28.7 C
Sukabumi
Rabu, Mei 1, 2024

Thrust Defender 125, Motor Matic Maxi Bikin Yamaha XMAX Ketar-ketir, Cek Harganya

sukabumiheadline.com l Thrust Defender 125, diprediksi bakal...

Suzuki SUI 125 Meluncur, Spesifikasi Vespa Banget Harga Terjangkau

sukabumiheadline.com l Skutik modern Suzuki Vespa SUI...

Kubu Anies dan Ganjar mohon Pilpres ulang dan Gibran Didiskualifikasi, ini kata Tim Prabowo

sukabumiheadline.com - Permohonan pasangan Capres/Cawapres nomor urut...

Muslimah Kulit Hitam Jadi Wali Kota Portland Selatan Amerika Serikat Pertama

InternasionalMuslimah Kulit Hitam Jadi Wali Kota Portland Selatan Amerika Serikat Pertama

SUKABUMIHEADLINES.com – Deqa Dhalac, wanita kulit hitam berusia 53 tahun, menjadi pemimpin sebuah kota di Amerika Serikat (AS), jabatan yang diakuinya nyaris mustahil terwujud. Selain berkulit hitam, Deqa juga seorang imigran asal Somalia. Dua predikat minoritas di Negeri Paman Sam.

Diberitakan CNN, Dhalac melarikan diri dari Somalia pada 1990, tepat sebelum negara itu dilanda perang saudara. Dia berimigrasi ke AS pada 1992. Kala itu, ia mendorong sesama imigran memenuhi segala persyaratan yang dibutuhkan untuk menjadi warga Negeri Paman Sam. Ia pun aktif meminta para imigran berpartisipasi dalam pemilu.

Ia resmi menjadi Wali Kota Portland Selatan pada Senin, 6 Desember 2021 lalu. Kemenangan Deqa dalam pemilu menjadi tonggak sejarah bagi komunitas imigran Somalia, tak hanya di Portland Selatan, tapi juga AS, setelah ia menjadi warga kulit hitam pertama yang terpilih memimpin kota kecil di Negara Bagian Maine tersebut.

Dalam pidato pelantikannya, Dhalac berjanji tetap berpikiran terbuka. Dia juga siap mendengar semua saran atau kritik dengan pengertian, empati, serta kasih sayang. “Sehingga kita dapat melayani Portland Selatan bersama-sama,” ucapnya seperti diberitakan CNN.

Dalam beberapa tahun terakhir, ia melihat banyak imigran Somalia dan negara lain berpartisipasi dalam pemilu untuk mengambil posisi kepemimpinan di Maine. Padahal, pada masa lalu, kalangan imigran ragu untuk maju dan berkontestasi dalam pemilu. Mereka hanya fokus memenuhi kebutuhan keluarga.

“Saya pikir kami selalu agak takut untuk terlibat. Kami menunggu orang (lain) untuk melalukan sesuatu,” kata Dhalac.

Sejak tahun 2018, Deqa memberanikan diri berpartisipasi dalam pemilu dewan kota Portland Selatan. Ia tahu, keputusannya mencalonkan diri mengejutkan sebagian orang, mengingat 90 persen populasi Portland Selatan adalan kulit putih dan beragama Kristen.

Salah satu faktor yang membuatnya bertekad maju dalam pemilu dipicu pernyataan mantan presiden AS Donald Trump yang merendahkan imigran Somalia. Pada 2016, ia terlibat aksi demonstrasi mengecam pernyataan Trump tersebut.

Kemudian, pada 2017, Deqa terlibat aksi protes terhadap supremasi kulit putih. Dia menarik perhatian massa saat berteriak, “Saya Muslim, wanita imigran kulit hitam, dan saya tidak akan pergi kemana-mana”.

Konten Lainnya

Content TAGS

Konten Populer