Ingat Gutta Percha Tjipetir tercecer di laut Eropa? Ini 18 kecamatan di Sukabumi penghasil getah karet

- Redaksi

Senin, 26 Agustus 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gutta Percha Tjipetir, tercecer di laut Eropa - Istimewa

Gutta Percha Tjipetir, tercecer di laut Eropa - Istimewa

sukabumiheadline.com – Penemuan kepingan karet bertuliskan TJIPETIR yang terapung di pesisir pantai Eropa dan Amerika sempat menghebohkan jagad pemberitaan media nasional dan internasional. Menghebohkan, mengingat keberadaan pabriknya sendiri belum banyak terkuak.

Namun sayangnya, pabrik dan perkebunan milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII tersebut sudah berhenti beroperasi beberapa tahun lalu.

Di sisi lain, kepingan gutta percha bertuliskan TJIPETIR tersebut berasal dari Sukabumi. Kepingan-kepingan itu disebut ikut tenggelam bersama kapal Miyazaki Maru dan Titanic. Baca selengkapnya: TJIPETIR dari Sukabumi yang hebohkan Eropa, tenggelam bersama Miyazaki Maru dan Titanic

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Untuk informasi, gutta-percha adalah bentuk karet yang diperoleh dari pohon tropis dari famili Sapotaceae. Ini adalah isomer trans dari poliisoprena, yang ada dalam dua bentuk kristal, fase α dan β. Fase α terjadi secara alami dan fase β muncul selama pemurnian. Keduanya dapat dipertukarkan tergantung pada suhu.

Gutta Percha
Gutta Percha Tjipetir, tercecer di laut Eropa – Istimewa

Satu-satunya Pabrik Gutta Percha di Hindia Belanda

Gutta Percha (palaquium gutta/gutta merah) merupakan pohon yang menghasilkan karet dan digunakan oleh orang-orang Melayu sejak dulu. Gutta Percha berbeda dengan karet yang disebut orang Belanda dengan caoutchouc atau pohon menangis karena mengeluarkan getah mirip cucuran air mata. Sedangkan gutta percha yang baru diketahui orang Eropa di Singapura pada 1822, diambil daun dan rantingnya.

William Montgomery, seorang pejabat di East Indies Company melakukan penelitian tentang gutta percha yang banyak berkembang di kepulauan Melayu seperti Sumatera dan Kalimantan.

Rekomendasi Redaksi: Ini lho 5 kecamatan yang menjadi lumbung padi di Kabupaten Sukabumi

Baca Juga :  Membanding volume panen tanaman perkebunan di Sukabumi, teh tak lagi juara dunia

Pasca dikenalkan oleh Montgomery pada 1843, mulailah kebutuhan gutta percha ini berkembang pesat yang menyebabkan penebangan secara massal. Penguasa Belanda di Hindia Belanda pun mulai mencoba menanam gutta percha dalam skala kecil di Banyumas, Jawa Tengah, meskipun belum bisa dibilang berhasil.

Perhatian dunia ilmiah dan teknis pertama kali pada gutta-percha terjadi sesudah Kongres Listrik di Paris pada 1881. Tak mau ketinggalan dengan jirannya, Hindia Belanda melakukan investigasi melalui Dr. Burck yang menyimpulkan bahwa gutta percha terbaik terdapat di kepulauan Melayu hingga ke Malaka. Jenis ini tidak ditemukan di tempat lain bahkan di Amerika maupun Afrika sekalipun, sehingga Hindia Belanda merasa harus membudidayakannya.

Permintaan gutta percha saat itu meningkat tajam, terutama dari Amerika, Jerman dan Perancis. Sultan Johor dari negeri jiran, bahkan sampai menjanjikan satu dolar untuk setiap satu benih gutta percha yang bisa tumbuh. Selain itu, di Kulalalumpur, Melaka, Singapura, dan Wellesley (seberang Penang) diusahakan pembudidayaan massal gutta percha, namun belum memuaskan. Baca selengkapnya: Gutta Percha Tjipetir, keping masa silam Sukabumi di samudera sejarah dunia

IMG 20240826 012838
Perkebunan karet – Istimewa

Rekomendasi Redaksi: Daftar 23 kecamatan penghasil kopi lokal Sukabumi

Kecamatan penghasil getah karet di Kabupaten Sukabumi

Baca Juga :  Dari karet, teh, kelapa, pala hingga lada, ini luas lahan dan volume hasil perkebunan di Sukabumi

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024, Kabupaten Sukabumi menghasilkan 1.531,17 ton getah karet pada 2022 dan 1.650,18 ton pada 2023.

