sukabumiheadline.com – Kereta Wisata Jaka Lalana yang dijadwalkan meluncur pada 14 Desember 2025 lalu, mengalami penundaan oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI) hingga waktu yang belum pasti. Penundaan dilakukan KAI setelah sebelumnya melakukan uji coba operasi di jalur KA relasi Bogor-Sukabumi.
Sementara itu, wacana untuk memperpanjang jalur kereta rel listrik (KRL) commuter line rute Bogor hingga ke Sukabumi, juga belum ada kepastian resmi.
Diberitakan sukabumiheadline.com sebelumnya, Kepala BP BUMN Dony Oskaria mengatakan rute KRL bakal diperpanjang hingga Cikampek dan Sukabumi. Rencananya, proyek itu berjalan tahun depan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Hal ini diungkapkan Dony saat Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI yang membahas mengenai pemberian Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada tiga BUMN, Senin (8/12/2025) lalu.
“Untuk kereta api, tahun depan kita akan melakukan elektrifikasi di lima kota, termasuk di Jakarta itu adalah kereta api listrik sampai dengan Cikampek, kemudian sampai dengan Rangkasbitung, sampai dengan Sukabumi,” ujar Dony.
Baca Juga: Daftar hotel tertua di Sukabumi, bukan Grand Inna Samudra Beach Hotel
Namun, sebelumnya Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan proyek tersebut masih dalam tahap usulan dan belum akan direalisasikan dalam waktu dekat.
Dirjen Perkeretaapian Kemenhub, Allan Tandiono, menyebut pemerintah akan melakukan evaluasi ulang pada tahun depan untuk menilai kelayakan proyek tersebut dari berbagai aspek, termasuk anggaran dan kesiapan infrastruktur.
Tandiono, menyebutkan bahwa jalur Bogor-Sukabumi memang cukup panjang dan sudah memiliki layanan kereta eksisting, meski belum berbasis listrik.
“KRL Sukabumi itu jaraknya jauh ya, dari Bogor ke Sukabumi kan cukup jauh, memang ada usulan, dan tahun depan kami akan studi lagi bagian dari rangkaian yang kami jelaskan, bahwa kami akan evaluasi ulang setiap usulan yang ada dan mengsinkronkan anggaran yang ada dan fokuskan juga dampak yang diberikan,” ujarnya.

Seperti diketahui, saat ini jalur KA ke Sukabumi masih dilayani KA Pangrango. Pemerintah perlu melihat kebutuhan serta pola pergerakan penumpang lebih detail sebelum memutuskan konversi ke sistem KRL.
“Bogor-Sukabumi sudah ada layanan bukan kereta listrik, mungkin kami perlu liat seperti apa. Tahun depan akan evaluasi cek ulang per hari seperti apa dan yang menggunakan standar pelayanan seperti apa dan perlu dicocokkan PT KAI menyediakan rel listrik,” jelas Allan.
Selain itu, kata dia, pengadaan sarana KRL juga bukan hal yang instan. Dengan padatnya pekerjaan revitalisasi KRL di kawasan Jabodetabek, Kemenhub dan KAI perlu menyusun prioritas yang realistis berdasarkan kebutuhan masyarakat dan kesiapan anggaran pemerintah.
“Karena pengadaan KRL nggak cepat, untuk di Jabodetabek sendiri KAI tugasnya besar revitalisasi kereta yang ngga terlalu muda, terkait elektrifikasi di tempat lain kita perlu mengsinkronkan kebutuhan real masyarakat dan kesiapan anggaran pemerintah dan kesiapan KAI dalam pengadaan KRL sarananya,” pungkas Allan.
Dengan begitu, peluang hadirnya KRL di jalur Bogor-Sukabumi masih terbuka, tetapi akan bergantung pada hasil kajian mendalam tahun depan, termasuk sinkronisasi anggaran, kelayakan teknis, dan kesiapan operator. Pemerintah ingin memastikan bahwa setiap pengembangan transportasi massal memberikan manfaat maksimal dan efisien secara biaya.
Dengan demikian, KRL ke Sukabumi masih dalam tahap wacana dan perencanaan, ditargetkan mulai persiapan awal setelah pencairan anggaran 2025, dengan rencana elektrifikasi bertahap mengikuti kesiapan infrastruktur jalur, namun belum ada jadwal pasti KRL beroperasi karena masih dalam tahap usulan dan evaluasi Kemenhub.
Namun demikian, Dony Oskaria memastikan elektrifikasi jalur KRL hingga Sukabumi akan menjadi bagian dari pengembangan tahun depan (2026), setelah mendapat suntikan modal untuk tahun 2025.
Adapun tujuan jalur langsung KRL ke Sukabumi bertujuan menumbuhkan pusat pertumbuhan ekonomi baru di sepanjang jalur. Sementara itu, tahap persiapan akan dilakukan penyesuaian infrastruktur dan evaluasi kelayakan di tahun 2026.









