Nasib Warga Sukabumi Saat Ini: Gaji Rendah, Jajan Naik, Utang Numpuk

- Redaksi

Minggu, 19 November 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Perampasan motor milik seorang sopir ojol oleh seorang debt collector di Jalan Meruya Ilir I Istimewa

Perampasan motor milik seorang sopir ojol oleh seorang debt collector di Jalan Meruya Ilir I Istimewa

sukabumiheadline.com l Penemuan mayat wanita berinisial RS mengegerkan warga Lembursitu, Kota Sukabumi, Jawa Barat. Wanita malang berusia 35 tahun yang bekerja sebagai pegawai bank keliling (Koperasi Simpan Pinjam) itu ditemukan membusuk di atas bebatuan Sungai Cipelang, Sabtu (18/11/2023).

Sementara polisi melakukan penyelidikan kematian RS, warga menduga wanita malang itu dibunuh oleh nasabahnya dipicu masalah utang piutang. Baca lengkap: Mayat Wanita Pegawai Bank Keliling Membusuk di Sungai Cipelang Sukabumi

Kasus kematian RS tentunya merupakan potret kondisi perekonomian sebagian warga Sukabumi, Jawa Barat saat ini. Jika benar kematian RS karena ulah nasabahnya yang kalap karena sudah tidak mampu membayar utang, tentu sangat mengkhawatirkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut Ekonom senior, Chatib Basri, tren kenaikan suku bunga mulai masuk ke Indonesia, setelah Bank Indonesia (BI) menaikkan bunga acuan BI-7 day reverse repo rate sebesar 25 basis points menjadi 6% sejak 19 Oktober 2023 lalu.

Berita Terkait: Industri Garmen Sukabumi Terancam Bangkrut Imbas Predatory Pricing Social Commerce

Kondisi tersebut, menurut mantan Menteri Keuangan itu berpotensi membuat laju pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi melambat.

Chatib Basri menjelaskan, kenaikan suku bunga acuan tentu akan mengerek bunga kredit masyarakat. Membuat beban pengeluaran atau belanja semakin tinggi di tengah stagnannya pendapatan masyarakat.

“Pasti lebih mahal. Sementara wallet kamu kan tetap, duit tabungan tetap. Kalau beban dari household-nya naik, maka akibatnya apa, konsumsinya akan slow down,” kata Chatib dilansir cnbcndonesia.com, dikutip Ahad (19/11/2023).

Baca Juga :  Warga Sukabumi wajib waspada! Ini daftar 654 Pinjol Ilegal terbaru dari OJK modus salah transfer

Ditambahkan Chatib Basri, menurunnya geliat konsumsi masyarakat sebetulnya mulai tercermin dari melemahnya indeks keyakinan konsumen (IKK) pada September 2023. Pada bulan itu, IKK yang dirilis BI secara rutin berada di level 121,7 atau turun dari catatan angka indeks pada Agustus 2023 di level 125,2.

Namun, data IKK terakhir itu masih masuk ke level optimis karena angka indeks di atas level 100. Seiring dengan itu, rasio tabungan seluruh kelompok pengeluaran, mulai dari yang bergaji tinggi hingga pas-pasan seluruhnya berkurang.

Menurut catatan BI, kelompok pengeluaran di atas Rp5 juta rasio tabungannya telah turun dari 18,6 menjadi 18,3. Penurunan terdalam kelompok pengeluaran Rp4,1-5 juta dari 17,9 menjadi 16,6, dan kelompok Rp1-2 juta turun dari 15,5 ke 15,1.

Fenomena ini menurut Chatib telah menandakan adanya implikasi dari beban suku bunga terhadap tabungan masyarakat.

“Artinya, mereka tetap mempertahankan konsumsi, namun dengan mengambil porsi tabungan ataupun mengambil utang baru,” kata dia.

“Jadi kalau kemudian orang mempertahankan konsumsi sayangnya turun dia udah mulai mantab, makan tabungan. Atau opsi lain adalah kalau yang kelas menengah, credit card tuh nanti naik. Dia akan belanja tapi belanjanya melalui utang,” tutur Chatib.

