Gempa Tektonik, Erupsi Freatik di Gunung Salak, Pesona dan Misteri Gunung Berapi Aktif di Jawa Barat

- Redaksi

Rabu, 20 Desember 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gunung Salak di perbatasan Kabupaten Sukabumi dan Bogor. l Istimewa

Gunung Salak di perbatasan Kabupaten Sukabumi dan Bogor. l Istimewa

sukabumiheadline.com l Gunung Salak yang berada pada 2.211 mdpl atau meter di atas permukaan laut, merupakan salah satu gunung berapi aktif di Pulau Jawa.

Selain sebagai gunung berapi aktif, Gunung Salak juga memiliki segudang pesona, potensi ekonomi dan cerita misteri yang populer di kalangan tertentu.

Klarenanya, bicara ihwal gunung yang berada perbatasan Kabupaten Sukabumi dan Bogor, Jawa Barat ini tak sekadar keindahannya, gunung ini juga dikenal dengan cerita-cerita mistis dan misteri di balik kemegahannya. Baca lengkap: Asal-usul Nama dan 5 Cerita di Balik Kemegahan Gunung Salak Sukabumi

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Di sisi lain, tidak sedikit warga Sukabumi yang mengira bahwa nama Gunung Salak berasal dari kata buah salak, padahal sebenarnya asal-usul Gunung Salak berasal dari bahasa Sansekerta “salaka” yang berarti perak.

Selain itu nama salak juga berkaitan dengan legenda asal-usul Gunung Salak dari sebuah Kerajaan Salakanagara, sebuah kerajaan tertua di Nusantara.

Namun, ada juga versi yang menyebutkan asal-usul Gunung Salak berasal dari temuan sebuah buah salak raksasa di gunung tersebut. Baca lengkap: Misteri Gunung Salak di Sukabumi-Bogor, Legenda Salakanagara dan Prabu Siliwangi Berubah Jadi Macan

Gunung Salak di perbatasan Sukabumi dan Bogor. l Istimewa
Gunung Salak di perbatasan Sukabumi dan Bogor. l Istimewa

Erupsi Gunung Salak

Meskipun sudah lama tidak lagi menunjukkan aktivitas erupsi, namun siapa sangka ternya gunung ini pernah mengalami dua kali letusan dan sering erupsi.

Menurut catatan sejarah, Gunung Salak terakhir kali erupsi pada 1938 silam. Meskipun sebelumnya di tahun 2018 sempat beredar isu Gunung Salak mengalami erupsi, namun hal tersebut telah dibantah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

Namun demikian, gunung ini berulangkali mengalami erupsi freatik. Erupsi atau letusan freatik, juga dikenal sebagai  depresurisasi, adalah letusan yang digerakkan oleh uap air yang terjadi ketika air di bawah tanah atau permukaan dipanaskan oleh magma, lahar, batuan panas, atau endapan vulkanik baru.

Berikut catatan jejak sejarah letusan Gunung Salak sejak 1699-1938 dihimpun sukabumiheadline.com dari Litbang MPI. Baca Lengkap: Dua Kali Meletus dan Berulangkali Erupsi, Mengenal Gunung Salak dari Catatan Sejarah

Gempa Bumi Tektonik di Kawasan Gunung Salak

Ahli buka suara soal banyaknya isu gempa M 4,6 di Sukabumi pada Kamis (14/12/2023) kemarin dikaitkan dengan aktivitas tektonik Gunung Salak. Kabar tersebut menyebar dengan cepat di warganet.

Baca Juga :  Bikin Penasaran, Ini Lho 5 Tempat Wisata Tersembunyi di Sukabumi

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan membantah isu tersebut. Dia menegaskan tak ada kaitan antara gempa dengan aktivitas tektonik Gunung Salak.

“Tidak ada [kaitannya], sampai saat ini di pos Gunung Salak tidak merekam gempa vulkanik,” kata Hendra, Jumat (15/12/2023).

