29.8 C
Sukabumi
Minggu, Juni 16, 2024

Thrust Defender 125, Motor Matic Maxi Bikin Yamaha XMAX Ketar-ketir, Cek Harganya

sukabumiheadline.com l Thrust Defender 125, diprediksi bakal...

Yakin Wanita Sukabumi Tak Minat Beli Yamaha QBIX 125? Intip Spesifikasi dan Harganya

sukabumiheadline.com l Yamaha QBIX 125 telah mengaspal...

Smartphone dengan Peforma Mewah, Spesifikasi Xiaomi 13T Dilengkapi Kamera Leica

sukabumiheadline.com - Xiaomi selalu menjadi incaran bagi...

Mengenal sosok Haji Rasul, pemikir Islam moderat diasingkan ke Sukabumi bersama 2 putranya

KhazanahMengenal sosok Haji Rasul, pemikir Islam moderat diasingkan ke Sukabumi bersama 2 putranya

sukabumiheadline.com – Syeikh Abdul Karim Amrullah (Muhammad Rasul) lahir pada 10 Februari 1879 dan wafat pada 2 Juni 1945. Pria yang populer dipanggil Haji Rasul ini adalah ulama terkemuka sekaligus seorang reformis asal Minangkabau, Sumatra Barat.

Dimuat dari VOI, ayah dari Buya Hamka ini sejak kecil telah mendalami ilmu Islam. Karena itulah dirinya kepincut untuk belajar agama ke Arab Saudi (Mekah dan Madinah). Di Tanah Suci, Haji Rasul berguru kepada Syeikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi.

Pada 1906, Haji Rasul baru kembali ke tanah air dan mengajar di berbagai pesantren di Sumatra Barat. Karena terjun ke dunia pesantren ini, jiwa prihatin dari Haji Rasul bangkit melihat penderitaan rakyat yang sulit mendapat pendidikan.

“Dia pun berjuang lewat jalur pendidikan untuk mencerdaskan kaum muda di Minangkabau,” tulis laman tersebut.

Bergaul dengan pejuang 

Karena perjuangannya itu membuat Haji Rasul banyak bertemu dengan tokoh besar Islam lainnya, seperti pendiri Muhammadiyah, KH. Ahmad Dahlan hingga H.O.S Tjokroaminoto. Pertemuan ini membuatnha mantap melanggengkan perjuangan melalui pendidikan.

Kedekatan dengan Ahmad Dahlan, membuat Haji Rasul berjuang untuk mengembangkan Muhammadiyah di Minangkabau. Kepemimpinan itu membuat nama Haji Rasul kesohor sebagai intelektual Muslim di seantero negeri.

“Di tahun-tahun awal abad ke 20, tiga orang murid Syekh Ahmad Chatib di Mekah – Syekh Abdul Karim Amrullah (Haji Rasul) Haji Abdullah Ahmad, dan Syekh Mohd Djamil Djambek – mempelopori penyebaran ajaran Islam modern kita ketiganya kembali ke kampung halaman.

Namun demikian, sejalan dengan pandangan gurunya, meskipun mereka banyak mengambil ajaran dari pembaharu Islam asal Mesir, Muhammad Abduh,” terang Audrey R Kahin dalam Dari Pemberontakan ke Integrasi Sumatra Barat dan Politik Indonesia (1926-1998) (2005).

Haji Rasul kemudian aktif memberikan pengajian nasihat dan fatwa sehingga banyak muncul pengikut. Tetapi dirinya menolak dikaitkan dengan gerakan politik. Karena menyebut gebrakannya sebagai dakwah.

Diasingkan ke Sukabumi

Karena gerakan Haji Rasul itu, membuat Pemerintah Belanda resah, sehingga menerapkan ordonansi sekolah liar. Hal itu menjadikan tidak sembarang orang bisa memberikan pendidikan.

“Begitu pula para pengajarnya, Belanda khawatir sekolah yang digelar Haji Rasul jadi gudangnya subversi,” paparnya.

Tetapi Haji Rasul menentang hukum ordonansi sekolah liar tersebut dengan mengumpulkan dua ribu ulama di Bukit Tinggi pada 1828 untuk menentang Belanda secara terang-terangan.

Alhasil, perlawanan Haji Rasul tersebut membuatnya diasingkan ke Sukabumi, Jawa Barat.

Mengutip James R Rush dalam Adicerita Hamka, proses penangkapan dari Haji Rasul oleh Pemerintah Hindia Belanda kala itu menuai protes dari kalangan pers dan Volksraad. Namun, Pemerintah Hindia Belanda kukuh dengan keputusan, membuang Haji Rasul ke Sukabumi.

“Alasan Belanda adalah kekuasaan pemerintah yang sah dan hukum-hukum adat tidak dapat dijalankan lagi di negeri yang beliau duduki. Hamka yang sedang menghadiri konferensi Muhammadiyah di Aceh mendengar berita pembuangan ayahnya di radio,” jelas James.

Untuk informasi, sebelum Haji Rasul, putranya yang bernama  Abdul Malik Karim Amrullah atau Buya Hamka, telah lebih dulu diasingkan ke Sukabumi. Baca lengkap: Kisah Buya Hamka ditahan di Sukabumi, menulis buku Hanya Allah hingga ingin bunuh diri

Setelah itu, Haji Rasul yang merupakan pendiri Sumatera Thawalib, sebuah sekolah Islam modern pertama di Indonesia kemudian turut diasingkan ke Sukabumi.

Alasan pemerintah Hindia Belanda mengasingkan Haji Rasul, adalah karena aktivitasnya  sebagai tokoh Muhammadiyah di Sumatera Barat membuat penfuasa gerah. Walhasil dengan tuduhan subversif, Belanda akhirnya memutuskan untuk mengasingkannya Haji Rasul ke Sukabumi pada 8 Agustus 1941.

Informasi dihimpun, Haji Rasul diasingkan ke Sukabumi bersama dengan istrinya Dariyah dan anaknya Abdul Wadud Karim Amrullah alias AWKA.

Diberitakan sebelumnya, Abdul Wadud Karim Amrullah kemudian berganti nama menjadi Willy Amrull setelah murtad dan memeluk Kristen. Baca lengkap: Perjalanan hidup AWKA, adik Buya Hamka ditahan di Sukabumi lalu murtad dan jadi pendeta

Konten Lainnya

Content TAGS

Konten Populer