Warga Keluhkan Dampak Pertambangan di Padabenghar Sukabumi

- Redaksi

Kamis, 2 Desember 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dampak kerusakan lingkungan akibat aktivitas pertambangan. l Istimewa

Dampak kerusakan lingkungan akibat aktivitas pertambangan. l Istimewa

SUKABUMIHEADLINES.com l JAMPANG TENGAH – Banyaknya industri pertambangan di wilayah Desa Padabeunghar, Kecamatan Jampang Tengah, Kabupaten Sukabumi, menimbulkan dampak positif dan negatif bagi masyarakat setempat.

Selain berdampak pada peningkatan ekonomi warga, tapi di sisi lain dampak kerusakan lingkungan yang ditimbulkan juga dinilai tidak terhingga.

Karenanya, menjadi kondisi tersebut menjadi sorotan aktivis lingkungan hidup Yudiestira. Menurutnya, sudah seharusnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukabumi menyelesaikan permasalahan tersebut mengingat kerusakan dan pencemaran udara di wilayah tersebut sudah di atas ambang batas.

“Selain dari pencemaran udara yang disebabkan oleh asap dari pembakaran ban. Di sisi lain, dampak dari pertambangan yang dilakukan terus menerus tanpa adanya pembaharuan tentunya menjadi bom waktu,” kata dia kepada sukabumiheadlines.com, Kamis (2/12/2021).

Tambang 2
Dampak kerusakan lingkungan akibat aktivitas pertambangan. l Istimewa

“Sudah saatnya ada pembaharuan di wilayah tersebut mengingat paradigma pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup haruslah upaya sadar dan terencana, yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya manusia ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kesejahteraan, dan mutu hidup saat ini dan generasi yang akan datang,” tambah pria berusia 24 tahun itu.

Baca Juga :  Nyaris 100 Pelajar Dijaring Operasi Libas Lodaya di Palabuhanratu Sukabumi

Rizal Ramdan (32), salah seorang pengendara roda dua asal Desa Jampang Tengah mengatakan, “Kalau lewat sini terasa beda, pencemaran udara sih yang terasa banget. Lama kelamaan masyarakat bisa terjangkit penyakit inspeksi saluran pernapasan (ISPA),” ungkapnya.

Sementara, diwawancarai terpisah salah satu warga Padabeunghar Ripal Apandi (23) menyebutkan, “Pencemaran udara di sini sangat dirasakan rumah-rumah warga termasuk milik saya terkena kotoran debu. Selain itu, di wilayah kami hutannya mulai rusak karena dampak dari pertambangan dari industri,” terangnya.

Berita Terkait

Setelah bertahun-tahun akhirnya jembatan gantung 80 meter di Sukabumi dibangun TNI
Kisah gadis belia asal Sukabumi ditipu bos RM sup kaki kambing, dipaksa prostitusi online
Hari Aids Sedunia 2025, Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi: Perkuat kolaborasi
Rumah warga jebol, dua musibah longsor di Nagrak Sukabumi
Oknum guru di Surade Sukabumi jadi tersangka kasus asusila
Daftar 19 RW di RT Kota Sukabumi diterjang banjir dan longsor
78 honorer Sekretariat DPRD Kabupaten Sukabumi dilantik jadi PPPK Paruh Waktu
Kronologis dua gadis di bawah umur asal Sukabumi dipaksa jadi PSK

Berita Terkait

Senin, 8 Desember 2025 - 21:02 WIB

Setelah bertahun-tahun akhirnya jembatan gantung 80 meter di Sukabumi dibangun TNI

Minggu, 7 Desember 2025 - 01:54 WIB

Kisah gadis belia asal Sukabumi ditipu bos RM sup kaki kambing, dipaksa prostitusi online

Sabtu, 6 Desember 2025 - 22:00 WIB

Hari Aids Sedunia 2025, Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi: Perkuat kolaborasi

Sabtu, 6 Desember 2025 - 04:54 WIB

Rumah warga jebol, dua musibah longsor di Nagrak Sukabumi

Sabtu, 6 Desember 2025 - 03:51 WIB

Oknum guru di Surade Sukabumi jadi tersangka kasus asusila

Berita Terbaru

Dua ASN Disporapar Kota Sukabumi jadi tersangka korupsi - Abi Kholil

Tak Berkategori

Dua ASN Disporapar Kota Sukabumi jadi tersangka korupsi

Senin, 8 Des 2025 - 21:21 WIB