Kawah Ratu menjadi lokasi penelitian. l Istimewa
Kawah Ratu menjadi lokasi penelitian. l Istimewa

Hendra juga mengungkapkan tidak ada peningkatan aktivitas vulkanik di Gunung Salak. Statusnya juga masih normal atau level 1.

Aktivitas vulkanik memang sempat mengalami kenaikan usai gempa M 4,0 di barat daya Kota Bogor pada Jumat dini hari (8/12/2023). Saat itu gempa membuat adanya gempa tektonik lokal yang membuat peningkatan lebih dari empat kali gempa per hari selama 6-8 Desember 2023.

Catatan PVMBG menunjukkan terdapat delapan gempa lokal pada 6 Desember 2023, lalu tujuh kali keesokan harinya, dan tujuh gempa lagi pada 8 Desember 2023. PVMBG juga melaporkan gempa tektonik jauh mendominasi di Gunung Salak sebanyak 31 kali dan gempa tektonik lokal 22 kali selama 1-9 Desember 2023.

Kegempaan dilaporkan cenderung normal. Meski begitu PVMBG mengimbau masyarakat tetap waspada potensi erupsi di Gunung Salak.

“Di musim hujan, tingkat kelembaban udara di sekitar kawah akan lebih tinggi, sehingga gas-gas vulkanik akan sulit terurai, yang menyebabkan konsentrasi gas-gasnya akan meningkat dan dapat membahayakan kehidupan,” jelasnya.

Sumber Ekonomi

Meskipun menyandang status gunung berapi aktif, namun di sisi lain, keberadaan Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi (PLTP) Gunung Salak berdiri megah di atas gunung yang terkenal paling angker di Indonesia itu, telah menghasilkan keuntungan yang tidak sedikit, yakni triliunan Rupiah, terhitung sejak beroperasi pada 1994 silam.

Setiap tahun, tidak kurang dari Rp60 miliar hingga Rp80 miliar mengalir ke kas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukabumi, melalui Dana Bagi Hasil (DBH) dan Bonus Produksi (BP).

Angka tersebut tentunya belum termasuk nominal yang diterima Pemkab Bogor, mengingat lokasi PLTP terbesar di Indonesia tersebut berada di antara dua kabupaten di Jawa Barat itu. Baca lengkap: Sejarah PLTP Gunung Salak, Setor Puluhan Miliar Rupiah per Tahun ke Kas Pemkab Sukabumi

Baca Juga :  5 Wisata Pantai Eksotis di Sukabumi Wajib Dikunjungi Wisatawan

Pesona dan Misteri Gunung Salak

Di kalangan warga dan para pendaki Gunung Salak, gunung ini juga dilabeli sebagai gunung terangker di Tatar Pasundan dan salah satu gunung paling angker di Indonesia.

Moli, anjing putih sang pemandu para pendaki di Gunung Salak perbatasan Sukabumi-Bogor. l @bambangrahayu
Moli, anjing putih sang pemandu para pendaki di Gunung Salak perbatasan Sukabumi-Bogor. l @bambangrahayu

Tak heran jika banyak cerita yang berkembang dan membuat merinding pagi para pendaki pemula, seperti cerita tentang si Moli, anjing putih yang dikenal sebagai pemandu para pendaki. Baca lengkap: Kenalin Si Moli, Anjing Putih Pemandu para Pendaki di Gunung Salak Sukabumi-Bogor

Selain itu, warga Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, tentunya pernah mendengar cerita dari mulut ke mulut tentang keberadaan harta Karun Belanda di Gunung Salak.

Taman Nasional Gunung Halimun Salak atau yang bisa disebut TNGHS merupakan kawasan konservasi yang ada di perbatasan Kabupaten Sukabumi dengan Bogor, Provinsi Jawa Barat.

