sukabumiheadline.com – Nama Prabu Siliwangi tentunya sudah tidak asing bagi masyarakat Sunda. Dalam sejumlah catatan pada teks kuno peninggalan kerajaan Padjajaran, seperti Sanghyang Siksa Kandang Karesian, Carita Purwaka Caruban Nagari, Bujangga Manik, dan banyak lainnya. Baca selengkapnya: Bujangga Manik, merekam perjalanan petualang Sunda mengelilingi tanah Jawa
Keberadaan Prabu Siliwangi yang paling kuat tertulis pada prasasti Batu Tulis di Kota Bogor, Jawa Barat. Teks itu diukir Prabu Surawisesa, Raja Padjajaran yang berkuasa selama 14 tahun (1521-1535 M).
Berita Terkait:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
- Sulit Ditaklukan Majapahit, Meski Kecil Pajajaran Bukan Kerajaan Lemah
- Silsilah Raden Wijaya, Jaka Susuruh dari Pasundan cucu Raja Sunda pendiri Majapahit
- Sanjaya, Raja Mataram ternyata orang Sunda berkuasa 717 M
Bunyi dari teks pada prasasti itu menceritakan seorang anak bernama Prabu Surawisesa yang kagum pada kepempimpinan ayahnya sebelum meninggal dunia, yakni Sri Baduga Maharaja yang disebut dalam teks Pasasti Batu Tulis sebagai Prabu Siliwangi.
Berita Terkait:
- Sosok pengisi kekosongan Raja Sunda usai Perang Bubat, serang balik Majapahit
- Ketika Raja Sunda Ditaklukkan Raja Sunda, Kisah Lengkap Pajajaran Runtuh
- Satu di Tatar Pasundan tapi bukan Pajajaran, 5 kerajaan tertua di Indonesia

Teks Prasasti Batutulis:
“Wangna pun ini sakakala, prebu ratu purane pun, diwastu diya wingaran prebu guru dewataprana. di wastu diya Prabu Siliwangi, di wastu diya wingaran sri baduga maharaja ratu haji di pakwan pajajaran seri sang ratu dewata. pun ya nu nyusuk na pakwan. diva anak rahyang dewa niskala sa(ng) sida mokta dimguna tiga i(n) cu rahyang niskala-niskala wastu ka(n) cana sa(ng) sida mokta ka nusalarang. ya siya ni nyiyan sakakala gugunungan ngabalay nyiyan samida, nyiyan sa(ng)h yang talaga rena mahawijaya, ya siya, o o i saka, panca pandawa e(m) ban bumi.”
Baca Juga:
- Kisah Sanghyang Tapak dan kutukan mengerikan dari Raja Sunda di Cibadak Sukabumi
- Mengenal Nusya Mulya, Raja dan panglima Pajajaran terakhir
- Pemicu Perang Bubat dan Perselisihan Sunda-Jawa, Kecantikan Dyah Pitaloka Citraresmi Disebut Cocok Jadi Artis
Terjemahan Prasasti Batutulis:
“Semoga selamat, ini tanda peringatan Prabu Ratu almarhum, dinobatkan dia dengan nama Prabu Siliwangi, dinobatkan dia sebagai Guru Dewataprana, dinobatkan (lagi) dia dengan nama Sri Baduga Maharaja Ratu Aji di Pakuan Pajajaran Sri Sang Ratu Dewata. Dialah yang membuat parit (pertahanan) Pakuan, dia putera Rahiyang Dewa Niskala yang dipusarakan di Gunatiga, cucu Rahiyang Niskala Wastu Kancana yang dipusarakan ke Nusa Larang. Dialah yang membuat tanda peringatan berupa gunung-gunungan, membuat undakan untuk hutan Samida, membuat Sahiyang Telaga Rena Mahawijaya (dibuat) dalam (tahun) Saka “Panca Pandawa Ngemban Bumi.”
Baca Juga: Reinwardt pendaki pertama Gunung Gede, sekarang ditutup karena aktivitas vulkanik meningkat
Adapun, sejumlah pakar sejarah menyebut lokasi yang dimaksud Hutan Samida, adalah Kebun Raya Bogor saat ini.
Sedangkan Sangkala, dalam prasasti berarti angka 5541. Apabila dibaca terbalik, menjadi 1455 Saka atau 1533 Masehi.