Hukum Cambuk Lebih Simpel, Etnis Tionghoa Nyaman Syariat Islam di Aceh

- Redaksi

Minggu, 6 Februari 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Warga Tionghoa Aceh saat memberikan bantuan sembako. l Istimewa

Warga Tionghoa Aceh saat memberikan bantuan sembako. l Istimewa

SUKABUMIHEADLINES.com I Warga keturunan China mengaku nyaman tinggal di Aceh meskipun Provinsi Serambi Mekah itu menerapkan syariat Islam. Hal itu diungkapkan Ketua Yayasan Hakka Aceh Kho Khie Siong dikutip dari kanal YouTube Antara Aceh.

Dalam podcast bersama Perum LKBN Antara Biro Aceh dalam rangka perayaan Imlek 2022 tersebut, Kho Kie Siong menyatakan, mayoritas warga keturunan China di Aceh merasa senang dan nyaman dengan penerapan syariat Islam.

“Masyarakat (China) di Aceh lebih senang dengan hukum cambuk karena dianggap lebih simpel, tidak perlu menjalani hukuman penjara, apalagi yang berbisnis,” kata pria yang akrab dipanggil Aky itu, Kamis (3/2/2022).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Aky juga menyampaikan, kehidupan masyarakat Aceh dengan warga China selalu terbuka. Bahkan, ia dari Yayasan Hakka juga terus memberi ruang komunikasi sehingga tidak ada batasan satu sama lain. “Kami juga bisa bermanfaat kepada saudara kita di Aceh, bisa berteman, berinteraksi dengan semua, tidak ada batasan satu sama lain,” ujarnya.

Baca Juga :  Ditangkap TNI, Penyusup dari China Curi Emas di Papua

Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari di tengah penerapan syariat Islam, kata Aky, mereka tidak mendapatkan kendala khusus, malah sebaliknya merasakan toleransi yang cukup tinggi dari masyarakat Aceh.

“Kita angkat jempol kepada masyarakat Aceh dalam kerukunan hidup umat beragama ini. Seumur hidup saya di Aceh belum pernah ada konflik beragama yang terjadi. Tapi kalaupun ada itu terkadang diprovokasi,” katanya.

Dikemukakan Aky, Yayasan Hakka Aceh atau secara umum warga China terus melakukan gerakan untuk mengurangi atau mencegah upaya provokasi terhadap hal-hal yang bersifat negatif. Selain itu, dalam melaksanakan ibadah mereka juga merasakan kenyamanan dan tidak ada gangguan.

Baca Juga :  Profil Noe Letto, Anak Cak Nun Ucap Syahadat Setelah Atheis: Baru Tahu Artinya

Mereka malah mendapatkan dukungan yang baik, termasuk perayaan budaya di tempat ibadah. “Bahkan perayaan kita juga banyak dikunjungi Muslim, mereka ingin tahu juga bagaimana melakukan syukuran seperti perayaan Imlek ini,” ujarnya.

Aky juga menyampaikan, selama pandemi Covid-19 banyak melaksanakan kegiatan sosial kemasyarakatan, seperti membagikan bantuan alat pelindung diri (APD), bantuan beras, hingga paket sembako saat Ramadhan, warung makanan murah hingga membagikan sembako.

Namun, perayaan imlek tahun harimau air ini tidak dilaksanakan megah seperti sebelumnya dengan penampilan barongsai karena masih dalam kondisi pandemi Covid-19.

“Kalau kita buat barongsai akan membuat kerumunan. Tapi dengan berkurangnya itu lebih punya waktu untuk bersilaturahim dengan keluarga,” kata Kho Kie Siong.

Berita Terkait

Dikenal sebagai Geng 9 Naga, Tomy Winata akan bangun wilayah terisolir di Sukabumi
Respons Dewan Pers soal maraknya wartawan bodrek peras pejabat
Tebus tunggakan ijazah, Pemprov Jawa Barat gelontorkan Rp600 miliar
RI siapkan 20.000 ha lahan pertanian beras-tomat khusus buat Palestina
Tolak usul pemekaran Jawa Barat jadi 5 provinsi, Dedi Mulyadi: Tak realistis!
Sukabumi 20, Pemprov Jawa Barat tutup 118 tambang ilegal
Wacana penambahan kecamatan di Kota Sukabumi, ini pernyataan resmi Sekda Jawa Barat
Jurnalis senior Wina Armada tutup usia, cicit pejuang asal Sukabumi

Berita Terkait

Kamis, 10 Juli 2025 - 15:58 WIB

Dikenal sebagai Geng 9 Naga, Tomy Winata akan bangun wilayah terisolir di Sukabumi

Selasa, 8 Juli 2025 - 18:29 WIB

Respons Dewan Pers soal maraknya wartawan bodrek peras pejabat

Selasa, 8 Juli 2025 - 10:00 WIB

Tebus tunggakan ijazah, Pemprov Jawa Barat gelontorkan Rp600 miliar

Selasa, 8 Juli 2025 - 01:03 WIB

RI siapkan 20.000 ha lahan pertanian beras-tomat khusus buat Palestina

Minggu, 6 Juli 2025 - 14:49 WIB

Tolak usul pemekaran Jawa Barat jadi 5 provinsi, Dedi Mulyadi: Tak realistis!

Berita Terbaru

Penampakan luar Situs Bunker Waluran Sukabumi - Ist

Wisata

Mengintip interior Situs Bunker Waluran Sukabumi

Sabtu, 12 Jul 2025 - 02:02 WIB

DPRD Kabupaten Sukabumi gelar raker bahas Raperda RPJMD - Setwan DPRD Kabupaten Sukabumi

Legislatif

DPRD Kabupaten Sukabumi gelar raker bahas Raperda RPJMD

Jumat, 11 Jul 2025 - 18:21 WIB