28.1 C
Sukabumi
Sabtu, April 27, 2024

Ternyata Ini Penyebab Ledakan Tabung CNG di Cibadak Sukabumi, Kepsek SD Korban Tewas

sukabumiheadline.com l Peristiwa pilu meledaknya tabung gas...

BF Angela, motor listrik cantik dari Goodrich dijual dengan harga terjangkau

sukabumiheadline.com - Kian banyak sepeda motor listrik...

Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Nusa Putra Sukabumi Ubah Puntung Rokok Jadi Beton Ringan

LIPSUSMahasiswa Teknik Sipil Universitas Nusa Putra Sukabumi Ubah Puntung Rokok Jadi Beton Ringan

sukabumiheadline.com l CISAAT – Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Nusa Putra Rakha Farhan Sunarlan, pada September 2020 lalu, berhasil mengubah puntung rokok dan ranting menjadi material beton. Inovasi tersebut diungkap Ketua Program Studi (Prodi) Teknik Sipil Paikun, ST.,MT.,IPM..

“Dalam ilmu teknik sipil inovasi sangat dibutuhkan, salah satu inovasinya yaitu pengganti agregat kasar berupa pemanfaatan limbah yang berasal dari ranting pohon dan puntung rokok,“ jelas Paikun kepada sukabumiheadline.com, Ahad (12/12/2021).

Ia menambahkan, dalam penelitiannya, menggunakan metode eksperimen. Penggunaan puntung rokok dan ranting pohon dalam campuran beton dengen persentase 25%, 50%, dan 100%. Dengan ukuran 15 cm x 15 cm x 15 cm.

“Pengujian kuat tekan beton dilakukan pada saat beton berumur 7 hari, 21 hari dan 28 hari. Pada penelitian ini digunakan bahan tambah yaitu Masterpel dengan kadar satu mililiter per 0,003375 meter kubik, hal ini bertujuan untuk ekperimental apakah mutu beton akan semakin baik atau sebaliknya,“ ungkapnya.

Beton sendiri, menurutnya, merupakan konstruksi yang digunakan dalam teknik sipil baik gedung, jembatan, maupun bangunan air. Peranan berat beton pada bangunan tinggi sangat dominan karena semakin besar berat struktur maka semakin besar pula gaya gempa yang bekerja pada bangunan tersebut, sehingga diperlukan dimensi pondasi atau kuat tekan rencana yang besar agar mampu menahan beban struktur.

“Banyak orang menganggap bahwa ranting pohon merupakan barang tak terpakai atau sebatas digunakan untuk kayu bakar saja, sehingga banyak dibiarkan begitu saja. Di sisi lain, konsumen rokok sangat banyak, pada 2008 saja, terdapat sekira 57 juta perokok di Indonesia. Jumlah tersebut meningkat hampir dua kali lipat pada 2020, yakni 91,6 juta. Berangkat dari permasalahan itu, kami membuat inovasi untuk memanfaatkan ranting pohon dan limbah puntung rokok menjadi material produktif,“ paparnya.

Ranting pohon dan limbah puntung rokok, jelas Paikun, dipilih sebagai pengganti agregat kasar untuk menghasilkan beton non-struktur. Beton yang berbahan ranting pohon dan puntung rokok ini berat jenisnya jadi ringan dan mudah dibentuk, sehingga kuat tekan betonnya diharapkan memenuhi standar kuat tekan beton ringan non-struktur.

Berita Terkait: Dosen Teknik Sipil Universitas Nusa Putra: 5 Analisis Fenomena Tanah Bergerak di Sukabumi

Tiga Tahapan Penelitian

Dijelaskan Paikun lebih jauh, penelitian dilakukan dalam tiga tahap, yakni tahap persiapan, pelaksanaan, dan analisis dan pembahasan.

Untuk tahap pertama, adalah pemilihan bahan, dipilih puntung rokok bekas pekerja bangunan. Agregat kasar yang digunakan untuk pembuatan beton normal adalah koral ayak yang dipilih sesuai ukuran puntung rokok dan ranting pohon. Sedangkan, agregat halus yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasir Jebrod.

“Untuk memperoleh karakteristik dari material, sebagai acuan kelayakan material tersebut, digunakan sebagai bahan campuran beton karena kualitas dari material penyusun beton memengaruhi kekuatan beton itu sendiri, yaitu metode SK SNI 03-2834-2000,“ jelasnya.

