22.1 C
Sukabumi
Minggu, Mei 19, 2024

Smartphone dengan Peforma Mewah, Spesifikasi Xiaomi 13T Dilengkapi Kamera Leica

sukabumiheadline.com - Xiaomi selalu menjadi incaran bagi...

Thrust Defender 125, Motor Matic Maxi Bikin Yamaha XMAX Ketar-ketir, Cek Harganya

sukabumiheadline.com l Thrust Defender 125, diprediksi bakal...

Ternyata Ini Penyebab Ledakan Tabung CNG di Cibadak Sukabumi, Kepsek SD Korban Tewas

sukabumiheadline.com l Peristiwa pilu meledaknya tabung gas...

Mati Suri Karang Taruna Kabupaten Sukabumi, Saat Pemuda Beri Catatan Kritis

LIPSUSMati Suri Karang Taruna Kabupaten Sukabumi, Saat Pemuda Beri Catatan Kritis

sukabumiheadline.com l Kursi Ketua Karang Taruna Kabupaten Sukabumi kembali hangat. Lima nama digadang-gadang tengah memperebutkan kursi komando organisasi kepemudaan tersebut.

Mereka adalah Malik Ibrahim dari Kecamatan Caringin, Dede Iswandi dari Cisaat, Rifal Fauzi dari Parakansalak, NS Asep Aripin dari Sagaranten dan Imam Noeril dari Kalapanunggal.

Kelimanya diharapkan mampu membawa perubahan signifikan untuk Karang Taruna Kabupaten Sukabumi yang kini seolah mati suri, sementara di tingkat desa dan kecamatannya cukup aktif. Selain itu, beberapa pemuda pun memberi catatan kritis atas setumpuk persoalan yang masih tersisa di tubuh Karang Taruna Kabupaten Sukabumi.

Muhammad Iqbal, Ketua Karang Taruna Kecamatan Jampang Kulon menilai organisasi ini mestinya memikirkan tentang kaderisasi dan regenerasi. Iqbal menjelaskan, persoalan organisasi kepemudaan sebesar Karang Taruna adalah pada kaderisasi.

“Organisasi Karang Taruna telah di atur dalam Peraturan Mentri Sosial (Permensos) nomor 25 tahun 2019 tentang Karang Taruna. Di situ disebutkan bahwa Karang Taruna adalah organisasi yang dibentuk oleh masyarakat sebagai wadah generasi muda untuk mengembangkan diri, tumbuh, dan berkembang atas dasar kesadaran serta tanggung jawab sosial dari, oleh, dan untuk generasi muda, yang berorientasi pada tercapainya kesejahteraan sosial bagi masyarakat,” jelas Iqbal.

Menurut Iqbal, Karang Taruna adalah organisasi mitra pemerintah yang mestinya hadir dalam setiap momentum, mengirim para pemudanya untuk andil dalam setiap pembangunan.

“Sayangnya, saat ini persoalan kaderisasi nampaknya menjadi masalah besar yang mengakibatkan tidak adanya regenarasi kaum muda untuk menempati pos-pos kepengurusannya. hal tersebut bisa di sebabkan oleh rasa apatis dari pemudanya itu sendiri, ataupun bisa saja karena yang tua tidak mau turun tahta,” tegas Iqbal.

“Fenomena ini banyak terjadi, khususnya di ranah terbawah tingkat rating ata desa/kelurahan yang masih banyak para pengurus tidak masuk pada ketentuan usia kepemudaan. Dengan adanya Temu Karya Kabupaten Sukabumi, saya berharap agar siapapun kandidat yang akan menjadi pimpinan Karang Taruna tingkat kabupaten, nantinya bisa berkomitmen untuk fokus mengurusi persoalan kaderisasi,” pungkas Iqbal.

Setali tiga uang disampaikan Ketua Himpunan Mahasiswa Palabuhanratu (Himapa) Ahmad Rafi Setiawan. Pemuda asal Kecamatan Simpenan yang aktif di bidang keorganisasian dan literasi ini menilai semestinya Karang Taruna bisa menjadi wadah pengembangan generasi muda.

