengadu,” sambung Hera.

Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi Hera Iskandar. I Dok. Pribadi
Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi Hera Iskandar. I Dok. Pribadi

Kepala Dinas Kurang Berwibawa

Ketiga, sosok Kepala Disnakertrans yang dianggap kurang tegas sehingga kehilangan wibawa di hadapan pemilik perusahaan yang ada di Sukabumi.

“Saya pernah melakukan studi banding ke Karawang, di sana sosok kepala dinas tenaga kerjanya disegani. Dia berani menegur perusahaan yang tidak taat aturan. Bahkan kalau tidak menyerap tenaga kerja lokal, perusahaannya tak segan rekomendasi izinnya digantung,” kata Hera.

“Kalau di Sukabumi, saya lihat kurang disegani dan kurang berwibawa. Padahal saat studi banding itu Kadisnaker juga ikut ke Karawang. Lihat saja ketika pemerintah memanggil owner perusahaan yang datang itu orang suruhannya level HRD, yang tak bisa mengambil keputusan,” sindir Hera.

Baca Juga :  Ada Loker di PT KAI, Milenial Sukabumi Bisa Kirim CV-nya ke Sini

“Salah satu persoalan klasik sektor ketenagakerjaan di Kabupaten Sukabumi, seperti disparitas jumlah buruh laki-laki dan perempuan tidak akan pernah selesai,” imbuhnya.

Penanganan Covid-19 di Pabrik, Disnakertrans Kemana?

Keempat, baik Pemkab Sukabumi secara langsung maupun Disnakertrans Kabupaten Sukabumi di masa pandemi Covid-19 terkesan acuh tak acuh dengan kesehatan para buruh. Di sisi lain mulai bermunculan buruh di Sukabumi yang terkonfirmasi positif Covid-19.

“Pabrik adalah salah satu komunitas terkonsentrasi yang sangat berpotensi penyebaran Covid-19 yang diberikan pengecualian karena alasan ekonomi untuk membolehkan berkumpul, sementata hajatan yang hanya sepersekian terkumpulnya tak boleh, tetapi luput dari perhatian Satgas. Lihat juga sarana yang ada di perusahaan seperti tempat cuci tangan, pengaturan jarak, media sosialisasi dan info, rencana vaksin serta APD. Sejauh mana itu pelaksanaannya? Selama masa pandemi, Disnaker bagaimana juga peran aktifnya dalam menyikapi kasus-kasus buruh yang positif Covid-19 di pabrik-pabrik?,” ujarnya.

Buruh Perempuan Tetap Dominan

Kelima, Hera menyebut pemerintah sampai saat ini tak memiliki formulasi dalam mengatasi disparitas jumlah buruh perempuan yang terlalu banyak ketimbang laki-laki.

“Klaim pemilik perusahaan bahwa buruh perempuan itu lebih teliti dalam bekerja. Maka dari itu di pabrik-pabrik atau sektor formal lainnya banyak menyerap tenaga kerja perempuan. Padahal, sampai saat ini tidak ada satupun survei ilmiah yang menyatakan kalau perempuan itu lebih teliti dalam bekerja dibanding laki-laki. Kalau lebih mudah dieksploitasi oleh perusahaan, iya,” pungkas Hera.

Berita Terkait

Kader Partai Golkar Sukabumi tolak Plt Ketua DPD, kirim protes ke Bahlil Lahadalia
Berharap comeback ke DPR, kader PPP Sukabumi ingin partainya dipimpin Jokowi
Kader Golkar Kabupaten Sukabumi bicara kriteria dan nama suksesor Marwan Hamami
Bupati Sukabumi kembali kena boikot DPRD, Dewex: Belum 100 hari sudah 2 kali, #sukabumipesimis
Panas! Pecah kongsi pengurus DPD Partai Golkar Kabupaten Sukabumi
Fraksi PDIP DPRD Kabupaten Sukabumi soroti lonjakan signifikan biaya Pilkada 2029
Kader senior Partai Golkar Kabupaten Sukabumi: Gaduh dan tidak kondusif, saya prihatin
Nasib Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Sukabumi setelah Surat Instruksi DPP terbit hari ini

Berita Terkait

Jumat, 30 Mei 2025 - 21:06 WIB

Kader Partai Golkar Sukabumi tolak Plt Ketua DPD, kirim protes ke Bahlil Lahadalia

Jumat, 30 Mei 2025 - 07:09 WIB

Berharap comeback ke DPR, kader PPP Sukabumi ingin partainya dipimpin Jokowi

Sabtu, 24 Mei 2025 - 01:37 WIB

Kader Golkar Kabupaten Sukabumi bicara kriteria dan nama suksesor Marwan Hamami

Jumat, 23 Mei 2025 - 17:57 WIB

Bupati Sukabumi kembali kena boikot DPRD, Dewex: Belum 100 hari sudah 2 kali, #sukabumipesimis

Jumat, 23 Mei 2025 - 08:14 WIB

Panas! Pecah kongsi pengurus DPD Partai Golkar Kabupaten Sukabumi

Berita Terbaru