Pengakuan Lesbian di Kabupaten Sukabumi: Butuh Penerimaan dari Masyarakat

- Redaksi

Selasa, 26 Oktober 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi lesbian. l Istimewa

Ilustrasi lesbian. l Istimewa

sukabumiheadline.com – Perilaku Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) adalah suatu bentuk perilaku seksual menyimpang di tengah mayoritas masyarakat heteroseksual.

Selain itu, disebut menyimpang karena perilaku tersebut di pandang tidak sesuai dengan norma agama dan sosial yang berlaku di masyarakat.

Populasi pelaku lesbian atau perempuan yang memiliki orientasi seksual terhadap sesama perempuan, di Kabupaten Sukabumi disinyalir terus mengalami peningkatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Meskipun eksistensinya terkesan malu-malu, tetapi dengan dukungan kampanye terselubungnya cenderung membuat mereka lebih berani “pamer” di ruang publik.

Ketika di kalangan dewasa penambahannya cenderung mengalami stagnasi, kini mereka mulai menyasar kalangan remaja.

Seperti halnya di wilayah Kabupaten Sukabumi, fenomena ini sering terlihat eksis di muka umum, seperti sepasang perempuan lesbian, yang biasa disebut butchi (lesbian laki-laki) E (28) dan R (27) seorang dan femme (lesbian wanita).

Saat ditemui sukabumiheadline.com secara langsung di rumah kontrakannya, keduanya membeberkan keseharian mereka.

“Perilaku kita tidak merugikan orang lain, toh kita pun sama-sama manusia,” ungkap R yang biasa dipanggil Ade.

Baca Juga :  Pria Surade Sukabumi, Tulang Punggung Keluarga Jatuh dari Pohon Kelapa

Dirinya menjelaskan, jika ia sempat berumah tangga selama tujuh tahun dan akhirnya kandas hingga kembali menjadi lesbian.

“Sebelum menikah saya sempat menjadi lesbian selama empat tahun, hari ini entah kenapa masuk ke lingkungan ini lagi,” tambahnya.

Walaupun sudah memiliki anak, namun Ade merasa perilakunya itu dirasa membuatnya nyaman memiliki pasangan sesama jenis.

“Ya lebih nyaman dan perhatiannya itu lebih terhadap kita, dari mulai kebutuhan hidup sampai kebutuhan anak,” tuturnya.

Sementara itu, menurut E (28) yang biasa dipanggil Babang menuturkan kepribadiannya berubah setelah merasa sakit hati oleh pacar lelakinya.

“Saya kecewa terhadap pacar laki-laki saya, selain kecewa dulu saya sering disakiti secara fisik juga,” tuturnya bernada kesal.

Disinggung banyak buchi yang terang-terangan umbar eksistensi di muka umum, Babang mengakui jika mereka berharap ada pengakuan dan penerimaan dari masyarakat terkait eksistensi mereka.

“Intinya ingin ada pengakuan dari masyarakat bahwa kita pun sama sebagai manusia,” pungkasnya.

Baca Juga :  Ini Pengakuan Penanggungjawab Galian Cadas Maut di Cicurug Sukabumi

Dihubungi terpisah, psikolog asal Sukabumi Ayuniar Tresna Dewi, S.Psi. menuturkan, fenomena LGBT berawal dari pergaulan dan pola asuh orang tua.

“Saya beberapa kali ngobrol dengan mereka dan melakukan riset sendiri dari sosial media, ada yang memang dari kecil diperlakukan tidak seperti layaknya masyarakat kita, berdasarkan jenis kelamin oleh orangtuanya,” terang wanita kelahiran 30 Juni 1986 itu.

Kemudian, kata Ayuniar, perilaku LGBT ada juga bisa disebabkan patah hati atau dikecewakan oleh pasangan sebelumnya, sehingga kemudian mencari alternatif lain yang dinilai bisa memberikan rasa nyaman.

Terlebih, tambah dia, kondisi saat ini yang mulai cenderung permisif terhadap eksistensi mereka, bisa dengan mudah menarik seseorang untuk mengikuti arus mereka.

“Tentunya ajakan mereka untuk masuk ke dalam lingkarannya akan lebih menarik, karena bujukan mereka lebih mendalam dan bisa membuat seseorang mudah terbujuk rayu,” tambahnya.

Lantas, apakah mereka bisa disembuhkan?

“Ya tentu bisa disembuhkan. Intinya tergantung niat besar orang tersebut untuk berubah. Banyak juga kok yang dulunya pelaku seksual menyimpang, kemudian bisa berdamai dengan diri sendri dan memilih untuk bertobat. Banyak yang kemudian kembali ke rumah dan hidup normal,” pungkasnya.

Berita Terkait

Membanding volume panen tanaman perkebunan di Sukabumi, teh tak lagi juara dunia
Membanding jumlah Wanita Sukabumi menurut jenis pekerjaan
Ini lho daftar kecamatan juara nyampah di Kabupaten Sukabumi
Kasepuhan Adat Banten Kidul: Dari Lebak ke Sukabumi, Aki Buyut Bao Rosa hingga Abah Asep Nugraha
Profil Lauw Lanny Farida dan PT GPI: Tambang emas di Sukabumi picu banjir lumpur dan gagal panen
Kecamatan mana terbanyak? Membanding penderita kusta dengan jumlah penduduk Kabupaten Sukabumi
Membanding jumlah investor asing dan dalam negeri menurut jenis usaha di Kabupaten Sukabumi
5 kota/kabupaten berpenduduk terbanyak 2025 dibanding 2024, Sukabumi nambah berapa?

Berita Terkait

Rabu, 23 April 2025 - 16:47 WIB

Membanding volume panen tanaman perkebunan di Sukabumi, teh tak lagi juara dunia

Selasa, 22 April 2025 - 00:33 WIB

Membanding jumlah Wanita Sukabumi menurut jenis pekerjaan

Senin, 21 April 2025 - 03:02 WIB

Ini lho daftar kecamatan juara nyampah di Kabupaten Sukabumi

Kamis, 17 April 2025 - 00:49 WIB

Kasepuhan Adat Banten Kidul: Dari Lebak ke Sukabumi, Aki Buyut Bao Rosa hingga Abah Asep Nugraha

Jumat, 11 April 2025 - 15:08 WIB

Profil Lauw Lanny Farida dan PT GPI: Tambang emas di Sukabumi picu banjir lumpur dan gagal panen

Berita Terbaru