“Karang Taruna harusnya tumbuh atas dasar kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat khususnya generasi muda. Dalam AD/ART juga semua sudah tercantum. Namun saat ini kondisinya sangat bertolak belakang. Sangat jauh dari AD/ART,” kata Rafi.

Ia juga melihat Karang Taruna Kabupaten Sukabumi hari ini sudah terninabobokan, pandemi Covid-19 jadi tameng untuk menutupi kerjanya yang monoton, tidak ada dampak positifnya untuk masyarakat.

“Padahal lihat di desa, Karang Taruna cenderung aktif. Saya pikir harusnya Karang Taruna di masa pandemi ini lebih aktif lagi, jadi agent of solution, sehingga kematangan dan kreativitas pemuda terus bisa digali. Kalau tidak bisa membawa dampak positif untuk masyarakat, lebih baik Karang Taruna bubarkan saja,” ungkap Rafi.

Sementara itu, tokoh pemuda asal Bojonggenteng Dewex Sapta Anugrah menyebut kehadiran Karang Taruna selain jadi wadah para pemuda juga mesti berperan dalam membangun pemberdayaan masyarakat, serta menggali potensi-potensi baik dari tingkat desa hingga tingkat kabupaten.

“Jumlah desa yang begitu luar biasa di Kabupaten Sukabumi tentu memiliki potensi yang berbeda-beda sehingga itu harus dijadikan peluang dalam membangun peradaban yang dimulai dari tingkat desa, sehingga adanya Karang Taruna ini harus memberikan dampak positif bagi masyarakat desa terutama para pemuda yang tersebar di desa-desa,” kata Dewex.

Menurutnya, kehadiran Karang Taruna juga harus bisa menjadi salah satu upaya pengentasan kemiskinan yang tersebar di berbagai desa.

“Bila kita melihat bagaimana China mampu berkembang dalam berbagai sektor hari ini, karena mereka pernah melakukan upaya revolusi budaya yang berangkat pada kultur masyarakat China pada tahun 19-an melalui kegigihan Mao Tze Tzung dalam membangkitkan kesadaran masyarakat desa untuk terlibat dalam pembangunan China kala itu, dan lihat bagaimana efek domino atas hal itu,” kata Dewex.

“Hari ini kita melihat China mampu menjadi negara adikuasa kedua di dunia setelah Amerika dan tidak menutup kemungkinan China mampu menguasai dunia ke depan dengan berbagai kemampuan diplomasi politik-nya. Dan bagaimana keterhubungan di atas dengan Karang Taruna, maka ada satu interpretasi yang bisa juga dilakukan dalam membangun desa kedepan melalui kelembagaan Karang Taruna ini melalui desa dan potensi pemuda pemuda desa yang ada di wilayah,” tambahnya.

Terlebih, masih kata Dewex, hajatan besar Karang Taruna Kabupaten Sukabumi ke depan di warnai oleh nama-nama pemuda Sukabumi yang secara kemampuan memiliki nilai plus-minusnya masing-masing.

“Sehingga saya berharap kelima calon tersebut mampu melihat bagaimana persoalan yang dihadapi masyarakat desa terutama pemuda desa di wilayahnya ini mampu diselesaikan dalam praktiknya kedepan sehingga desa dan pemudanya merupakan spektrum kekuatan baru dalam membangun Indonesia.

Dewex pun berharap ke depan Karang Taruna harus menjadi lembaga yang benar secara eksistensinya, sehingga keberadaan Karang Taruna ini benar-benar dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat terutama pemuda desa.

“Karena secara aturan Karang Taruna ini jelas tugas dan fungsinya, jadi saya berharap Karang Taruna ini tidak hanya menjadi nama tanpa kinerja, tetapi harus memberikan kinerja yang serius untuk turut serta menyelesaikan persoalan yg ada di desa,” pungkas Dewex.

Konten Lainnya

Content TAGS

Konten Populer