Teladan Laila al-Ghifariyah dan Rufaidah binti Sa’ad al-Anshari, juru rawat di medan perang

- Redaksi

Selasa, 19 Maret 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi wanita Muslimah. l Istimewa

Ilustrasi wanita Muslimah. l Istimewa

sukabumiheadline.com – Tidak ada yang meragukan perihal kepribadian dan kelembutan Rasulullah SAW kepada anak-anak.

Beliau adalah teladan sepanjang masa. Tutur katanya menjadi titah bagi kita. Perilakunya merupakan puncak peradaban dan keadaban manusia. Semua ini tercermin lewat kelembutan, cinta, dan kasih sayang luar biasa yang beliau tunjukkan kepada anak-anak.

Setiap kali bertemu anak-anak, pagi ataupun sore, beliau selalu tersenyum ramah dengan raut wajah cerah nan sumringah. Beliau mengucap salam dan menyapa mereka dengan lembut, bahkan dalam situasi paling kritis dan gawat sekalipun. Tidak ada hal kecil ataupun besar yang menghalangi beliau bertindak demikian.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Baca Juga: Mengenal 20 Perempuan Sahabat Nabi Muhammad SAW untuk Teladan Bagi Wanita Sukabumi

Begitu pula saat Rasulullah SAW menghadapi kaum remaja dan pemuda. Anas bin Malik berkata, “Belum pernah kulihat seseorang mencintai keluarganya melebihi Rasulullah SAW.”

Perjumpaan Laila dengan Nabi SAW

Dalam perjalanan menuju Perang Khaibar, ketika melintasi kabilah Ghifar, Rasulullah bertemu dengan seorang anak perempuan. Ia berlari mengejar prajurit untuk menyampaikan bantuan.

Melihat aksi anak perempuan itu, beliau merasa iba melihatnya berjalan. Tidak lama kemudian, Rasulullah memboncengnya di belakang.

Saat beliau turun, anak perempuan itu tersipu malu. Rasulullah baru mengetahui anak perempuan itu sedang haid dan kala itu adalah haid pertamanya. Beliau tidak marah, tidak mengeluh ataupun menggerutu. Beliau bahkan mengajarkan cara membersihkan tempat duduknya dan bajunya.

Baca Juga :  Wanita Sukabumi, Ini Lho 5 + 5 Trend Hijab 2022 Terpopuler

Usai peperangan, Rasulullah membalas anak perempuan itu dengan seuntai kalung dari harta rampasan perang. Anak perempuan itu merawat kalung pemberian Rasulullah dan tidak pernah melepasnya hingga ia wafat. Ia adalah Laila al-Ghifariyah.

Juru Rawat dalam Peperangan

Laila al-Ghifariyah adalah seorang mujahidah (pejuang perempuan) yang keluar berperang bersama Rasulullah SAW dalam beberapa peperangan. Tugasnya mengobati orang-orang yang terluka dan merawat orang-orang sakit.

Ketika Ali bin Abi Thalib keluar menuju Bashrah untuk mencegah terjadinya perang saudara, Laila al-Ghifariyah ikut bersamanya. Laila mendatangi Aisyah ra. dan berkata, “Apakah kau pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda tentang Ali?”

Aisyah ra. berkata, “Ya, Ali pernah datang mengunjungi Rasulullah SAW. Saat itu beliau sedang duduk bersamaku. Kemudian ia duduk di antara kami berdua. Kemudian aku berkata pada Ali, apakah kau tidak menemukan tempat yang lebih luas dari ini?”

Rasulullah SAW berkata, “Wahai Aisyah, biarkanlah saudaraku ini. Sesungguhnya ia adalah orang yang pertama kali menerima Islam dan manusia yang paling akhir menjagaku. Ia adalah orang pertama yang berjumpa denganku pada hari kiamat.”

Baca Juga :  Rina Diana, Artis FTV Mantap Mualaf Setelah Melihat Muslim Shalat

Laila al-Ghifariyah adalah salah satu sahabat perempuan Rasulullah yang juga meriwayatkan hadis dari Nabi SAW. Beberapa kalangan sahabat juga meriwayatkan hadis darinya. Tidak banyak catatan sejarah mengenai kehidupan Laila.

Namun, peran besarnya sebagai juru rawat Rasulullah di medan perang telah menjadikan dirinya sebagai satu di antara para shahabiyah yang patut menjadi teladan yang menginspirasi.

Sungguh, perempuan-perempuan dalam Islam tidak hanya piawai sebagai anak, istri, dan ibu, tetapi mereka turut menjadi pejuang tangguh yang ikut menyebarluaskan dakwah Islam bersama Rasulullah dan para sahabat.

Teladan Rufaidah binti Sa’ad al-Anshari

Rufaidah dikenal sebagai Muslimah perawat pertama dalam sejarah Islam. Ia cukup tahu cara melakukan pengobatan dengan baik karena dia belajar dan tumbuh bersama seorang ayah yang mampu dalam pengobatan. Sebab itu, Nabi Muhammad SAW memilihnya untuk merawat Saad.

Berkat kepiawaian sebagai perawat, Rufaidah juga merawat anak-anak yang sakit dan membantu kaum difabel, anak yatim, dan orang miskin.

Tidak hanya itu, ia juga mendidik kaum perempuan yang berminat menjadi perawat. Sosoknya dikenal dermawan dan termasuk orang yang berkecukupan, itu sebabnya ia banyak mengeluarkan dana pribadi untu semua kegiatan medis. Baca lengkap: Kisah Rufaidah binti Sa’ad al-Anshari, Perawat Muslimah Pertama dalam Sejarah Islam

Berita Terkait

Geliat Mayling Oey-Gardiner asal Sukabumi, Guru Besar FEUI hingga amicus curiae untuk Hasto
Melihat penampakan interior Kabah, kiblat Muslim seluruh dunia
Mengenang tragedi Sukabumi 1969, laga Putri Priangan vs Malaysia
Mengenal pemilik dan sejarah singkat RSI Assyifa Sukabumi
Profil dan karya Prof. Yudi Latif, Ph.D, cendekiawan Muslim asal Sukabumi
Tak hanya Muslim, pemeluk Kristen Ortodoks berkerudung, shalat dan berpuasa
Prabowo cerita banyak jamaah haji RI ingin wafat di Arab Saudi, ini respons Pangeran MBS
Gus Miftah komentari pembubaran kegiatan ibadah jemaat Kristen di Sukabumi

Berita Terkait

Kamis, 31 Juli 2025 - 04:24 WIB

Geliat Mayling Oey-Gardiner asal Sukabumi, Guru Besar FEUI hingga amicus curiae untuk Hasto

Jumat, 25 Juli 2025 - 10:05 WIB

Melihat penampakan interior Kabah, kiblat Muslim seluruh dunia

Selasa, 22 Juli 2025 - 00:29 WIB

Mengenang tragedi Sukabumi 1969, laga Putri Priangan vs Malaysia

Jumat, 18 Juli 2025 - 03:39 WIB

Mengenal pemilik dan sejarah singkat RSI Assyifa Sukabumi

Selasa, 15 Juli 2025 - 00:27 WIB

Profil dan karya Prof. Yudi Latif, Ph.D, cendekiawan Muslim asal Sukabumi

Berita Terbaru