Nasib Miris Muslim di India, Bisnis Dimatikan dan Karyawan Dipecat

- Redaksi

Rabu, 23 Agustus 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Toko dan apartemen milik Muslim di Distrik Nih dihancurkan. l Istimewa

Toko dan apartemen milik Muslim di Distrik Nih dihancurkan. l Istimewa

sukabumiheadline.com l Sayap kanan Hindu menyerukan boikot usaha milik umat Muslim di India. Seruan datang usai kekerasan komunal yang mengakibatkan korban jiwa pecah di negara bagian Haryana di India.

Bentrokan sektarian meletus di distrik Nuh pada 31 Juli lalu, setelah prosesi keagamaan oleh organisasi Vishwa Hindu Parishad dilaporkan diserang dan menewaskan enam orang, termasuk dua penjaga keamanan.

Krishna Gurjar, pembicara dari kelompok sayap kanan Hindu Bajrang Dal memberikan ultimatum kepada bisnis lokal untuk memecat karyawan Muslim. Ultimatum tersebut disampaikan dalam satu demonstrasi di Nuh, kota Hansi di distrik Hisar, 2 Agustus lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Setiap yang mempekerjakan Muslim di tokonya, akan kami tempelkan poster boikot mereka di bagian luar toko dan akan menyatakan mereka pengkhianat komunitas kami,” kata Gurjar, sebagaimana dilaporkan Aljazeera dan dikutip Rabu (23/8/2023).

Gurjar menambahkan, hanya pedagang asongan Hindu yang boleh ada di daerah itu. Gurjar bahkan mengatakan upaya pengusiran Muslim asing ini seperti Rohingya.

Baca Juga :  Umat Muslim di China Rayakan Idul Adha Lebih Meriah

“Jika setelah dua hari ditemukan pedagang asongan Muslim, maka apapun yang terjadi padanya hanya dia yang akan bertanggung jawab,” lanjut dia.

Diketahui bentrokan meletus di distrik Nuh menyebar ke distrik lain. Di Gurugram, sebuah masjid dibakar dan Mohammad Saad, seorang wakil imam, dilaporkan tewas. Sejauh ini, polisi Haryana telah menangkap 312 orang dan menahan setidaknya 106 orang.

Sementara, pengacara Shahrukh Alam yang menentang ujaran kebencian di hadapan pengadilan, menyebut seruan boikot ekonomi terhadap Muslim sebagai bagian dari pola kekerasan struktural. Dia menyebut, tuntutan itu seolah menegaskan bahwa umat Islam memiliki hak yang lebih rendah di India.

“… Tuntutan tersebut melanggar keutuhan dan keamanan bangsa India. Mereka melanggar hak dasar yang dijamin dalam Konstitusi India,” kata Alam.

Dia juga mengungkapkan bahwa petugas polisi sering terlihat berjalan dengan para aktivis Hindu saat aksi unjuk rasa. Sehingga menurut dia, kurangnya tindakan dari pihak kepolisian menjadi pelanggaran perintah Mahkamah Agung.

Baca Juga :  Derita Warga Kampung Muslim di India Habis Dibuldoser: Kami Dipaksa Hidup di Jalan

Pada April 2023, Mahkamah Agung memerintahkan negara bagian India untuk mendaftarkan insiden ujaran kebencian tanpa menunggu pengaduan apapun diajukan.

Wakil pengawas polisi Hansi, Virendar Sangwan, mengatakan kasus telah didaftarkan terhadap Gurjar dan lainnya karena kerusuhan dan mempromosikan permusuhan antar kelas.

Dalam demonstrasi pada 6 Agustus di desa Tigra Haryana, pengunjuk rasa Hindu menuntut pembebasan pria yang ditangkap karena membunuh wakil imam masjid Anjuman Jama di distrik Gurugram.

Kulbhushan Bhardwaj dari Bajrang Dal Menyebut pihaknya kaum Muslim sebagai orang yang bertanggung jawab di balik peristiwa itu.

“Ada ratusan pria Muslim yang bekerja di Gurugram sebagai tukang kayu, tukang cukur, penjual sayur, mekanik, dan supir taksi, dan kami selalu mendukung mereka. Tapi sekarang kami akan memastikan mereka tidak mendapat dukungan dari mana pun karena mereka bertanggung jawab untuk mengganggu perdamaian di kota,” kata dia.

“Muslim seharusnya tidak diizinkan untuk tinggal atau bekerja di kota. Kami mengimbau masyarakat kota untuk tidak menyewakan apartemen atau permukiman kumuh kepada mereka,” tambahnya.

Berita Terkait

Pangeran MbS tegaskan sikap Arab Saudi: Gaza milik Palestina!
Demo Gen Z di Nepal: Flexing anak pejabat, larangan medsos hingga sulitnya pekerjaan
Diplomat RI di Peru tewas setelah ditembak tiga kali dari jarak dekat
Beda dengan Indonesia, anggota DPR Swedia: Kami warga biasa, tak dapat tunjangan
Bukan cuma Indonesia, ini 5 negara rayakan hari kemerdekaan bulan Agustus
Intervensi saksi pengadilan, Presiden Kolombia masih berkuasa divonis 12 tahun penjara
Momen PM Inggris gelar rapat kabinet darurat untuk akui Negara Palestina
Setelah Perancis, kini Kanada akui Negara Palestina di Sidang Umum PBB

Berita Terkait

Jumat, 12 September 2025 - 01:36 WIB

Pangeran MbS tegaskan sikap Arab Saudi: Gaza milik Palestina!

Rabu, 10 September 2025 - 22:11 WIB

Demo Gen Z di Nepal: Flexing anak pejabat, larangan medsos hingga sulitnya pekerjaan

Selasa, 2 September 2025 - 22:03 WIB

Diplomat RI di Peru tewas setelah ditembak tiga kali dari jarak dekat

Sabtu, 23 Agustus 2025 - 23:22 WIB

Beda dengan Indonesia, anggota DPR Swedia: Kami warga biasa, tak dapat tunjangan

Minggu, 10 Agustus 2025 - 02:52 WIB

Bukan cuma Indonesia, ini 5 negara rayakan hari kemerdekaan bulan Agustus

Berita Terbaru

Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman. l Istimewa

Internasional

Pangeran MbS tegaskan sikap Arab Saudi: Gaza milik Palestina!

Jumat, 12 Sep 2025 - 01:36 WIB