sukabumiheadline.com – Produk-produk dari anyaman bambu seakan tak pernah lekang oleh waktu. Namun demikian, gempuran terus-menerus produk pesaing dari bahan plastik dengan sejumlah kelebihannya, bukan tidak mungkin akan menggerus pasar barang yang diproduksi oleh sebagian besar usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) itu.
Bambu merupakan salah satu tanaman tropis yang banyak ditemukan di Indonesia. Tanaman sejenis rumput yang memiliki batang beruas yang kuat dan tinggi, ini memiliki fungsi penting dalam tiga kebutuhan pokok manusia, untuk memenuhi berbagai keperluan sandang, pangan, dan papan.
Seperti diketahui, warga Sukabumi, Jawa Barat tentunya sudah familiar dengan menu masakan dari bambu muda (rebung) bisa digunakan sebagai bahan dasar sayur yang lezat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Berita Terkait: KemenkopUKM Buka Peluang Usaha Bambu Sukabumi
Tak hanya itu, bambu yang sudah tua, juga bisa dimanfaatkan dalam pembuatan hunian, sehingga mampu menunjang kehidupan manusia dari segi papan.
Di Sukabumi, khususnya di wilayah kabupaten, bambu juga dapat diolah menjadi beraneka ragam kerajinan. Dari mulai bilik untuk dinding atau langit-langit rumah, wadah, hiasan, dan aneka kebutuhan sandang yang lainnya.
Hasil anyaman dari bambu tidak sekadar memiliki fungsi praktis, tapi juga fungsi estetis. Kerajinan anyaman yang dihasilkan pun bukan sekadar barang, tapi juga mampu menjadi pemanis mata yang bernilai seni dan indah.
Berita Terkait: Peralatan Minum dari Bambu asal Cisolok Sukabumi Dijual hingga ke Luar Negeri
Sebagai salah satu daerah yang mengembangkan kerajinan anyaman bambu, produk kerajinan kreasi UMKM Sukabumi memiliki kekhasan tersendiri.
Salah satunya, para perajin anyaman bambu Kriya Cibiru, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi. Berbagai kerajinan berbahan bambu seperti wadah air minum diproduksi di sini. Baca selengkapnya: Sempat Mau Bangkrut, Omzet Dapur Bambu Cicantayan Sukabumi Puluhan Juta per Bulan
Selain itu, ada Arick Lukman di Kampung Leuwi Waluh RT 002/007, Desa Cipeuteuy, Kecamatan Kabandungan yang memproduksi miniatur kapal Dari bahan baku bambu.
Diakui Arick, untuk membuat sebuah miniatur kapal pinisi dibutuhkan waktu tidak kurang dari satu pekan. Hal itu dilakukan agar karyanya benar-benar mirip seperti aslinya. Baca selengkapnya: Usaha Miniatur dari Bambu di Cipeuteuy Sukabumi, Harga Jutaan Rupiah
“Pengerjaannya bisa memakan waktu 5 sampai satu Minggu, tergantung ukurannya juga,” kata Arick kepada sukabumiheadline.com.
Selain itu, di Sukabumi juga terdapat banyak sentra industri kecil yang memproduksi kerey dari bambu. Bahkan, beberapa di antaranya sudah turun temurun hingga generasi ketiga.
Salah satu sentra industri kecil tersebut, adalah kelompok usaha Karya Tirta Kerey Bambu di Kampung/Desa Citamiang RT 009/002, Kecamatan Kadudampit. Baca selengkapnya: Karya Tirta Kerey Bambu, Melestarikan Usaha Turun Temurun di Citamiang Sukabumi
Karenanya, kreasi anyaman bambu yang dihasilkan dari daerah ini terkenal kuat karena dibuat rangkap dan melintang. Selain itu, anyaman bambu yang dibuat pun tidak melupakan fungsi estetika.
Bambu yang digunakan sebagai bahan baku anyaman didapatkan para perajin dari pasar lokal. Biasanya, mereka membeli dalam wujud yang sudah siap anyam.
Tapi jika persediaan sedang kosong, para perajin membeli bambu dalam wujud masih batangan lalu memprosesnya hingga menjadi anyaman yang bernilai jual tinggi.
Hasil anyaman bambu yang dihasilkan para perajin di sini berupa berbagai produk rumah tangga, seperti dudukan lampu, nampan, dan berbagai wadah lainnya yang mampu menunjang kegiatan rumah tangga.
Pekerjaan sampingan
Namun sayangnya, membuat anyaman bambu bukanlah mata pencarian utama. Sebagian besar para perajin tersebut sehari-harinya berprofesi sebagai petani atau lainnya.
Namun, karena anyaman yang dihasilkan memiliki kualitas yang bagus sehingga bernilai jual, mereka bisa mendapatkan penghasilan tambahan dari anyaman bambu yang dibuat.
Harga kerajinan anyaman bambu Sukabumi sangat bervariasi, mulai dari puluhan ribu hingga jutaan rupiah – tergantung besar-kecil ukuran dan tingkat kesulitan pembuatan.
Dibanding benda-benda plastik, anyaman bambu sangat ramah lingkungan, kerajinan anyaman bambu Sukabumi mampu bertahan dan memiliki pembeli setia. Baca selengkapnya: Bertahan Digempur Kemasan Plastik, Usaha Besek Bambu Abah Entang di Cikole Sukabumi
Namun demikian, diperlukan bantuan dari berbagai pihak agar kerajinan anyaman bambu dapat terus bertahan dan berkembang.