22.2 C
Sukabumi
Kamis, April 25, 2024

Suzuki SUI 125 Meluncur, Spesifikasi Vespa Banget Harga Terjangkau

sukabumiheadline.com l Skutik modern Suzuki Vespa SUI...

Thrust Defender 125, Motor Matic Maxi Bikin Yamaha XMAX Ketar-ketir, Cek Harganya

sukabumiheadline.com l Thrust Defender 125, diprediksi bakal...

Desain Ala Skuter Retro, Intip Spesifikasi dan Harga Suzuki Saluto 125

sukabumiheadline.com l Di belahan dunia lain, Suzuki...

Hukum Cambuk Lebih Simpel, Etnis Tionghoa Nyaman Syariat Islam di Aceh

NasionalHukum Cambuk Lebih Simpel, Etnis Tionghoa Nyaman Syariat Islam di Aceh

SUKABUMIHEADLINES.com I Warga keturunan China mengaku nyaman tinggal di Aceh meskipun Provinsi Serambi Mekah itu menerapkan syariat Islam. Hal itu diungkapkan Ketua Yayasan Hakka Aceh Kho Khie Siong dikutip dari kanal YouTube Antara Aceh.

Dalam podcast bersama Perum LKBN Antara Biro Aceh dalam rangka perayaan Imlek 2022 tersebut, Kho Kie Siong menyatakan, mayoritas warga keturunan China di Aceh merasa senang dan nyaman dengan penerapan syariat Islam.

“Masyarakat (China) di Aceh lebih senang dengan hukum cambuk karena dianggap lebih simpel, tidak perlu menjalani hukuman penjara, apalagi yang berbisnis,” kata pria yang akrab dipanggil Aky itu, Kamis (3/2/2022).

Aky juga menyampaikan, kehidupan masyarakat Aceh dengan warga China selalu terbuka. Bahkan, ia dari Yayasan Hakka juga terus memberi ruang komunikasi sehingga tidak ada batasan satu sama lain. “Kami juga bisa bermanfaat kepada saudara kita di Aceh, bisa berteman, berinteraksi dengan semua, tidak ada batasan satu sama lain,” ujarnya.

Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari di tengah penerapan syariat Islam, kata Aky, mereka tidak mendapatkan kendala khusus, malah sebaliknya merasakan toleransi yang cukup tinggi dari masyarakat Aceh.

“Kita angkat jempol kepada masyarakat Aceh dalam kerukunan hidup umat beragama ini. Seumur hidup saya di Aceh belum pernah ada konflik beragama yang terjadi. Tapi kalaupun ada itu terkadang diprovokasi,” katanya.

Dikemukakan Aky, Yayasan Hakka Aceh atau secara umum warga China terus melakukan gerakan untuk mengurangi atau mencegah upaya provokasi terhadap hal-hal yang bersifat negatif. Selain itu, dalam melaksanakan ibadah mereka juga merasakan kenyamanan dan tidak ada gangguan.

Mereka malah mendapatkan dukungan yang baik, termasuk perayaan budaya di tempat ibadah. “Bahkan perayaan kita juga banyak dikunjungi Muslim, mereka ingin tahu juga bagaimana melakukan syukuran seperti perayaan Imlek ini,” ujarnya.

Aky juga menyampaikan, selama pandemi Covid-19 banyak melaksanakan kegiatan sosial kemasyarakatan, seperti membagikan bantuan alat pelindung diri (APD), bantuan beras, hingga paket sembako saat Ramadhan, warung makanan murah hingga membagikan sembako.

Namun, perayaan imlek tahun harimau air ini tidak dilaksanakan megah seperti sebelumnya dengan penampilan barongsai karena masih dalam kondisi pandemi Covid-19.

“Kalau kita buat barongsai akan membuat kerumunan. Tapi dengan berkurangnya itu lebih punya waktu untuk bersilaturahim dengan keluarga,” kata Kho Kie Siong.

Konten Lainnya

Content TAGS

Konten Populer