22.6 C
Sukabumi
Sabtu, April 27, 2024

Paman Anwar Usman langgar etik lagi, MKMK kembali beri sanksi

sukabumiheadline.com - Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK)...

Thrust Defender 125, Motor Matic Maxi Bikin Yamaha XMAX Ketar-ketir, Cek Harganya

sukabumiheadline.com l Thrust Defender 125, diprediksi bakal...

Vivo V40 SE 5G dirilis, layar AMOLED super kamera dewa, cek harganya

sukabumiheadline.com - Perangkat teknologi terbaru dari Vivo,...

Sikah, Lansia Sebatang Kara Hidup dari Mungut Biji Pala di Parakansalak Sukabumi

SukabumiSikah, Lansia Sebatang Kara Hidup dari Mungut Biji Pala di Parakansalak Sukabumi

SUKABUMIHEADLINE.com l PARAKANSALAK – Kisah pilu seorang wanita lansia di Kecamatan Parakansalak, Kabupaten Sukabumi, hidup sebatang kara. Karena tak ingin menyusahkan keluarganya, Mak Sikah, tinggal di rumah peninggalan orangtuanya di Desa Bojongasih, Kecamatan Parakansalak, Kabupaten Sukabumi.

Usianya sudah renta, Mak Sikah yang tidak memiliki KTP itu mengaku lupa usianya sendiri. Namun, tetangga-tetangganya memperkirakan usia Mak Sikah sekira 75-80 tahun.

Mak Sikah hidup sebatang kara semenjak ditinggal suami anaknya yang entah di mana. Ia ditinggal sendiri, dan puluhan tahun hidup sebatang kara dalam keterbatasan.

Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, Mak Sikah biasa memungut biji buah pala yang jatuh dari pohon. Buah pala tersebut, kemudian ia kumpulkan bijinya untuk dijual ke pengepul. Hal itu dilakukannya setiap hari, meskipun untuk memenuhi kebutuhan makan sekali pun kadang tidak mencukupi.

“Ingin hidup mandiri, dengan mencari biji pala, hasilnya dijual untuk kebutuhan sehari-hari, seperti membeli lauk pauk,” kata Mak Sikah kepada sukabumiheadline.com dalam bahasa Sunda, Kamis (10/2/2022).

Karena lebih sering tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan makan, Mak Sikah sering kali mendapat bantuan dari tetangga-tetangganya.

Nenek malang ini sebenarnya memiliki keluarga dekat, seorang keponakannya yang tinggal tidak jauh dari tempat tinggalnya. Namun, karena tidak ingin merepotkan keluarganya, Mak Sikah memilih hidup sendiri.

“Sudah puluhan tahun tinggal di sini, tidak mau menyusahkan banyak orang,“ katanya.

Di dalam rumahnya hanya ada satu Kasur dan satu bantal kapuk lusuh. Tidak ada satupun lemari untuk menyimpan pakaian, karenanya ia menyimpan pakaiannya di dalam karung.

“Ya begini, seadanya, yang penting bisa tidur. Bersyukur aja, alhamdulillah,” kata Mak Sikah mengakhiri perbincangan.

Konten Lainnya

Content TAGS

Konten Populer