sukabumiheadline.com – PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank bjb) memiliki Komisaris Utama Independen dan Komisaris Independen baru yang diangkat dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Rabu (16/4/2025).
Dua nama yang cukup dikenal publik Tanah Air, yakni Mardigu Wowiek Prasantyo dan Helmy Yahya, dipilih sebagai Komisaris Utama Independen dan Komisaris Independen Bank bjb.
Adapun alasan Mardigu bersedia menduduki jabatan tersebut karena dirinya diminta untuk menjaga transparansi dan mencegah praktik-praktik korupsi di tubuh bjb.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Pesan saya hanya satu, untuk transparansi, keterbukaan, sehingga tidak ada yang dibawa ke meja, tidak ada peluang korupsi. Itu saja yang saya diminta untuk kawal,” ungkap Mardigu.
Terkait alasannya bersedia menerima jabatan tersebut, Mardigu mengaku tertantang untuk mengaplikasikan ilmu dan pengalaman yang dimiliki.
“Ini adalah komitmen yang menarik, karena kita harus membuktikan bahwa teori atau keilmuan yang kita miliki itu harus ada tempat untuk dipraktikkan. Dan Pak Dedi Mulyadi (Gubernur Jawa Barat) menantang kami, untuk mempraktikkan itu di Jawa Barat,” jelasnya.
Sementara itu, Helmy Yahya mengaku kaget ketika pertama kali dihubungi oleh Dedi Mulyadi. Hal itu membuat dirinya harus meminta waktu untuk berpikir.
“Saya sempat bilang, ‘boleh gak saya mikir dulu?’ Saya ngobrol dulu sama istri. Tapi beberapa jam kemudian, setelah komunikasi lagi, saya bilang bismillah. Ini amanah buat saya,” ungkapnya.
Helmy menyebut dirinya merasa terikat secara emosional dengan Jawa Barat.
“Saya Jabar banget. 18 tahun tinggal di Bekasi, anak saya kuliah di ITB. Jadi pas banget, insya Allah saya mohon doa dan dukungan agar bjb bisa naik peringkat dan lebih baik ke depannya,” kata dia.
Sementara itu, Direktur Utama Bank BJB yang baru, Yusuf Saadudin, menyampaikan rasa terima kasih atas kepercayaan yang diberikan.
Yusuf menegaskan bahwa harapan dari Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat akan menjadi pegangan kuat dalam menjalankan tugas.
“Amanah ini sangat menantang bagi kami. Harapan-harapan dari Pak Gubernur dan Pak Wakil Gubernur akan menjadi komitmen kami untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja keuangan Bank BJB,” ucap Yusuf.
Yusuf menambahkan bahwa pihaknya siap menindaklanjuti seluruh arahan dan evaluasi, termasuk menganalisis unit-unit yang tidak produktif.
“Tinggal kita laksanakan saja. Kita analisa dulu mana yang merugikan atau keuntungannya kecil, bisa ditutup atau diturunkan kelasnya,” tegasnya.
Komentar KDM dan KDN
Dedi Mulyadi menegaskan komitmennya untuk menjaga integritas dan profesionalisme di tubuh bjb. Salah satu fokus utamanya adalah mencegah potensi praktik korupsi melalui sejumlah langkah preventif.
“Langkah agar tidak ada korupsi lagi di bjb, pertama, pemerintah provinsi tidak boleh mengintervensi Bank Jabar,” tegas pria yang populer dipanggil KDM tersebut.
Dia juga menekankan pentingnya menjaga jarak antara kepala daerah dan bank milik daerah.
“Gubernurnya jangan mau dilayani oleh Bank Jabar, dan saya pribadi gak mau dilayani. Saya sudah bisa melayani diri saya sendiri,” ucapnya.
“Saya mengorbankan seluruh ego politik saya demi profesionalisme, demi keberlangsungan Bank Jabar. Maka amanah ini harus dijaga dengan baik,” tegasnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Banten, Ahmad Dimyati Natakusumah atau Kang Dimyati Natakusumah (KDM) juga mengatakan bahwa pemerintah harus mulai melakukan introspeksi dan idak boleh melakukan intervensi secara berlebihan kepada Bank bjb agar kasus yang sama tidak terulang kembali.
“Harus introspeksi, tadi sudah sampaikan oleh KDM bahwa Jangan melakukan intervensi terlalu berlebihan pemerintah atau pemegang saham terhadap operasional pelaksanaan direksi. Kalau bermain-main disitu maka dengan sendirinya rencana bisnis, rencana kegiatan Itu akan tidak sesuai Itu diantaranya,” kata Ahmad.
“Ini sudah komitmen dan saya rasa kalau seperti ini bagus, persoalan-persoalan yang ada adalah biasanya tidak sesuai dengan mekanisme dan akurat, itu yang ditabrak oleh, biasanya oleh pejabat, oknum dan sebagainya,” jelasnya