Kereta cepat Whoosh rugi triliunan, Luhut: Sejak awal sudah busuk itu

- Redaksi

Jumat, 17 Oktober 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Panjaitan - Istimewa

Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Panjaitan - Istimewa

sukabumiheadline.com – Kondisi keuangan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh sudah bermasalah sejak awal. Hal itu diungkapkan Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan.

Luhut menjelaskan, proyek yang dikerjakan oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) itu telah dalam keadaan buruk ketika pertama kali ia tangani.

“Saya sudah bicara dengan China karena saya yang dari awal mengerjakan itu. Saya terima sudah busuk itu barang,” ujar Luhut dalam acara “1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran” di Jakarta, Kamis (16/10/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kondisi itu membuat pemerintah melakukan audit keuangan. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) ikut dilibatkan untuk menelusuri masalah keuangan proyek tersebut.

Di sisi lain, Luhut menegaskan utang KCIC kepada China tidak pernah diminta untuk dibayar melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Baca Juga :  Sinyal Bahaya Kenaikan Harga Pertalite dan LPG 3 Kg

“Siapa yang minta APBN? Tak ada yang pernah minta APBN. (Tapi) restrukturisasi,” kata Luhut.

Indonesia dan China telah berunding soal restrukturisasi utang KCIC. Ia menyebut China sudah sepakat, namun prosesnya masih menunggu terbitnya Keputusan Presiden (Keppres) tentang pembentukan tim restrukturisasi.

“Kemarin pergantian pemerintah agak terlambat, sekarang tinggal tunggu Keppres supaya timnya bisa berunding. China sudah bersedia kok, enggak ada masalah,” ujarnya.

“Saya bilang waktu ke China tiga bulan lalu, oke, tapi tinggal tunggu Keppres supaya timnya dikerjakan,” tambahnya.

Beban keuangan kereta cepat

Sebelumnya, kondisi keuangan KCIC dilaporkan berada dalam tekanan berat. Pendapatan tiket dari jutaan penumpang Whoosh belum mampu menutup beban keuangan yang besar.

Baca Juga :  Hasil Survei SMRC Tampar Opung Luhut dan Cak Imin

Beban cicilan utang ke China berikut bunga dan biaya operasional tinggi membuat KCIC mencatat kerugian triliunan rupiah.

Meski laporan keuangan KCIC tidak pernah dipublikasikan, kondisi perusahaan bisa dilihat dari laporan PT Kereta Api Indonesia (KAI), salah satu pemegang saham terbesar.

KAI bersama tiga BUMN lain menanggung kerugian Whoosh melalui PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI). Dalam laporan keuangan per 30 Juni 2025 (unaudited), PSBI mencatat rugi Rp4,195 triliun sepanjang 2024. Hingga paruh pertama 2025, PSBI sudah merugi Rp1,625 triliun.

Sebagai pemimpin konsorsium, KAI memiliki saham terbesar di PSBI sebesar 58,53 persen. Sisanya dimiliki oleh Wika 33,36 persen, Jasa Marga 7,08 persen, dan PTPN VIII 1,03 persen.

Dengan kepemilikan terbesar, KAI menanggung beban kerugian paling tinggi. Pada semester I-2025, KAI menanggung rugi Rp951,48 miliar. Sementara pada 2024, dari total rugi PSBI Rp4,19 triliun, KAI menanggung Rp2,24 triliun.

Sumber Foto : Tribun News

Berita Terkait

Naik kereta Sukabumi-Bandung? Ini jadwal dan harga tiket KA Siliwangi terbaru
Startup didirikan mojang Sukabumi ini terkam perusahaan Malaysia
Mengenal dua raksasa EPCIC bangun PLTP Salak Unit 7 Sukabumi
Kapasitas, profil perusahaan dan pemilik saham Star Energy Geothermal Salak Sukabumi
6 bulan pertama 2025 Whoosh bikin KAI bonyok Rp1 triliun, 2024 rugi Rp2,69 T
Penjelasan Metland terkait pemilik Hotel Horison Sukabumi
Profil dan sejarah singkat Kelme, apparel asal Spanyol berebut kerjasama dengan Persib
Profil dan sejarah Adidas, brand asal Jerman dikabarkan jadi apparel Persib

Berita Terkait

Jumat, 17 Oktober 2025 - 02:02 WIB

Kereta cepat Whoosh rugi triliunan, Luhut: Sejak awal sudah busuk itu

Rabu, 15 Oktober 2025 - 23:59 WIB

Naik kereta Sukabumi-Bandung? Ini jadwal dan harga tiket KA Siliwangi terbaru

Rabu, 15 Oktober 2025 - 00:46 WIB

Startup didirikan mojang Sukabumi ini terkam perusahaan Malaysia

Senin, 22 September 2025 - 00:23 WIB

Mengenal dua raksasa EPCIC bangun PLTP Salak Unit 7 Sukabumi

Kamis, 28 Agustus 2025 - 04:08 WIB

Kapasitas, profil perusahaan dan pemilik saham Star Energy Geothermal Salak Sukabumi

Berita Terbaru

Trofi Piala Dunia U-17 - FIFA

Olahraga

Ini lho foto 3 pelajar Sukabumi akan jalani TC di Dubai

Jumat, 17 Okt 2025 - 00:03 WIB

Pelatih Timnas Indonesia Patrick Kluivert - PSSI

Olahraga

Patrick Kluivert resmi dipecat dari pelatih Timnas

Kamis, 16 Okt 2025 - 12:57 WIB