sukabumiheadline.com – Warga Sukabumi, Jawa Barat, tentunya sangat familiar dengan nama Rumah Sakit (RS) Hermina. RS ini terletak di Jl. Raya Sukaraja, RT 003/003, Desa/Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi.
Lantas, siapa pemilik RS Hermina Sukabumi?
Diketahui, RS ini merupakan jaringan rumah sakit di bawah pengelolaan PT Medikaloka Hermina Tbk, sebuah perusahaan yang sudah listing di Bursa Efek Indonesia (BEI), dan sahamnya dimiliki publik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Karenanya, tidak mengherankan jika RS Hermina juga memiliki banyak cabang di berbagai kota di Indonesia. Bahkan, jaringan RS ini menjadi salah satu layanan kesehatan swasta terbesar di Tanah Air.
Sejarah RS Hermina Sukabumi
Awalnya rumah sakit ini fokus pada pelayanan kesehatan ibu dan anak, namun seiring waktu berubah menjadi rumah sakit umum yang melayani berbagai spesialisasi medis.
Perjalanan RS Hermina dimulai pada 1967 sebagai sebuah rumah bersalin kecil bernama Rumah Sakit Ibu dan Anak Hermina yang terletak di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur.
Nama Hermina sendiri diambil dari nama Ny Hermina Sulaiman, seorang tokoh penggerak kegiatan sosial di bidang kesehatan dan kesejahteraan perempuan.
Sementara itu, RS Hermina Sukabumi berdiri pada 2007, RS ini menawarkan pelayanan mulai dari umum, ibu, dan anak. RS ini memiliki 165 tempat tidur dan terdapat kurang lebih 22 poli dan/subklinik.
Fasilitas unggulan Hermina Sukabumi ini adalah dalam pelayanan ICU, NICU, PICU, Perinatology, Kemoterapi, KTK dan Bobath. Mereka juga memaksimalkan dalam penerapan manajemen standar kualitas untuk mencapai konsistensi pemeliharaan, kualitas, sistem, efisiensi, dan produktivitas serta standar layanan dalam Rumah Sakit.
Terhitung sejak 2024, dilansir situs resminya, Hermina grup sudah mengoperasikan 52 rumah sakit yang tersebar di 17 provinsi di Indonesia, dengan total kapasitas tempat tidur sebanyak 7.613 unit.
Pemilik RS Hermina
RS Hermina adalah perusahaan yang tercatat di BEI sejak 2018. Saat Initial Public Offering atau IPO, para pemilik Rumah Sakit Hermina sepakat melepas 11 persen sahamnya ke investor publik.
Kini total saham masyarakat di perusahaan dengan kode emiten HEAL ini mencapai 58,52 persen. Tercatat beberapa pemilik RS Hermina lama masih menggenggam saham perusahaan.
Sedikitnya ada 6 pemilik RS Hermina dengan kepemilikan saham cukup dominan. Paling besar adalah Yulisar Khiat dengan persentase saham 12,78 persen. Ia juga tercatat sebagai direksi di PT Medikaloka Hermina Tbk.
Kemudian, ada nama Hasmoro (4,78%), Binsar Parasian Simorangkir (5,34%), Lydia Immanuel (5,56%), dan Meijani Wibowo (2,15%). Para pemegang saham individu dengan kepemilikan dominan ini juga ikut menjadi pengendali PT Medikaloka Hermina Tbk.
Diketahui, Hasmoro dan Binsar Parasian Simorangkir juga menjabat direksi. Sementara Meijani Wibowo menjabat komisaris PT Medikaloka Hermina Tbk.
Selanjutnya, ada perusahaan otomotif, PT Astra International Tbk juga menjadi salah satu pemilik RS Hermina dengan persentase saham 7,23%.
Selain itu, Grup Djarum juga merupakan investor di Hermina sejak Juni 2025. Perusahaan milik Hartono Bersaudara ini memiliki 559.185.300 lembar saham atau setara dengan 3,63% saham PT Medikaloka Hermina Tbk, dengan nilai transaksi mencapai Rp1,05 triliun.
Untuk informasi, Hartono Bersaudara, yakni Robert Budi Hartono dan Michael Hartono merupakan dua nama yang selalu masuk daftar Top 5 orang terkaya di Indonesia versi Forbes.
Informasi dihimpun, Robert Budi Hartono memiliki kekayaan US$21,6 miliar atau setara Rp337,44 triliun. Sedangkan, Michael Hartono punya US$20,8 miliar atau setara Rp324,94 triliun.
Jumlah kekayaan pemilik klub sepak bola Serie-A Liga Italia, Como FC tersebut, menempatkan keduanya di posisi 3 dan 4 orang terkaya di Indonesia. Sementara di posisi 1 dan 2 ditempati Low Tuck Kwong dengan US$27,2 miliar (Rp424,92 triliun), dan Prajogo Pangestu US$24,0 miliar (Rp374,93 triliun).