Baca Juga :  Ortu Tak Bisa Bayar Utang, Gadis Ini Menikah dengan Kades

Di sisi lain, survei perbankan BI per kuartal III-2023 pun mencatat adanya peningkatan penyaluran kredit konsumsi pada periode itu mencapai 91,2%, naik dari kuartal II-2023 sebesar 85,3%.

“Konsumsinya naik, sementara pendapatannya tetap, berarti yang dia lakuin apa, dia makan tabungan kan. Nah kalau dia makan tabungan seberapa lama akan tahan. Pilihannya cuma dua, dia ngutang atau nanti setelah quarter ke depan, konsumsinya akan turun,” ujar Chatib.

Kendati begitu, Kepala Ekonom Bank Syariah Indonesia (BSI) Banjaran Surya Indrastomo menilai, tren suku bunga tinggi ini tidak langsung berdampak pada golongan masyarakat bawah, mengingat pemerintah dan Bank Indonesia masih mampu mengendalikan inflasi di kisaran sasara 2-4%.

“Namun, dampak perlambatan ekonomi di jangka panjang akibat dari suku bunga yang tinggi, dapat memengaruhi spending mereka melalui peningkatan saving bagi masyarakat menengah ke atas yang membuat tertahannya perkembangan sektor riil, sehingga transaksi dan multiplier ke masyarakat bawah juga menurun,” jelasnya.

Diberitakan sukabumiheadline.com sebelumnya, gelombang PHK buruh dan pabrik yang bangkrut di Sukabumi terus berlanjut. Terbaru, ribuan buruh sebuah pabrik garmen mengalami nasib serupa. Baca lengkap: Belasan Pabrik di Sukabumi Bangkrut dan Relokasi ke Jawa Tengah, Ini Biang Keroknya

Kali ini, PT Manito World, salah satu pabrik garmen di Sukabumi menutup pabriknya imbas krisis global. Alhasil, ribuan buruhnya harus menelan pil pahit karena terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Baca lengkap: Ngeri, Sebab Krisis Ekonomi Global 24 Ribu Buruh di Sukabumi Dirumahkan

Berita Terkait

Harta dan profil Purbaya Yudhi Sadewa: Menteri keuangan ke-30, urang Sunda yang ceplas-ceplos
Grup Sinarmas garap proyek geothermal, satu di Sukabumi nilai investasi Rp3,2 T
Punya skill di luar nalar, begini cara tuna netra di Sukabumi penuhi kebutuhan hidup
Selamat, tunjangan profesi guru non PNS naik jadi Rp2 juta per bulan
CSIS: Ekonomi sulit dan rakyat terluka picu demonstrasi
Wali Kota Sukabumi pajaki UMKM 5% dengan PB1, aktivis: dicekik pusat dan daerah
Syahrini jadi artis terkaya ke-4 di Indonesia, intip sumber duit dan masa kecil wanita Sukabumi ini
Beda dengan Ahmad Sahroni, pria asal Sukabumi ini terusir ke Singapura dan jadi miliarder

Berita Terkait

Minggu, 14 September 2025 - 18:55 WIB

Harta dan profil Purbaya Yudhi Sadewa: Menteri keuangan ke-30, urang Sunda yang ceplas-ceplos

Rabu, 10 September 2025 - 17:21 WIB

Grup Sinarmas garap proyek geothermal, satu di Sukabumi nilai investasi Rp3,2 T

Rabu, 10 September 2025 - 02:04 WIB

Punya skill di luar nalar, begini cara tuna netra di Sukabumi penuhi kebutuhan hidup

Kamis, 4 September 2025 - 15:36 WIB

Selamat, tunjangan profesi guru non PNS naik jadi Rp2 juta per bulan

Rabu, 3 September 2025 - 10:00 WIB

CSIS: Ekonomi sulit dan rakyat terluka picu demonstrasi

Berita Terbaru

Kantor PLTA Ubrug, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat - Ist

Khazanah

Mengintip interior dan mengenal sejarah PLTA Ubrug Sukabumi

Senin, 15 Sep 2025 - 00:17 WIB