sukabumiheadline.com – Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, merupakan salah satu daerah dengan industri padat karya terbanyak. Namun demikian, dua tahun ke belakang sejumlah pabrik terpaksa harus menutup operasi atau relokasi ke wilayah Jawa Tengah. Baca lengkap: Pabrik Garmen Manito World Cicurug Sukabumi Bangkrut, Ribuan Pekerja di-PHK
Namun, hal sebaliknya terjadi pada 2024, di mana ekspor produk garmen dari Sukabumi anjlok hingga hampir 50 persen dan membuatnya turun peringkat ke posisi kedua setelah produk alas kaki.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) 2025, selain produk sepatu dan garmen, total ada 16 komoditi non migas yang diekspor dari Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Dari 16 komoditi itu, terdapat bunga, sayuran, hingga sabut kelapa. Namun, komoditi ekspor non migas dari Sukabumi masih didominasi produk sepatu dan garmen atau tekstil dan produk tekstil (TPT).
Berikut adalah jumlah, jenis dan negara tujuan ekspor komoditi non migas, dikutip sukabumiheadline.com dari data Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kabupaten Sukabumi, Rabu (26/3/2025).
- Alas Kaki/Sepatu:
Senilai Rp254,78 miliar, atau mencapai 51,35 persen dari total ekspor. Adapun, negara tujuan adalah Jepang, dll. - Garment/TPT:
Rp181,56 miliar, atau sebesar 36,59 persen dari total ekspor dengan negara tujuan Amerika Serikat, dll. - Ikan Beku:
Rp16,80 miliar, sebesar 3,38 persen dari total ekspor dengan negara tujuan China, dll. - Elektrik/Lampu Hias:
Rp16,69 miliar, setara 3,36 persen dari total ekspor dengan negara tujuan Jepang, dll. - Boneka:
Rp15,53 miliar, atau sebesar 3,13 persen dari total ekspor dengan negara tujuan Amerika Serikat, dll. - Batu Templek/Batu Alam:
Rp3,67 miliar, setara 0,74 persen dari total ekspor dengan negara tujuan Malaysia, dll. - Kapulaga:
Rp2,40 miliar, atau sebesar 0,48 persen dari total ekspor dengan negara tujuan China, dll. - Elektronik:
Rp1,98 miliar, setara 0,39 persen dari total ekspor dengan negara tujuan Jepang, dll. - Furniture and Handycraft:
Rp1,03 miliar, atau 0,20 persen dari total ekspor dengan negara tujuan Korea Selatan, dll. - Tanaman Hias:
Rp917,793,47 juta, atau sebesar 0,18 persen dari total ekspor dengan negara tujuan Korea Selatan, dll. - Makanan:
Rp259,009,00 juta, setara 0,05 persen dari total ekspor dengan negara tujuan Thailand - Rambut Palsu:
Rp209,086,20 juta, atau 0,04 persen dari total ekspor dengan negara tujuan Inggris Raya dan Amerika Serikat - Teh:
Rp110,9 juta, atau sebesar 0,02 persen dari total ekspor dengan negara tujuan Vietnam, dll. - Sabut Kelapa/Kulit Kayu:
Rp106,5 juta, setara 0,02 persen dari total ekspor dengan negara tujuan Taiwan - Rempah-rempah:
Rp12,3 juta, sebesar 0,0025 persen dari total ekspor dengan negara tujuan Qatar - Sayuran:
Rp10,8 juta, sebesar 0,0022 persen dari total ekspor dengan negara tujuan Taiwan
Dari data di atas, diketahui pada 2024 nilai total ekspor komoditi non migas Dari Kabupaten Sukabumi sebesar Rp496,112 miliar.
Baca Juga: Mengenal PT Pratama Abadi Industri produsen sepatu NIKE di Sukabumi
Sepatu naik garmen turun
Banyaknya pabrik garmen yang bangkrut dan atau merelokasi usaha mereka ke luar Kabupaten Sukabumi, berdampak pada turunnya ekspor komoditi garmen (TPT).
Diberitakan sukabumiheadline.com sebelumnya, nilai ekspor produk garmen menjuarai ekspor pada 2023 dengan Rp348,32 miliar atau sebesar 58,191% dari total ekspor. Kemudian, anjlok jadi hanya Rp181,56 miliar, atau sebesar 36,59 persen dari total nilai ekspor pada 2024.
Namun, hal sebaliknya terjadi untuk alas kaki (sepatu) yang mengalami kenaikan sangat signifikan, naik hampir dua kali lipat, di mana ekspor sepatu dari Sukabumi, pada 2023, sebesar 29,968% dari total nilai ekspor, melonjak menjadi 51,35 persen dari total nilai ekspor pada 2024. Baca selengkapnya: Masih TPT juaranya, komoditi, jumlah dan nilai ekspor non migas Kabupaten Sukabumi
Demikian dengan nilai ekspor pada 2024, juga anjlok jika dibandingkan tahun 2023. Total nilai ekspor 18 komoditi non migas dari Kabupaten Sukabumi adalah sebesar Rp598.58 miliar (2023), turun menjadi Rp496,11 miliar (2024).
Berita Terkait:
- Ngeri, Sebab Krisis Ekonomi Global 24 Ribu Buruh di Sukabumi Dirumahkan
- Buruh Sukabumi, Kiamat Pabrik Garmen di Depan Mata Ini Biang Keroknya
Catatan penjelasan nilai ekspor
Untuk informasi, nilai ekspor adalah nilai uang yang didapatkan dari kegiatan ekspor, termasuk semua biaya yang terkait. Mengutip dari BPS, nilai ekspor dapat digunakan untuk mengetahui kinerja perdagangan internasional suatu negara.
Adapun, selisih antara nilai ekspor dan nilai impor suatu negara dalam periode tertentu disebut neraca perdagangan. Dengan demikian, ketika nilai ekspor lebih besar dari nilai impor, maka disebut surplus perdagangan. Namun, jika nilai impor lebih besar dari nilai ekspor, maka disebut defisit perdagangan.
Nilai ekspor yang tinggi dapat meningkatkan pendapatan Produk Domestik Bruto (PDB) suatu negara, sehingga berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Adapun, faktor-faktor yang memengaruhi ekspor neto adalah pendapatan domestik dan asing, tingkat harga relatif, nilai tukar, kebijakan perdagangan domestik dan asing, serta preferensi dan teknologi.