Masih menurut data yang sama, berikut adalah kecamatan-kecamatan penghasil getah karet di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Rekomendasi Redaksi: 

  1. Kecamatan Ciemas: 30,55 ton (2022), 50,70 ton (2023)
  2. Kecamatan Ciracap: 2,28 ton (2022), 2,28 ton (2023)
  3. Kecamatan Waluran: 9,10 ton (2022), 9,10 ton (2023)
  4. Kecamatan Surade: 12,35 ton (2022), 18,85 ton (2023)
  5. Kecamatan Tegalbuleud: 29,25 ton (2022), 29,25 ton (2023)
  6. Kecamatan Cidolog: 95,94 ton (2022), 95,94 ton (2023)
  7. Kecamatan Sagaranten: 35,62 ton (2022), 53,50 ton (2023)
  8. Kecamatan Cidadap: 39,00 ton (2022), 47,84 ton (2023)
  9. Kecamatan Curugkembar: 53,66 ton (2022), 53,65 ton (2023)
  10. Kecamatan Pabuaran: 217,75 ton (2022), 227,50 ton (2023)
  11. Kecamatan Lengkong: 19,50 ton (2022), 39,00 ton (2023)
  12. Kecamatan Palabuhanratu: 116,68 ton (2022), 116,68 ton (2023)
  13. Kecamatan Warungkiara: 308,75 ton (2022), 308,75  ton (2023)
  14. Kecamatan Bantargadung: 273,00 ton (2022), 273,00 ton (2023)
  15. Kecamatan Jampang Tengah: 29,25 ton (2022), 65,65 ton (2023)
  16. Kecamatan Cikidang: 103,35 ton (2022), 103,35 ton (2023)
  17. Kecamatan Cisolok: 90,68 ton (2022), 90,68 ton (2023)
  18. Kecamatan Cikakak: 64,48 ton (2022), 64,48 ton (2023).

Dilarang republikasi artikel kategori Headline dan Rubrik Headline tanpa seizin Redaksi sukabumiheadline.com

Berita Terkait

Ribuan ruang kelas SD di Kabupaten Sukabumi rusak
Feasibility study pembangunan kilang modular Sukabumi hampir rampung
Termasuk di Sukabumi, Grup Sinar Mas gandeng First Gen garap proyek senilai US$80 juta
September tak ceria, Stadion Walagri Sukabumi gagal dibangun sisakan kekecewaan
5 pembangkit listrik tertua di Indonesia, satu di Sukabumi
Wali Kota Sukabumi tegaskan open bidding JPTP tak ada titipan, aktivis: Basi!
Mudah ditemui di Sukabumi, mengenal konsep bisnis dan asal-usul Warung Madura
Waspada! Ini 5 sesar aktif berdampak langsung ke wilayah Sukabumi

Berita Terkait

Rabu, 8 Oktober 2025 - 01:19 WIB

Ribuan ruang kelas SD di Kabupaten Sukabumi rusak

Jumat, 3 Oktober 2025 - 15:03 WIB

Feasibility study pembangunan kilang modular Sukabumi hampir rampung

Minggu, 28 September 2025 - 20:46 WIB

Termasuk di Sukabumi, Grup Sinar Mas gandeng First Gen garap proyek senilai US$80 juta

Kamis, 25 September 2025 - 14:01 WIB

September tak ceria, Stadion Walagri Sukabumi gagal dibangun sisakan kekecewaan

Senin, 15 September 2025 - 11:49 WIB

5 pembangkit listrik tertua di Indonesia, satu di Sukabumi

Berita Terbaru

Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Sukabumi tentang Pertanggungjawaban APBD 2024 dan Dana Cadangan Pilbup 2029 - Humas Setwan DPRD Kabupaten Sukabumi

Legislatif

DPRD Kabupaten Sukabumi tetapkan Raperda Penataan Toko Swalayan

Selasa, 14 Okt 2025 - 19:29 WIB

Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Nanik S Deyang - Dok. Pribadi

Nasional

BGN: Mitra dapur jangan kurangi kualitas MBG demi untung besar

Selasa, 14 Okt 2025 - 18:54 WIB

Cekcok dengan warga, Kades Babakanjaya Sukabumi dituding arogan - Anry Wijaya

Tak Berkategori

Cekcok dengan pegawai, Kades Babakanjaya Sukabumi dituding arogan

Selasa, 14 Okt 2025 - 17:28 WIB

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf - Ist

Khazanah

PBNU protes keras tayangan Trans7

Selasa, 14 Okt 2025 - 13:00 WIB