26.6 C
Sukabumi
Selasa, April 30, 2024

Cek Harga Vivo V30 Pro, Mirip iPhone Versi Murah dengan Fitur Menarik

sukabumiheadline.com l Pemberitaan tentang kehadiran Vivo V30...

Terungkap, Ada AlQuran Saat Proklamasi Kemerdekaan Amerika Serikat

InternasionalTerungkap, Ada AlQuran Saat Proklamasi Kemerdekaan Amerika Serikat

sukabumiheadline.com l Tepat pada 4 Juli 1776, atau 247 tahun lalu, Amerika Serikat (AS) resmi memproklamirkan kemerdekaan dari kolonialisme Inggris. Seluruh 13 koloni menuangkan pernyataan itu dalam teks panjang berjudul “Declaration of Independence“.

Seperti halnya di Indonesia, teks yang menentukan arah sejarah Amerika itu dibuat oleh para intelektual dan bapak bangsa. Antara lain John Adams, Benjamin Franklin, Roger Sherman, Robert Livingston, dan Thomas Jefferson.

Khusus yang terakhir, namanya mendapat tempat tersendiri. Sebab selama ratusan tahun, publik terlanjur mempercayai bahwa penulis naskah proklamasi itu adalah Thomas Jefferson karena jasanya yang paling besar, meski setelah dilakukan pencatatan ulang ia pun mengerjakan itu bersama yang lain.

Terlepas dari pembahasan tersebut, belum banyak orang tahu kalau Jefferson disebut menaruh nilai-nilai ke-Islaman dan AlQuran dalam teks kemerdekaan AS.

Momen menjelang kemerdekaan Amerika Serikat. l Istimewa

Hal itu diungkapkan Peter Manseau di Smithsonian Magazine, Jefferson menjadi intelektual awal AS yang berkenalan dengan AlQuran. Dia mengenal kitab suci umat Muslim itu saat berkuliah hukum di The College of Willam and Mary.

Disebutkan, Jefferson membeli salinan AlQuran terjemahan George Sale tahun 1734 di salah satu toko buku di Virginia pada 1765. Ini terjadi 11 tahun sebelum proklamasi.

Menurut Denise A. Spelberg di The Conversation, pembelian tersebut merupakan simbol dari hubungan historis yang lebih panjang antara dunia Amerika dan Islam, dan pandangan yang lebih inklusif tentang pandangan pluralisme agama awal yang kuat. Pandangan pluralisme agama ini juga dipelajari olehnya dengan banyak membaca ajaran agama lain dari perspektif keagamaan atau teologi.

Melalui pemahamannya itu, Jefferson sudah memikirkan jika wilayahnya merdeka kelak, harus difungsikan menjadi wadah pemersatu bagi kelompok kepercayaan atau agama apapun. Tidak bisa hanya merangkul umat Kristiani saja, tetapi juga agama lain, termasuk Islam.

Spelberg, peneliti sejarah dan studi Timur Tengah dari Universitas Texas, menuangkan relasi antara Jefferson, Islam, dan Deklarasi Kemerdekaan AS dalam buku berjudul Thomas Jefferson’s Quran: Islam and the Founders (2013).

Argumen utama buku itu adalah fakta bahwa Jefferson menuangkan nilai-nilai Islam saat menyusun teks proklamasi dan regulasi-regulasi yang ada. Berkat pemahaman terhadap Islam yang kala itu dianut oleh beberapa budak, Jefferson punya pemikiran universal soal agama dan kebebasan beragama.

Jadi, dalam teks proklamasi AS yang diotaki oleh Jefferson pun tidak memihak satu agama tertentu. Begitu pula ketika menyusun konstitusi untuk tanah kelahirannya Virginia.

Jefferson juga memikirkan soal Islam dan agama minoritas lain di konstitusi tersebut. Mengutip paparan Spelberg, pemikiran itu dia tuangkan dalam pernyataan bahwa “hak-hak sipil Anda tidak bergantung pada pendapat agama kami”.

“Dengan ini dia bermaksud bahwa kebebasan beragama dan persamaan politik tidak akan secara eksklusif dimiliki Kristen. Dengan mendefinisikan Muslim sebagai warga negara masa depan di abad ke-18, bersama dengan penduduk minoritas Yahudi, Jefferson memperluas ruang lingkup legislatif ‘universal’ untuk mencakup setiap agama,” tulis Spelberg.

Meski menganut nilai-nilai Islam, Spelberg tak berbeda dengan orang kulit putih lain. Dia pada akhirnya melupakan ajaran Islam tentang kesetaraan karena masih bersifat rasis dengan membedakan orang kulit putih dengan kulit hitam, di mana ia-dimuat Time– masih mempunyai 600 budak hingga akhir hayat.

Kendati demikian, terlepas dari kontroversi yang menyelimuti Presiden AS ke-3 itu, terdapat fakta bahwa Jefferson sudah menempatkan Islam setara dengan agama-agama lain. Ini menjadi pelajaran sejarah penting karena di AS masa kini, Islam kerap dipandang sebelah mata karena dalam perspektif AS berkaitan dengan gerakan radikalisme.

Konten Lainnya

Content TAGS

Konten Populer