JK: Dari 10 Orang Kaya di RI, Hanya 1 yang Beragama Islam

- Redaksi

Rabu, 20 Oktober 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jusuf Kalla. l Ilustrasi: Fery Heryadi

Jusuf Kalla. l Ilustrasi: Fery Heryadi

SUKABUMIHEADLINE.com I JAKARTA – Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyebut dari sepuluh orang kaya di Indonesia hanya satu yang beragama Islam. Di sisi lain, dari 100 orang miskin, sebanyak 90 persen di antaranya merupakan orang Islam.

“Lihat saja kalau ada 10 orang kaya di Indonesia paling tinggi satu yang muslim yang lainnya non muslim. Kalau ada 100 orang miskin, saya kira 90 persen yang miskin itu umat Islam,” kata JK dalam Tabligh Akbar Maulid Nabi Muhammad SAW yang digelar di Masjid Istiqlal dan disiarkan secara virtual, seperti dilansir CNN Indonesia, Selasa (19/10/2021).

Menurut JK, hal itu merupakan dampak dari ekonomi umat yang tidak maju. Persoalan ini juga menjadi satu-satunya kekurangan dari kegiatan ekonomi di Indonesia.

JK mengatakan pemerintah memang harus memajukan ekonomi nasional sekaligus tidak boleh menutup diri dari ekonomi syariah.

Pada kesempatan tersebut, JK berulangkali mengingatkan agar tidak memaknai ekonomi syariah secara sempit.

Menurut JK, semua kegiatan ekonomi yang tidak haram berarti halal. Kemudian, semua ekonomi yang halal berarti ekonomi syariah.

“Sama dengan pusat industri halal, ya semuanya halal, mau industri minum, mau industri baju, industri tekstil, industri mesin semua syariah, jangan bapak tutupi ekonomi ini dengan keterbatasan, karena semua syariah,” kata JK.

Baca Juga :  Hukum Cambuk Lebih Simpel, Etnis Tionghoa Nyaman Syariat Islam di Aceh

Ia lantas mengutip doa sapu jagat yang meminta agar diberi kebaikan di dunia dan akhirat. Menurutnya, kebaikan akhirat bisa didapatkan jika mendapatkan kebaikan dunia.

Untuk mendapatkan kebaikan dunia itu, kata JK, terdapat konsep memakmurkan masjid, yakni orang yang mendirikan masjid, mengelola masjid, dan meramaikan masjid. Ketiganya saling berkaitan satu sama lain.
Dalam hal memakmurkan masjid, kata JK, juga terdapat fungsi ekonomi.

JK menginginkan, bukan berarti masjid maupun pengurusnya menjalankan ekonomi melainkan menghidupkan ekonomi jemaah. Salah satunya dengan membentuk koperasi.

“Bukan masjidnya, pengurus masjid jangan bikin usaha, nanti kalau jemaahnya kemudian mampu dia akan membawa infaq lebih banyak,” ujar JK.

Berita Terkait

Harta dan profil Purbaya Yudhi Sadewa: Menteri keuangan ke-30, urang Sunda yang ceplas-ceplos
Grup Sinarmas garap proyek geothermal, satu di Sukabumi nilai investasi Rp3,2 T
Punya skill di luar nalar, begini cara tuna netra di Sukabumi penuhi kebutuhan hidup
Selamat, tunjangan profesi guru non PNS naik jadi Rp2 juta per bulan
CSIS: Ekonomi sulit dan rakyat terluka picu demonstrasi
Wali Kota Sukabumi pajaki UMKM 5% dengan PB1, aktivis: dicekik pusat dan daerah
Syahrini jadi artis terkaya ke-4 di Indonesia, intip sumber duit dan masa kecil wanita Sukabumi ini
Beda dengan Ahmad Sahroni, pria asal Sukabumi ini terusir ke Singapura dan jadi miliarder

Berita Terkait

Minggu, 14 September 2025 - 18:55 WIB

Harta dan profil Purbaya Yudhi Sadewa: Menteri keuangan ke-30, urang Sunda yang ceplas-ceplos

Rabu, 10 September 2025 - 17:21 WIB

Grup Sinarmas garap proyek geothermal, satu di Sukabumi nilai investasi Rp3,2 T

Rabu, 10 September 2025 - 02:04 WIB

Punya skill di luar nalar, begini cara tuna netra di Sukabumi penuhi kebutuhan hidup

Kamis, 4 September 2025 - 15:36 WIB

Selamat, tunjangan profesi guru non PNS naik jadi Rp2 juta per bulan

Rabu, 3 September 2025 - 10:00 WIB

CSIS: Ekonomi sulit dan rakyat terluka picu demonstrasi

Berita Terbaru