sukabumiheadline.com – Dua perusahaan raksasa di industri EPCIC (Engineering, Procurement, Construction, Installation, and Commissioning) Indonesia melakukan kolaborasi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Salak Unit 7 yang terletak di Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Baca selengkapnya: Miliki Aset di Kabandungan Sukabumi, Prajogo Pangestu Jadi Orang Terkaya ke-24 di Dunia
Kolaborasi kedua perusahaan sebagai bagian dari upaya mendukung transisi energi hijau Indonesia. Adapun kedua perusahaan tersebut, adalah PT Timas Suplindo dan PT Rekayasa Industri telah memulai kolaborasi strategis melalui Joint Operation (JO) yang dimulai pada 2024.
Proyek PLTP Salak Unit 7 merupakan salah satu langkah besar menuju pemanfaatan energi geotermal sebagai sumber energi terbarukan dan ramah lingkungan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Rekomendasi Redaksi: Berharap panas geothermal Gunung Salak di lumbung kemiskinan Sukabumi
Proyek ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kapasitas energi nasional, tetapi juga mendukung tujuan Indonesia untuk mencapai kemandirian energi dan keberlanjutan jangka panjang. Baca selengkapnya: Disumbang dari Sukabumi, Dalam 5 Tahun Kapasitas PLTP Bakal Melejit Dua Kali Lipat
“PLTP Salak Unit 7 ini akan menjadi tonggak penting dalam transisi energi Indonesia. Dengan pengembangan geothermal, kami berharap dapat memberikan kontribusi besar terhadap penyediaan energi bersih, yang merupakan bagian dari visi Indonesia dalam menghadapi tantangan perubahan iklim,” kata Robyansyah, Engineering Manager proyek tersebut, dikutip dari Listrik Indonesia Media, Kamis, (18/9/2025) lalu.
Berita Terkait: Nostalgia Baenuri, Pemburu Kumbang di Sukabumi Kehilangan Penghasilan Sebab PLTP Salak
Untuk informasi, proyek yang dimulai pada November 2024 ini diperkirakan akan selesai dalam jangka waktu 26 bulan, dengan target untuk mencapai Commercial Operation Date (COD) pada Desember 2026.
Salah satu tantangan dalam pengembangan PLTP Salak Unit 7 adalah keterbatasan ruang yang ada di lokasi.
“Lokasi proyek ini memang sempit tentu memerlukan perhatian khusus. Kami bekerja keras untuk memastikan semua proses dapat berjalan dengan lancar tanpa mengganggu ekosistem sekitar. Di sisi lain, teknis pengembangan geothermal di area sempit ini memerlukan perencanaan yang sangat matang, terutama dalam hal operasional dan pemeliharaan,” papar Robyansyah.
Berita Terkait: Sejarah PLTP Gunung Salak, Setor Puluhan Miliar Rupiah per Tahun ke Kas Pemkab Sukabumi
Sinergi Timas Suplindo dan Rekayasa Industri

Kolaborasi antara PT Timas Suplindo dan PT Rekayasa Industri memberikan nilai tambah yang signifikan, menggabungkan keahlian EPCIC lepas pantai dan darat dari Timas Suplindo dengan pengalaman rekayasa industri yang luas dari Rekayasa Industri.
Pengalaman Rekayasa Industri dalam hal teknikal dan rekayasa industri. Meskipun Timas Suplindo memiliki pengalaman dalam EPCIC, kolaborasi ini memungkinkan untuk menghadirkan solusi inovatif, aman, dan berkualitas tinggi.
Selanjutnya, perusahaan juga akan menangani proyek lanjutan, yang semakin memperkuat posisi kedua perusahaan ini di industri energi geothermal Indonesia.
Berita Terkait: Berharap panas geothermal Gunung Salak di lumbung kemiskinan Sukabumi
Meskipun proyek PLTP Salak Unit 7 merupakan fokus utama saat ini, keduanya melihat potensi besar dalam pengembangan energi geothermal ke depan.
“Selain Salak, kami sedang mempersiapkan proyek-proyek berikutnya, termasuk proyek pengembangan kapasitas lebih besar di lokasi lain. Kami juga sedang menjajaki kemungkinan pengembangan unit binary yang dapat memperluas kapasitas dan efisiensi penggunaan sumber daya geothermal,” jelas Robyansyah.
Dengan dukungan dari Star Energy sebagai Independent Power Producer (IPP) untuk proyek PLTP Salak, proyek ini diharapkan dapat memberi dampak positif tidak hanya bagi pengembangan energi nasional, tetapi juga sebagai contoh sukses dalam pemanfaatan energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan. Baca selengkapnya: Kapasitas, profil perusahaan dan pemilik saham Star Energy Geothermal Salak Sukabumi
Baca Juga: Satu Tewas, 2 Korban Jembatan Gantung Lapuk Penghubung Kalapanunggal-Kabandungan Sukabumi
Melalui proyek ini, PT Timas Suplindo dan PT Rekayasa Industri tidak hanya berkomitmen pada pencapaian target komersial, tetapi juga pada keberlanjutan jangka panjang bagi masyarakat Indonesia. Dengan kapasitas yang semakin besar, proyek geothermal ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan energi dalam negeri, sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil.
“Selain memperkuat sektor energi, kami juga berharap proyek ini bisa menjadi bagian dari kontribusi Indonesia dalam mengurangi emisi karbon dan memenuhi target-target perubahan iklim yang sudah disepakati secara internasional,” pungkas Robyansyah.