Sudah banyak yang mengetahui tentunya bahwa kawasan ini memiliki sejumlah air terjun atau curug yang menawan. Di kawasan ini selain terdapat Curug Lembah Tepus yang berkontur bertingkat-tingkat sehingga membentuk pemandangan indah. Warna air di curug ini bening sebening air mineral. Baca lengkap: Desa Ini Punya 5 Curug Indah dan Instagramable, Cuma 20 Km dari Parungkuda Sukabumi

Ilustrasi harta karun. l Istimewa
Ilustrasi harta karun. l Istimewa

Bahkan, cerita dari mulut ke mulut juga beredar tentang kabar keberadaan harta Karun Belanda di Gunung Salak. Misteri harta karun Belanda di gunung yang terletak di perbatasan Kabupaten Sukabumi dengan Bogor ini sudah ratusan tahun seakan tak terpecahkan.

Gunung Salak seakan telah menjadi saksi bisu dari berbagai cerita misterius yang mengelilingi harta karun Belanda yang konon sengaja dikubur di dalamnya. Baca Lengkap: Mengungkap Misteri Harta Karun Belanda di Gunung Salak Sukabumi-Bogor, Begini Ceritanya

Fakta lainnya, Gunung Salak sebagai gunung yang tak asing lagi bagi para pendaki, memiliki 12 puncak. Baca lengkap: Kenali Nama 12 Puncaknya, 5 Fakta Gunung Salak di Sukabumi – Bogor Disebut Keramat

Ekspedisi makam keramat di Gunung Salak. l Istimewa
Ekspedisi makam keramat di Gunung Salak. l Istimewa

Tak cukup sampai di situ, Gunung Salak tidak hanya terkenal dengan keindahan alamnya yang memukau, tetapi juga memiliki sejumlah makam keramat yang dianggap tempat suci oleh masyarakat setempat.

Makam-makam ini menyimpan nilai-nilai spiritual, sejarah, dan kepercayaan yang kuat. Berikut adalah sejumlah makam keramat yang dikenal berada di Gunung Salak. Baca lengkap: Mengenal 5 Makam Keramat yang Berada di Gunung Salak Sukabumi-Bogor

Berita Terkait

DPRD Kabupaten Sukabumi setujui Raperda Perubahan No 15/2023 tentang PDRD
Bocah Sukabumi tenggelam saat mandi di sungai sepulang mengaji akhirnya ditemukan
Bocah 9 tahun hilang tenggelam di sungai Bantargadung Sukabumi
Bertahun-tahun rusak, Jalan Provinsi di Jampang Tengah Sukabumi ini kembali makan korban
Soal PAD tidak normal, Ayep Zaki diwanti-wanti Wakil Ketua DPRD Kota Sukabumi
Detail jawaban bupati terhadap fraksi-fraksi DPRD Kabupaten Sukabumi soal Revisi Perda 15/2023
Jembatan Alternatif Bojongkopo Sukabumi amblas, akses menuju wilayah Pajampangan terputus
Ada pohon pisang di jalan pusat perkantoran Pemkab Sukabumi, Dewek: Memalukan!

Berita Terkait

Jumat, 18 April 2025 - 08:10 WIB

DPRD Kabupaten Sukabumi setujui Raperda Perubahan No 15/2023 tentang PDRD

Rabu, 16 April 2025 - 22:44 WIB

Bocah Sukabumi tenggelam saat mandi di sungai sepulang mengaji akhirnya ditemukan

Rabu, 16 April 2025 - 17:09 WIB

Bocah 9 tahun hilang tenggelam di sungai Bantargadung Sukabumi

Selasa, 15 April 2025 - 12:05 WIB

Bertahun-tahun rusak, Jalan Provinsi di Jampang Tengah Sukabumi ini kembali makan korban

Selasa, 15 April 2025 - 10:35 WIB

Soal PAD tidak normal, Ayep Zaki diwanti-wanti Wakil Ketua DPRD Kota Sukabumi

Berita Terbaru

Ilustrasi dokter gigi - Istimewa

Kesehatan

Wajib tahu! Ini 7 kondisi dilarang cabut gigi karena berbahaya

Kamis, 17 Apr 2025 - 02:40 WIB