Adapun, pengujian terhadap puntung rokok dan ranting pohon dilakukan pengujian material terhadap kadar air, dan berat volume. Puntung dan ranting yang digunakan pada penelitian ini diambil secara acak, dan untuk ranting dipotong ukuran 3-5 cm.

Berita Terkait: Jalan di Sukabumi Cepat Rusak, Dosen Teknik Sipil Universitas Nusa Putra Kritisi Penyebabnya

Pengujian Slump, Percetakan Beton dan Kuat Tekan Beton

Pengujian slump pada beton, menurut Paikun, bertujuan menentukan kekentalan adukan beton. “Pengujian slump dilakukan terhadap beton segar, yaitu campuran beton yang baru selesai diaduk dan masih bersifat plastis, serta belum terjadi pengikatan. Metode pengujian slump beton juga dilakukan pada semen yang digunakan,“ tambahnya.

Sedangkan, pengujian dibatasi pada benda uji kubus dengan ukuran 15 cm x 15 cm x 15 cm pada umur 7, 21 dan 28 hari. Adapun, pengujian kekuatan beton menggunakan Compression Testing Machine di Laboratorium Bina Marga untuk mendapatkan nilai kuat tekan benda uji. Pengujian dilakukan pada saat beton mencapai umur 7, 21, 28 hari, di mana sampel untuk masing-masing agregat sebanyak satu sampel benda uji.

Berita Terkait: Ramah Lingkungan, 5 Plus Gedung Kampus Universitas Nusa Putra Sukabumi

Tahap Penelitian, Analisa dan Pembuatan Dinding Beton Precast

Data yang diperoleh dari hasil pengujian di laboratorium dianalisa untuk mendapatkan hubungan antara pengaruh persentase dari puntung rokok, ranting pohon dan bahan tambah terhadap kuat tekan beton.

“Dalam tahap pembuatan dinding beton, hal yang harus dilakukan yaitu pembuatan cetakan untuk beton berukuran 150 x 60 x 5 cm, dibuat menggunakan papan dengan ketebalan 4 milimeter,“ ungkap dia.

Namun, menurut Paikun, sebelum melakukan pembuatan dinding beton pracetak, material-material yang digunakan harus diuji terlebih dahulu. “Pengujian material bertujuan untuk mengetahui mutu material yang digunakan pada campuran beton.“

Hasil Pembuatan Dinding Pagar

Pengujian beton dari material puntung rokok dan ranting pohon tersebut dilakukan pada dinding berukuran 3 × 1,2 meter, dengan ukuran satu beton precast yaitu 1,5 × 0,6 × 0,05 meter. “Jadi untuk membuat dinding ini membutuhkan empat beton precast,“ kata pria yang juga Dosen Teknik Sipil tersebut.

Memenuhi Standar Mutu Beton Ringan

Pengaruh penggunaan ranting pohon dan puntung rokok sebagai pengganti krikil terhadap berat beton pada usia 28 hari, adalah sebesar 2128,59 Kg/m3, 2016,30 Kg/m3, 1587,26 Kg/m3 sedangkan berat beton menggunakan agregat normal sebesar 2229,34 Kg/m3. Sehingga penggunaan ranting pohon dan puntung rokok dapat mengurangi berat beton. Karenanya, berat beton ringan 100% memenuhi standar mutu beton ringan.

Manfaat dari penelitian tersebut, sebut Paikun, merupakan kontribusi kepada pelaku konstruksi dan produsen beton dalam memanfaatkan bahan beton ringan non-struktur menggunakan bahan yang cukup melimpah, dengan biaya relatif murah.

“Pengaruh penggunaan Masterpel pada beton tersebut, mengalami penambahan kuat tekan beton pada beton ringan dari ranting pohon dan puntung rokok 25 persen dan 50 persen. Sedangkan, pada beton normal dari 2,8 persen sampai 18,5 persen. Hal itu berbeda dengan beton ringan ranting pohon dan puntung rokok 100 persen, di mana terjadi pengurangan kuat tekan beton sebesar 11 persen,“ tandas Paikun.

Konten Lainnya

Content TAGS

Konten Populer